Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Januari 2012 -
Baca: Ulangan 20:1-20
"Dengarlah, hai orang Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran
melawan musuhmu; janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah
gentar dan janganlah gemetar karena mereka," Ulangan 20:3
Perjalanan hidup orang percaya yang walaupun berada dalam penyertaan dan pimpinan Tuhan bukanlah mulus tanpa hambatan; justru sebaliknya kita akan menghadapi tantangan dan peperangan yang tidak mudah, bahkan jauh lebih besar. Tertulis: "Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan engkau melihat kuda dan kereta, yakni tentara yang lebih banyak dari padamu,..." (Ulangan 20:1).
Mengapa Tuhan ijinkan hal itu terjadi di dalam kehidupan kita? Karena di balik itu semua Tuhan punya rencana di mana Dia akan memberikan kemenangan yang besar bagi kita. Jadi sesungguhnya rancangan Tuhan atas kita bukan sekedar menyediakan berkat-berkatNya, tetapi Ia juga menghendaki agar kita dapat melihat dan mengalami kemenangan atas permasalahan sebesar apa pun. Perlu dipahami bahwa kemenangan yang gilang-gemilang adalah rancangan Tuhan bagi kehidupan orang percaya: "Tuhan Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai," (Zefanya 3:17).
Mengapa masih banyak anak Tuhan yang belum mengalami kemenangan yang sesungguhnya? Ada hal-hal yang seringkali menjadi penghambat kemenangan kita, salah satunya adalah ketidaksabaran kita menantikan Tuhan. Ketidaksabaran membuat seseorang menyerah di tengah jalan, tidak lagi bertekun dan menjadi tawar hati. Yakobus menasihati, "...petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu," (Yakobus 5:7b-8). Waktu kita bukanlah waktu Tuhan; Dia tahu yang terbaik dan pertolonganNya tidak pernah terlambat. Hal lain adalah karena kita tidak mau membayar harga! Di setiap peperangan selalu ada pengorbanan dan juga air mata. Sudahkah kita berkorban waktu, tenaga dan memberi yang terbaik untuk Tuhan?
Seberat apa pun masalah yang kita hadapi, janganlah takut, "sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu" Ulangan 20:4
Friday, January 6, 2012
Thursday, January 5, 2012
BATU BUANGAN MENJADI BATU PENJURU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Januari 2012 -
Baca: Mazmur 118:1-29
"Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru." Mazmur 118:22
Segala perbuatan Tuhan itu heran dan ajaib. Tidak bisa diukur oleh akal sehat manusia. Ada tertulis: "...jalanmu bukanah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9).
Jika seorang tukang bangunan atau ahli bangunan sudah berkata bahwa batu tertentu tidak cocok untuk membangun sebuah rumah, adalah percuma kita menanyakan hal itu lagi kepada orang lain yang bukan ahlinya. Tetapi, hal yang aneh dan tidak lazim justru telah terjadi, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru." (ayat nas). Siapakah yang dimaksud dengan batu itu? Alkitab dengan tegas menyatakan, "Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -yaitu kamu sendiri-, namun ia telah menjadi batu penjuru." (Kisah 4:11). Sungguh, bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil!
Ituah sebabnya pemazmur berkata, "Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" (Mazmur 118:24). Hari yang dijadikan Tuhan adalah hari ketika batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan itu telah menjadi batu penjuru, "Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita," (Mazmur 118:23). Hari yang teramat sangat istimewa di mana Allah telah menentukan Tuhan Yesus Kristus sebagai batu penjuru; hari di mana "...Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati-" (Kisah 4:10). Jadi, hari yang telah dijadikan Tuhan adalah hari kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Rasul Petrus berkata, "...datangah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: 'Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.' Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: 'Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.'" (1 Petrus 2:4, 6, 7).
Tuhan Yesus adalah batu penjuru kita, olehNya kita beroleh keselamatan!
Baca: Mazmur 118:1-29
"Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru." Mazmur 118:22
Segala perbuatan Tuhan itu heran dan ajaib. Tidak bisa diukur oleh akal sehat manusia. Ada tertulis: "...jalanmu bukanah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9).
Jika seorang tukang bangunan atau ahli bangunan sudah berkata bahwa batu tertentu tidak cocok untuk membangun sebuah rumah, adalah percuma kita menanyakan hal itu lagi kepada orang lain yang bukan ahlinya. Tetapi, hal yang aneh dan tidak lazim justru telah terjadi, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru." (ayat nas). Siapakah yang dimaksud dengan batu itu? Alkitab dengan tegas menyatakan, "Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -yaitu kamu sendiri-, namun ia telah menjadi batu penjuru." (Kisah 4:11). Sungguh, bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil!
Ituah sebabnya pemazmur berkata, "Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" (Mazmur 118:24). Hari yang dijadikan Tuhan adalah hari ketika batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan itu telah menjadi batu penjuru, "Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita," (Mazmur 118:23). Hari yang teramat sangat istimewa di mana Allah telah menentukan Tuhan Yesus Kristus sebagai batu penjuru; hari di mana "...Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati-" (Kisah 4:10). Jadi, hari yang telah dijadikan Tuhan adalah hari kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Rasul Petrus berkata, "...datangah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: 'Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.' Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: 'Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.'" (1 Petrus 2:4, 6, 7).
Tuhan Yesus adalah batu penjuru kita, olehNya kita beroleh keselamatan!
Subscribe to:
Posts (Atom)