Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Januari 2012 -
Baca: 1 Tawarikh 29:10-19
"Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya." 1 Tawarikh 29:10
Acapkali keberhasilan, kesuksesan, kekuatan dan ketenaran membuat orang mudah lupa diri dan menjadi semakin angkuh. Perhatikan apa yang ditulis Rasul Yohanes ini: "...semua yang ada di dalam dunia, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia." (1 Yohanes 2:16). Jadi keangkuhan hidup berasal dari dunia, bukan dari Tuhan.
Banyak orang sudah jatuh terjerembab ke suatu kehidupan yang angkuh, apalagi mereka yang kaya dan berpangkat. Mulai memandang sebelah mata orang lain dan hanya mau menjalin hubungan dengan orang-orang selevelnya saja. Terhadap orang yang ada 'di bawahnya' mereka menjaga jarak. Ingat! Setiap keegahan yang tidak memuliakan nama Tuhan adalah suatu keangkuhan. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati. Jika kita saat ini berhasil dan sukses semata-mata karena campur tangan Tuhan, bukan karena kuat dan gagah kita. Kesuksesan haruslah disertai dengan kerendahan hati dan juga ucapan syukur kepada Tuhan sehingga kita tidak mencuri kemuliaan nama Tuhan, sebab semua itu karena Dia dan berasal dari Dia.
Belajarlah dari raja Daud, yang walaupun dilimpahi dengan kekayaan dan kejayaan yang luar biasa tetap sadar bahwa semua yang dia miliki itu berasal dari Tuhan, Daud tidak punya arti apa-apa. Tertulis: "...di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5b). Meski telah menjadi 'orang besar' Daud tidak menjadi angkuh. Simak pengakuan Daud ini: "Ya Tuhan, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran
dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya
TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi
segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang
berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan;
dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu." (1 Tawarikh 29:11-13).
Bila kita sadar dan mengerti bahwa semua yang kita miliki ini berasal dari Tuhan, tentunya kita tidak akan angkuh!
Wednesday, January 4, 2012
Tuesday, January 3, 2012
PENYANGKALAN DIRI: Ciri Pengikut Kristus!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Januari 2012 -
Baca: Markus 8:31-38
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." Markus 8:34
Sebagai anak-anak Tuhan (pengikut Kristus) kita haruslah mempunyai bukti identitas yang diakui oleh Tuhan Yesus, yaitu mengalami kelahiran baru yang dimeteraikan oleh Roh Kudus. Selama ini masih banyak Kristen yang mengaku dirinya sudah lahir baru tetapi hidupnya masih belum menunjukkan perubahan atau tak mau mengubah pola hidupnya. Mungkin kita sudah terlibat dalam pelayanan, bisa mengajar dan memberitakan Injil, serta berbagi kasih kesaksian pertolongan Tuhan dalam hidup kita kepada orang lain; tapi bisa saja hidup kita belum menyenangkan hati Tuhan karena cara hidup kita tidak jauh berbeda dari orang-orang di luar Tuhan.
Alkitab menasihatkan, "Baikah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain." (Galatia 6:4). Hidup kekristenan adalah hidup yang penuh penyangkalan diri. Apabila tak ada penyertaan sepenuhnya kepada Tuhan sulit bagi kita menyangkal diri, karena dalam penyangkalan diri ada harga yang harus dibayar: perasaan, gengsi, reputasi dan juga kerendahan hati. Selama kita masih menuruti jalan pikiran sendiri sukar rasanya menyangkal diri dan memikul salib. Mari teladani kehidupan Rasul Paulus yang berani berkata, "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:19b-20).
Bila Kristus benar-benar hidup di dalam kita, kita tidak lagi punya keinginan untuk menonjolkan diri atau bermegah terhadap diri sendiri. Yang harus menonjol dan bersinar dari dalam kita adalah Kristus saja. Jadi "...aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia." (Galatia 6:14). Karena itu kita pun tak berhak menentukan jalan hidup sendiri, serahkanlah kepada Yesus yang tahu mana yang terbaik bagi kita. Kita harus tunduk sepenuhnya menurut kehendak Tuhan.
"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!" 2 Korintus 13:5a, b
Baca: Markus 8:31-38
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." Markus 8:34
Sebagai anak-anak Tuhan (pengikut Kristus) kita haruslah mempunyai bukti identitas yang diakui oleh Tuhan Yesus, yaitu mengalami kelahiran baru yang dimeteraikan oleh Roh Kudus. Selama ini masih banyak Kristen yang mengaku dirinya sudah lahir baru tetapi hidupnya masih belum menunjukkan perubahan atau tak mau mengubah pola hidupnya. Mungkin kita sudah terlibat dalam pelayanan, bisa mengajar dan memberitakan Injil, serta berbagi kasih kesaksian pertolongan Tuhan dalam hidup kita kepada orang lain; tapi bisa saja hidup kita belum menyenangkan hati Tuhan karena cara hidup kita tidak jauh berbeda dari orang-orang di luar Tuhan.
Alkitab menasihatkan, "Baikah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain." (Galatia 6:4). Hidup kekristenan adalah hidup yang penuh penyangkalan diri. Apabila tak ada penyertaan sepenuhnya kepada Tuhan sulit bagi kita menyangkal diri, karena dalam penyangkalan diri ada harga yang harus dibayar: perasaan, gengsi, reputasi dan juga kerendahan hati. Selama kita masih menuruti jalan pikiran sendiri sukar rasanya menyangkal diri dan memikul salib. Mari teladani kehidupan Rasul Paulus yang berani berkata, "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:19b-20).
Bila Kristus benar-benar hidup di dalam kita, kita tidak lagi punya keinginan untuk menonjolkan diri atau bermegah terhadap diri sendiri. Yang harus menonjol dan bersinar dari dalam kita adalah Kristus saja. Jadi "...aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia." (Galatia 6:14). Karena itu kita pun tak berhak menentukan jalan hidup sendiri, serahkanlah kepada Yesus yang tahu mana yang terbaik bagi kita. Kita harus tunduk sepenuhnya menurut kehendak Tuhan.
"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!" 2 Korintus 13:5a, b
Subscribe to:
Posts (Atom)