Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2011 -
Baca: Kolose 1:3-14
"...dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah." Kolose 1:10b
Dalam Alegori tentang pokok anggur yang benar (baca Yohanes 15:1-8) Tuhan Yesus menyatakan bahwa hidup setiap ranting itu sangat bergantung pada pokok anggur. Supaya menghasilkan buah, ranting harus tetap berada dan menyatu dengan pokok anggur karena "Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar." (Yohanes 15:6).
Keberadaan orang percaya adalah sebagai ranting dalam pokok anggur yang benar. Agar berbuah, ranting harus tinggal tetap dalam Kristus dan bertekun dalam ketaatan. Bukan hanya tinggal tetap dalam Kristus, tapi juga harus berbuah, menghasilkan kebaikan-kebaikan hidup dan kemuliaan bagi namaNya serta membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Seseorang yang tidak bertekun dalam iman dan tidak taat sama artinya telah keluar dari pokok anggur tersebut, dan tinggal tunggu waktu untuk dipotong serta dibuang dari pokok anggur.
Ada tiga macam buah yang diinginkan Tuhan dalam kehidupan orang-orang percaya, yaitu buah pertobatan, buah Roh dan buah pelayanan. Bila kita sudah menjadi Kristen bertahun-tahun tetapi tidak menghasilkan buah akan sangat menyedihkan hati Tuhan. Bukankah kita sudah banyak mendengar dan memperoleh pengajaran-pengajaran tentang firman Tuhan dan juga memiliki kesempatan yang luas untuk melayaniNya? Jadi kehidupan Kristen adalah kehidupan yang terus bertumbuh dan berbuah. Pertumbuhan itu akan tampak apabila kita benar-benar menanggalkan kehidupan lama kita, sebab "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17).
Hidup yang berbuah adalah hidup yang mempermuliakan nama Tuhan, dan Dia rindu agar buah yang kita hasikan itu tetap dan tidak berubah. Bila kita sudah berbuah, apa yang kita minta kepada Tuhan pasti akan diberikanNya, asalkan sesuai kehendakNya dan bukan untuk memuaskan keinginan daging. Semakin berbuah lebat semakin kuat pula kita di dalam Tuhan.
Meskipun badai kehidupan datang silih berganti menerpa kita, hal itu takkan menggoyahkan kita karena persoalan yang kita alami itu tidak melebihi kekuatan kita (baca 1 Korintus 10:13) dan kita yakin bahwa Tuhan ada di pihak kita!
Thursday, December 8, 2011
Wednesday, December 7, 2011
ORANG PERCAYA: Hal Hikmat dan Hidup Berkenan (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Desember 2011 -
Baca: Amsal 3:1-26
"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya." Amsal 3:11
Ketika seseorang dipenuhi hikmat, ia akan semakin bijak karena hatinya terbuka terhadap nasihat dan teguran. Di zaman sekarang ini banyak orang tidak suka menerima nasihat atau teguran dari orang lain. Ketika dinasihati atau ditegur terkadang kita marah dan tersinggung. Tapi orang yang bijak ketika diberi nasihat "...akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah." (Amsal 9:9). Hikmat menuntun orang kepada kehidupan yang semakin hari semakin berkenan kepada Tuhan. Itulah rencana Tuhan bagi kehidupan anak-anakNya. Namun tidak semua orang Kristen mengerti rencana Tuhan atas hidupnya.
Firman Tuhan kepada Yosua, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya," (Yosua 1:8). Mempelajari dan merenungkan firman Tuhan membuat kita semakin bijaksana, berakal budi dan berpengertian. Hikmat itu akan kita dapatkan apabila firman yang kita pelajari kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain menimbulkan suatu sikap takut akan Tuhan, sebab "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik." (Mazmur 111:10a). Apabila kita mengetahui kehendak Tuhan, segala sesuatu yang kita kerjakan akan berhasil, dan kehendak Tuhan itu telah tertulis semuanya dalam firmanNya. Namun jikalau kita tidak pernah membaca dan menyelidiki firman Tuhan, selamanya kita tidak dapat mengerti apa yang menjadi rencana dan kehendak Tuhan. Abraham senantiasa membangun mezbah bagi Tuhan. Tidak hanya itu, Abraham juga hidup benar dan bersikap adil. Ada tertulis: "Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan Tuhan daripada korban." (Amsal 21:3).
Jadi, apabila kita ingin memiliki kehidupan yang dikenan Tuhan dan diberkati, jangan hanya memberikan korban, tetapi kita juga harus hidup dalam kebenaran yaitu melakukan firmanNya!
Hikmat memimpin seseorang hidup dalam kebenaran dan semakin berkenan pada Tuhan!
Baca: Amsal 3:1-26
"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya." Amsal 3:11
Ketika seseorang dipenuhi hikmat, ia akan semakin bijak karena hatinya terbuka terhadap nasihat dan teguran. Di zaman sekarang ini banyak orang tidak suka menerima nasihat atau teguran dari orang lain. Ketika dinasihati atau ditegur terkadang kita marah dan tersinggung. Tapi orang yang bijak ketika diberi nasihat "...akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah." (Amsal 9:9). Hikmat menuntun orang kepada kehidupan yang semakin hari semakin berkenan kepada Tuhan. Itulah rencana Tuhan bagi kehidupan anak-anakNya. Namun tidak semua orang Kristen mengerti rencana Tuhan atas hidupnya.
Firman Tuhan kepada Yosua, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya," (Yosua 1:8). Mempelajari dan merenungkan firman Tuhan membuat kita semakin bijaksana, berakal budi dan berpengertian. Hikmat itu akan kita dapatkan apabila firman yang kita pelajari kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain menimbulkan suatu sikap takut akan Tuhan, sebab "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik." (Mazmur 111:10a). Apabila kita mengetahui kehendak Tuhan, segala sesuatu yang kita kerjakan akan berhasil, dan kehendak Tuhan itu telah tertulis semuanya dalam firmanNya. Namun jikalau kita tidak pernah membaca dan menyelidiki firman Tuhan, selamanya kita tidak dapat mengerti apa yang menjadi rencana dan kehendak Tuhan. Abraham senantiasa membangun mezbah bagi Tuhan. Tidak hanya itu, Abraham juga hidup benar dan bersikap adil. Ada tertulis: "Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan Tuhan daripada korban." (Amsal 21:3).
Jadi, apabila kita ingin memiliki kehidupan yang dikenan Tuhan dan diberkati, jangan hanya memberikan korban, tetapi kita juga harus hidup dalam kebenaran yaitu melakukan firmanNya!
Hikmat memimpin seseorang hidup dalam kebenaran dan semakin berkenan pada Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)