Friday, November 25, 2011

TAK DAPAT LARI DARI PANGGILAN TUHAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 November 2011 -

Baca:  Yunus 1:10-17

"Bertanyalah mereka:  'Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora.'"  Yunus 1:11

Tidak semua orang memberikan respon yang benar terhadap panggilan Tuhan.  Malah lebih banyak dari kita yang justru lari menjauh menghindari panggilan Tuhan itu, karena memenuhi panggilan Tuhan berarti harus keluar dari zona nyaman dan siap mengalami masa-masa sulit dengan segala resiko yang ada.

     Hal ini juga dialami oleh Yunus yang dipanggil Tuhan untuk suatu tugas sepesifik:  "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."  (ayat 2).  Tapi reaksi Yunus?  Justru ia  "...bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan;"  (ayat 3a).  Pikir Yunus, dengan melarikan diri berarti urusannya sudah beres!  Melarikan diri jelas bukan pilihan yang tepat, justru akan membawa konsekuensi yang berat.  Dan bukanlah kebetulan jika akhirnya terjadi bencana besar, yaitu badai dahsyat sehingga kapal yang ditumpangi Yunus ke Tarsis hampir-hampir terpukul hancur  (ayat 4).  Singkat cerita, angin kembali reda dan laut pun berhenti mengamuk setelah Yunus dilemparkan ke dalam laut.  Akhirnya  "...Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya."  (ayat 17).  Kejadian demi kejadian yang dialami menyadarkan Yunus bahwa ia tidak punya pilihan lain selain harus taat mengerjakan panggilan Tuhan tersebut.

     Haruskah kita mengalami penderitaan, kesesakan atau teguran dari Tuhan terlebih dahulu baru kita mau taat dan mengerjakan panggilanNya dengan setia?  Lari dari panggilan Tuhan bukanlah suatu way out!  Daud juga memiliki pengalaman akan hal ini:  "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?  Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana;  jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.  Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku."  (Mazmur 139:7-10).

     Sesungguhnya panggilan Tuhan adalah sangat mulia dan itu merupakan anugerah.  Jika Tuhan memanggil kita, itu bukan karena kuat dan gagah kita!  Namun yang Dia cari adalah orang-orang yang memiliki hati rela dan mau dibentuk untuk menjadi alat kemuliaanNya!

"Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.  Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya."  Roma 8:30b

Thursday, November 24, 2011

PENGAKUAN DOSA MENGHASILKAN PEMULIHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 November 2011 -

Baca:  Mazmur 32

"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;  aku berkata:  'Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku,'  Dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku."  Mazmur 32:5

Mazmur ini ditulis Daud setelah ia ditegur oleh Natan karena dosa perzinahannya dengan Batsyeba dan aksi pembunuhan terhadap Uria, suami Batsyeba.  Dari semula Daud berusaha menutupi dosa dan kesalahannya sehingga ia pun mengira tidak ada seorang pun yang tahu tentang hal ini.  Daud berpikir bahwa rahasianya itu akan rapi tertutup dengan matinya Uria.  Seharusnya Daud tidak perlu menyembunyikan dosanya, sebab  "...tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Kita bisa saja mengelabui pemimpin rohani kita, membohongi suami atau isteri, membohongi rekan sepelayanan dan sebagainya, tetapi tidak seorang pun dapat membodohi atau membohongi Tuhan.  Tidak ada tempat yang sanggup menutupnya sehingga Tuhan tidak dapat melihat atau menjangkaunya. 

     Tuhan tahu persis kejahatan yang dilakukan Daud, namun Ia menunggu pengakuannya.  Entah berapa tahun Tuhan mendiamkan keadaan ini.  Semakin hidup dalam kebohongan dan kemunafikan, semakin Daud mengalami penderitaan batin yang luar biasa  (Mazmur 32:3-4), sampai Tuhan membawa Daud kepada penyesalan dan tidak dapat berkilah lagi kecuali datang kepada Tuhan dan menyerah.  Tuhan pun mengirim Natan untuk menegur Daud.  Daud pun menyadari kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya, ia segera datang kepada Tuhan, mengakui dosanya dan memohon pengampunan.  "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah;  sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa."  (Ayub 5:17).

     Sebelum kita menerima pengampunan dari Tuhan, kita akan selalu mengalami tekanan dan penderitaan dalam diri kita.  Titik balik terjadi setelah Daud datang kepada Tuhan dan menyesali dosa-dosanya;  Tuhan mengampuni dosa-dosanya dan memulihkan keadaannya.  Kematian Kristus di atas kayu salib adalah bukti nyata betapa Ia menanggung dosa dan pelanggaran kita.  Pengampunan Tuhan berikan supaya kita diselamatkan.

"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."  Amsal 28:13