Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 September 2011 -
Baca: Amsal 31:10-31
"Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya." Amsal 31:12
Di zaman sekarang ini banyak wanita Kristen (isteri) yang tidak hanya menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga murni (mengurus suami, anak dan rumah tangga), tetapi mampu berperan juga dalam pekerjaan (karir). Akibatnya tidak sedikit para isteri yang mengeluh karena lelah fisik dan emosi. Inilah saatnya bagi wanita untuk mengoreksi kembali komitmen dan tanggung jawabnya sesuai dengan firman Tuhan, yaitu melaksanakan perannya sebagai wanita sesuai yang direncanakan Tuhan. Di dalam Amsal 31:10-31 terangkum hal-hal yang harus dipahami oleh para wanita berkenaan dengan tugas dan tanggung jawabnya: mengurus suami, anak, rumah tangga dan juga karir di luar rumah.
Seorang wanita (isteri) yang bijak adalah wanita yang dapat menyeimbangkan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawab utamanya, yaitu antara suami, anak, rumah tangga dan juga diri sendiri. Sementara komitmen lainnya, seperti berkarir di luar rumah, adalah hal kedua yang memang penting, tapi hanya sebagai pelengkap saja. Ada pun tugas utamanya terangkum dalam ayat ini: "Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya." Artinya hidupnya harus dicurahkan untuk berbuat baik kepada suaminya; ia harus memahami tujuan utama Tuhan menciptakan dia yaitu sebagai penolong bagi laki-laki. Tertulis: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18).
Menjadi penolong bagi laki-laki tidak membuat wanita berada di posisi lebih rendah; justru seorang wanita yang bisa menjadi penolong bagi laki-laki disebut Alkitab sebagai seorang isteri yang cakap, kemuliaan laki-laki dan juga mahkota bagi suaminya. Menjadi penolong bagi suami artinya senantiasa membantu, mendukung dan menguatkan suami dalam semua aspek kehidupannya (jasmani dan rohani). Memang hal itu tidak mudah, apalagi bila para wanita sudah mengenal suami dengan segala kelemahannya. Salah satu langkah terbaik untuk mendukung suami dan berbuat baik kepadanya adalah dengan cara menghormatinya dan senantiasa berdoa untuk dia.
Berdoa untuk suami adalah sangat penting, supaya melalui kuasa Roh KudusNya Tuhan membentuk dan menjadikan suami kita sebagai sosok pribadi yang berkenan kepada Tuhan.
Thursday, September 22, 2011
ISTERI BIJAK DAN PRIORITASNYA
Catatan:
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai
suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap
dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah
yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu,
supaya jangan tawar hatinya." Kolose 3:18-21
Wednesday, September 21, 2011
MEMPERKATAKAN FIRMAN: Sebagai Pedang Roh!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 September 2011 -
Baca: Ibrani 4:1-13
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." Ibrani 4:12
Pedang bermata dua adalah senjata penemuan yang dipakai oleh bangsa Romawi di zaman dahulu, memiliki panjang sekitar 0,75 meter, ditajamkan di kedua sisinya dengan ujung yang tajam pula. Jadi, ke arah mana saja seorang tentara Romawi mengayunkan pedangnya, dia sedang mengayunkan kematian; siapa pun yang mendekat pasti akan terluka. Dengan senjata itulah bangsa Romawi mampu menaklukkan dunia.
Sebagai orang percaya kita patut berbangga karena kita juga memiliki senjata yang lebih hebat dari pedang bermata dua mana pun: senjata yang dapat menghancurkan Iblis dan pasukannya, sanggup menembus dunia roh dan penguasa-penguasa di udara. Ya, senjata itu adalah firman Tuhan! Alangkah dasyatnya jika firman Tuhan itu kita perkatakan dengan iman. Firman Tuhan yang ada di mulut kitalah yang sanggup menghancurkan pekerjaan Iblis. Kita dapat menahan setiap serangan Iblis dengan mempercayai dan mengucapkan firman Tuhan. Iblis tidak akan berlalu dari hidup kita sebelum kita mulai mengucapkan firman Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, mulut kita suka memperkatakan apa? Gosip, kata-kata kotor dan sia-sia, kekuatiran, sakit penyakit, atau firman Tuhan? Perhatikanlah: hidup yang kita jalani ini adalah tuaian dari benih perkataan yang kita lepaskan melalui mulut kita. Kita bisa tertawan dan terjerat oleh perkataan kita sendiri. Melalui perkataan sendiri, kita akan kehilangan berkat Tuhan dan menuai hal-hal buruk. Itulah sebabnya Iblis berusaha menabur ketakutan, kekuatiran, kebencian dan sebagainya di dalam bahasa manusia dengan harapan manusia memperkatakan hal itu atau menggemakannya. Tertulis: "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21).
Yosua dan Kaleb menikmati Tanah Perjanjian karena keduanya memperkatakan firman. Sementara jutaan orang Israel mati di padang gurun, menuai dari perkataan mereka sendiri. Jadi ke mana arah hidup kita dikendalikan oleh perkataan kita sendiri. Karena itu, berhati-hatilah!
Kalahkan setiap siasat Iblis dengan firman Tuhan yang adalah Pedang Roh, sangat dahsyat kuasaNya!
Baca: Ibrani 4:1-13
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." Ibrani 4:12
Pedang bermata dua adalah senjata penemuan yang dipakai oleh bangsa Romawi di zaman dahulu, memiliki panjang sekitar 0,75 meter, ditajamkan di kedua sisinya dengan ujung yang tajam pula. Jadi, ke arah mana saja seorang tentara Romawi mengayunkan pedangnya, dia sedang mengayunkan kematian; siapa pun yang mendekat pasti akan terluka. Dengan senjata itulah bangsa Romawi mampu menaklukkan dunia.
Sebagai orang percaya kita patut berbangga karena kita juga memiliki senjata yang lebih hebat dari pedang bermata dua mana pun: senjata yang dapat menghancurkan Iblis dan pasukannya, sanggup menembus dunia roh dan penguasa-penguasa di udara. Ya, senjata itu adalah firman Tuhan! Alangkah dasyatnya jika firman Tuhan itu kita perkatakan dengan iman. Firman Tuhan yang ada di mulut kitalah yang sanggup menghancurkan pekerjaan Iblis. Kita dapat menahan setiap serangan Iblis dengan mempercayai dan mengucapkan firman Tuhan. Iblis tidak akan berlalu dari hidup kita sebelum kita mulai mengucapkan firman Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, mulut kita suka memperkatakan apa? Gosip, kata-kata kotor dan sia-sia, kekuatiran, sakit penyakit, atau firman Tuhan? Perhatikanlah: hidup yang kita jalani ini adalah tuaian dari benih perkataan yang kita lepaskan melalui mulut kita. Kita bisa tertawan dan terjerat oleh perkataan kita sendiri. Melalui perkataan sendiri, kita akan kehilangan berkat Tuhan dan menuai hal-hal buruk. Itulah sebabnya Iblis berusaha menabur ketakutan, kekuatiran, kebencian dan sebagainya di dalam bahasa manusia dengan harapan manusia memperkatakan hal itu atau menggemakannya. Tertulis: "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21).
Yosua dan Kaleb menikmati Tanah Perjanjian karena keduanya memperkatakan firman. Sementara jutaan orang Israel mati di padang gurun, menuai dari perkataan mereka sendiri. Jadi ke mana arah hidup kita dikendalikan oleh perkataan kita sendiri. Karena itu, berhati-hatilah!
Kalahkan setiap siasat Iblis dengan firman Tuhan yang adalah Pedang Roh, sangat dahsyat kuasaNya!
Subscribe to:
Posts (Atom)