Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Desember 2011 -
Baca: Amsal 3:1-26
"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya." Amsal 3:11
Ketika seseorang dipenuhi hikmat, ia akan semakin bijak karena hatinya terbuka terhadap nasihat dan teguran. Di zaman sekarang ini banyak orang tidak suka menerima nasihat atau teguran dari orang lain. Ketika dinasihati atau ditegur terkadang kita marah dan tersinggung. Tapi orang yang bijak ketika diberi nasihat "...akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah." (Amsal 9:9). Hikmat menuntun orang kepada kehidupan yang semakin hari semakin berkenan kepada Tuhan. Itulah rencana Tuhan bagi kehidupan anak-anakNya. Namun tidak semua orang Kristen mengerti rencana Tuhan atas hidupnya.
Firman Tuhan kepada Yosua, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya," (Yosua 1:8). Mempelajari dan merenungkan firman Tuhan membuat kita semakin bijaksana, berakal budi dan berpengertian. Hikmat itu akan kita dapatkan apabila firman yang kita pelajari kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain menimbulkan suatu sikap takut akan Tuhan, sebab "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik." (Mazmur 111:10a). Apabila kita mengetahui kehendak Tuhan, segala sesuatu yang kita kerjakan akan berhasil, dan kehendak Tuhan itu telah tertulis semuanya dalam firmanNya. Namun jikalau kita tidak pernah membaca dan menyelidiki firman Tuhan, selamanya kita tidak dapat mengerti apa yang menjadi rencana dan kehendak Tuhan. Abraham senantiasa membangun mezbah bagi Tuhan. Tidak hanya itu, Abraham juga hidup benar dan bersikap adil. Ada tertulis: "Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan Tuhan daripada korban." (Amsal 21:3).
Jadi, apabila kita ingin memiliki kehidupan yang dikenan Tuhan dan diberkati, jangan hanya memberikan korban, tetapi kita juga harus hidup dalam kebenaran yaitu melakukan firmanNya!
Hikmat memimpin seseorang hidup dalam kebenaran dan semakin berkenan pada Tuhan!
Wednesday, December 7, 2011
Tuesday, December 6, 2011
ORANG PERCAYA: Hal Hikmat dan Hidup Berkenan (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Desember 2011 -
Baca: Kolose 1:3-14
"Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna," Kolose 1:9b
Rasul Paulus memiliki kerinduan besar terhadap jemaat di Kolose yaitu agar mereka makin dipenuhi hikmat dan pengertian yang benar akan Tuhan. Begitu pentingkah hikmat bagi orang percaya, sehingga Paulus tiada henti-hentinya berdoa meminta kepada Tuhan supaya Tuhan menambah-nambahkan hikmat kepada para jemaat?
Tanpa memiliki hikmat kita akan menjadi sasaran empuk Iblis dan hanyut terbawa arus dunia yang semakin jahat ini. Ada tertulis: "Tanpa pengetahuan kerajaan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah." (Amsal 19:2). Hikmat dalam konteks Ibrani dikenal dengan kata khokhma yang mengandung arti pengertian atau kebijakan. Hikmat terbentuk dalam diri seseorang melalui ketaatan dan pengajaran akan firman Tuhan. Alkitab menyatakan, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Amsal 9:10).
Hikmat adalah anugerah khusus yang diberikan Tuhan bagi orang percaya. Jadi, "Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak." (Amsal 16:16), artinya hikmat itu begitu special, di mana tidak ada seorang pun dapat membelinya, karena di dunia ini tidak ada orang yang menjual hikmat! Hikmat itu lebih berharga dari emas, kekayaan, uang, jabatan dan apa pun yang ada di dunia ini; hikmat tidak dapat dibeli, tidak dapat dicuri dan juga tidak dapat lenyap. Oleh karena itu kita harus berusaha sedemikian rupa untuk mengejar dan mendapatkan hikmat itu. Kita harus terutama sekali mencari hikmat. Namun untuk mendapatkan hikmat tidaklah gampang, karena hikmat hanya diberikan kepadat mereka yang dengan tekun bersedia membayar harganya. Dikatakan, "jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:4, 6).
Memiliki hubungan karib dengan Tuhan adalah langkah pertama mendapatkan hikmat. FirmanNya: "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku." (Amsal 8:17). Sejauh mana kita bertekun mencari hikmat dari Tuhan?
Bangunlah persekutuan yang karib dengan Tuhan!
Baca: Kolose 1:3-14
"Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna," Kolose 1:9b
Rasul Paulus memiliki kerinduan besar terhadap jemaat di Kolose yaitu agar mereka makin dipenuhi hikmat dan pengertian yang benar akan Tuhan. Begitu pentingkah hikmat bagi orang percaya, sehingga Paulus tiada henti-hentinya berdoa meminta kepada Tuhan supaya Tuhan menambah-nambahkan hikmat kepada para jemaat?
Tanpa memiliki hikmat kita akan menjadi sasaran empuk Iblis dan hanyut terbawa arus dunia yang semakin jahat ini. Ada tertulis: "Tanpa pengetahuan kerajaan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah." (Amsal 19:2). Hikmat dalam konteks Ibrani dikenal dengan kata khokhma yang mengandung arti pengertian atau kebijakan. Hikmat terbentuk dalam diri seseorang melalui ketaatan dan pengajaran akan firman Tuhan. Alkitab menyatakan, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Amsal 9:10).
Hikmat adalah anugerah khusus yang diberikan Tuhan bagi orang percaya. Jadi, "Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak." (Amsal 16:16), artinya hikmat itu begitu special, di mana tidak ada seorang pun dapat membelinya, karena di dunia ini tidak ada orang yang menjual hikmat! Hikmat itu lebih berharga dari emas, kekayaan, uang, jabatan dan apa pun yang ada di dunia ini; hikmat tidak dapat dibeli, tidak dapat dicuri dan juga tidak dapat lenyap. Oleh karena itu kita harus berusaha sedemikian rupa untuk mengejar dan mendapatkan hikmat itu. Kita harus terutama sekali mencari hikmat. Namun untuk mendapatkan hikmat tidaklah gampang, karena hikmat hanya diberikan kepadat mereka yang dengan tekun bersedia membayar harganya. Dikatakan, "jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:4, 6).
Memiliki hubungan karib dengan Tuhan adalah langkah pertama mendapatkan hikmat. FirmanNya: "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku." (Amsal 8:17). Sejauh mana kita bertekun mencari hikmat dari Tuhan?
Bangunlah persekutuan yang karib dengan Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)