Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Oktober 2011 -
Baca: Mazmur 119:57-64
"Aku (Daud - Red.) bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titahMu." Mazmur 119:63
Alkitab mencatat bahwa Abraham adalah orang yang sangat kaya dan diberkati Tuhan. Janji Tuhan yang mengatakan, "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur; dan engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2) benar-benar tergenapi dalam kehidupan Abraham. Saat Abraham meninggalkan negerinya, "...Lot pun ikut bersama-sama dengan dia;" (Kejadian 12:4).
Keberadaan Abraham benar-benar membawa dampak luar biasa bagi kehidupan Lot. Abraham menjadi berkat bagi Lot. Karena mengikuti Abrahamlah Lot turut diberkati dan memiliki banyak harta; ini merupakan anugerah Tuhan oleh karena Abraham. Semua berkat yang Lot terima adalah karena kedekatannya dengan Abraham. Lot bukanlah orang pilihan Tuhan seperti Abraham, namun Lot bisa menikmati kekayaan dan berkat Tuhan karena dia tinggal dekat dengan Abraham. Dampak kekariban Abraham dan Tuhanlah yang menyebabkan semua orang yaang ada bersama dengannya turut diberkati. Namun keputusan Lot berpisah dari Abraham adalah awal kehancurannya. Seluruh kekayaan Lot turut musnah terbakar bersama kota Sodom dan Gomora yang dibumihanguskan Tuhan; isterinya pun menjadi tiang garam.
Melalui Lot ini kita dapat belajar bahwa dengan siapa kita membangun hubungan akan menentukan hari depan kita. Kesalahan dalam menentukan pertemanan akan mempengaruhi kehidupan rohani kita. Pemazmur menasihatkan agar orang percaya "...tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, ...tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan ...tidak duduk dalam kumpulan pencemooh," (Mazmur 1:1), karena "Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33b). Kita harus membangun pergaulan dengan orang-orang yang sama-sama haus dan lapar akan Tuhan. Bukan berarti kita tidak boleh bergaul dengan orang-orang dunia, tapi untuk membangun manusia roh, kita membutuhkan rekan-rekan yang lebih rohani. Pergaulan kita akan menyatakan siapa kita sebenarnya. Daud memilih bersekutu dengan orang-orang yang tahut akan Tuhan (ayat nas) sehingga imannya terbangun; ketika lemah ada yang menguatkan, ketika mulai menyimpang dari firman ada yang menegur.
Milikilah hubungan karib dengan orang-orang yang mengasihi Tuhan supaya iman kita semakin kuat!
Thursday, October 6, 2011
Wednesday, October 5, 2011
MELEKAT PADA TUHAN: Syarat Utama Berbuah
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Oktober 2011 -
Baca: Yohanes 15:1-8
"Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,..." Yohanes 15:4b
Pohon dan ranting atau carang merupakan simbol dari hubungan yang erat. Carang tidak akan mungkin hidup, apalagi menghasilkan buah, jika tidak menyatu dengan pokoknya. Pokok menjadi sumber utama dan tempat hidup bagi carang. Demikian pula hubungan orang percaya dengan Kristus, dapat bertumbuh dan menghasilkan buah hanya jika melekat kepada Tuhan, "...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (ayat 5b). Jadi Tuhan Yesus Kristus adalah sumber hidup bagi kita, dan di luar Kristus kita tidak akan hidup alias mati.
Tuhan menghendaki kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang berbuah dan itu adalah proses. Dalam dunia pertanian ada istilah yang disebut dengan pemangkasan. Ada pun tujuan pemangkasan adalah untuk menyingkirkan daun dan carang kering yang tidak berguna atau berpenyakit yang dapat mengurangi kemampuan pohon untuk berbuah. Oleh karena itu kita harus mengijinkan Tuhan membentuk kita, karena Dia memanggil kita untuk dijadikan 'orang-orang yang berbeda' dan untuk melakukan perkara yang besar bersama Dia. Firman Tuhan adalah alat untuk membentuk kita: sebagai gunting pemangkas sifat dan kebiasaan buruk kita yang menghalangi kita berbuah. Tertulis: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Orang Kristen yang sudah mengalami proses pemangkasan akan meghasilkan buah. Memang, dipangkas berarti sakit dan terluka, tapi semua itu mendatangkan kebaikan bagi kita, "Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula." (Ayub 5:18).
Ada pun buah yang dimaksud pada renungan hari ini adalah karakter Kristiani atau disebut pula dengan sembilan buah-buah Roh (Galatia 5:22-23). Buah Roh bersifat utuh (tunggal) tetapi memiliki sifat yang berbeda. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk mementingkan salah satu atau beberapa sifat tertentu dan menolak sifat lainnya dengan alasan apa pun. Dalam arti lain, buah yang dihasilkan dapat pula mengacu pada jiwa-jiwa baru yang dibawa keapda Tuhan (baca Filipi 1:22).
Jika kita tinggal di dalam Kristus, Ia juga akan tinggal di dalam kita, artinya Ia akan memimpin dan menuntun hidup kita.
Baca: Yohanes 15:1-8
"Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,..." Yohanes 15:4b
Pohon dan ranting atau carang merupakan simbol dari hubungan yang erat. Carang tidak akan mungkin hidup, apalagi menghasilkan buah, jika tidak menyatu dengan pokoknya. Pokok menjadi sumber utama dan tempat hidup bagi carang. Demikian pula hubungan orang percaya dengan Kristus, dapat bertumbuh dan menghasilkan buah hanya jika melekat kepada Tuhan, "...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (ayat 5b). Jadi Tuhan Yesus Kristus adalah sumber hidup bagi kita, dan di luar Kristus kita tidak akan hidup alias mati.
Tuhan menghendaki kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang berbuah dan itu adalah proses. Dalam dunia pertanian ada istilah yang disebut dengan pemangkasan. Ada pun tujuan pemangkasan adalah untuk menyingkirkan daun dan carang kering yang tidak berguna atau berpenyakit yang dapat mengurangi kemampuan pohon untuk berbuah. Oleh karena itu kita harus mengijinkan Tuhan membentuk kita, karena Dia memanggil kita untuk dijadikan 'orang-orang yang berbeda' dan untuk melakukan perkara yang besar bersama Dia. Firman Tuhan adalah alat untuk membentuk kita: sebagai gunting pemangkas sifat dan kebiasaan buruk kita yang menghalangi kita berbuah. Tertulis: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Orang Kristen yang sudah mengalami proses pemangkasan akan meghasilkan buah. Memang, dipangkas berarti sakit dan terluka, tapi semua itu mendatangkan kebaikan bagi kita, "Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula." (Ayub 5:18).
Ada pun buah yang dimaksud pada renungan hari ini adalah karakter Kristiani atau disebut pula dengan sembilan buah-buah Roh (Galatia 5:22-23). Buah Roh bersifat utuh (tunggal) tetapi memiliki sifat yang berbeda. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk mementingkan salah satu atau beberapa sifat tertentu dan menolak sifat lainnya dengan alasan apa pun. Dalam arti lain, buah yang dihasilkan dapat pula mengacu pada jiwa-jiwa baru yang dibawa keapda Tuhan (baca Filipi 1:22).
Jika kita tinggal di dalam Kristus, Ia juga akan tinggal di dalam kita, artinya Ia akan memimpin dan menuntun hidup kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)