Saturday, September 17, 2011

PELAKU ATAU HANYA PENDENGAR?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  17 September 2011 -

Baca:  Yakobus 1:19-27

"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja;  sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri."  Yakobus 1:22

Kita sering mendengar banyak orang yang berkata,  "Kalau cuma ngomong sih semua orang pasti bisa.  Coba disuruh melakukan, Tidak mudah!"  Adalah lebih mudah untuk mengoreksi, mengomentari atau menghakimi orang lain daripada memberikan teladan hidup yang baik.  Kekristenan membutuhkan bukti nyata melalui perbuatan, bukan hanya teori, karena orang Kristen adalah garam dunia dan terang dunia.  Artinya kita harus memiliki kehidupan yang berbeda dan berdampak bagi dunia.

     Satu perbuatan jauh lebih berharga dari seribu kata-kata.  Setiap orang percaya dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah karena dituntut untuk membuktikan firman Tuhan dalam kehidupan nyata, bukan hanya sekedar fasih mengucapkan firman.  Tuhan Yesus menuntut kita untuk menjadi pelaku firman, bukan hanya pendengar!  Yakobus berkata,  "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu hakekatnya adalah mati."  (Yakobus 2:17).  Jadi, iman itu  "...bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).  Itulah iman yang diwujudkan melalui perbuatan nyata!

     Alkitab menasihatkan kita:  "...hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata,"  (Yakobus 1:19).  Tetapi kita memiliki kecenderungan untuk cepat berbicara tapi lamban dalam hal mendengar  (mulut aktif, telinga pasif), padahal  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Banyak dari kita yang mungkin aktif menghadiri kebaktian di gereja, acara KKR dan sebagainya, tetapi mengapa kita tidak pernah bertumbuh dan tetap saja tidak mengalami perubahan?  Karena kita hanya sebatas mendengarkan saja.  Mendengarkan firman Tuhan itu sangat penting, tapi harus disertai dengan melakukan firman yang kita dengar itu.  Mengapa masih banyak orang Kristen yang gagal menaati firman Tuhan?  Karena kita berpikir bahwa mendengarkan sama halnya dengan melakukan.  Perhatikan!  Kita bukan hanya dengar, tapi juga harus dengar-dengaran  (taat)  kepada Firman.

Mendengar janganlah hanya dengan telinga yang kemudian diproses oleh otak, tetapi biarlah sampai masuk ke hati, renungkan dan kemudian wujudkan melalui tindakan  (action).  Inilah yang dikehendaki Tuhan!

Friday, September 16, 2011

MANFAAT IBADAH BAGI ORANG PERCAYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  16 September 2011 -

Baca:  Yesaya 29:9-16

"Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,"  Yesaya 29:13 

Tuhan mengecam bangsa Israel karena ibadah yang mereka jalankan selama ini hanyalah rutinitas belaka;  pujian dan penyembahan yang mereka lakukan hanyalah lips service, sementara hatinya sangat jauh dari Tuhan.  Jika ibadah yang kita lakukan selama ini setali tiga uang dengan ibadah bangsa Israel, maka semuanya tidak akan berdampak apa-apa.  Sesungguhnya, ibadah adalah media penginjilan gereja bagi dunia.  Melalui ibadah, gereja, menyampaikan kabar baik kepada dunia tentang kasih Tuhan dan pengharapan yang pasti di dalam Dia.

     Rasul Paulus mengatakan bahwa ibadah itu berguna dalam segala hal:  1.  Sebagai penyegaran rohani.  Setiap hari kita diperhadapkan dengan banyak pergumulan dan masalah, karena itu kita membutuhkan kekuatan dan penghiburan.  Dan ibadah menjadi jawaban atas itu semua.  Melalui firman Tuhan kita diingatkan kembali betapa kita memiliki Tuhan yang heran dan ajaib.  Masalah yang kita alami tidak sebanding dengan kebesaran dan kuasa Tuhan.  Hal ini memberikan ketenangan hidup bagi kita.  Namun kita perlu ingat bahwa motivasi kita dalam beribadah akan mempengaruhi seluruh hidup kita.  Bila kita beribadah dengan tujuan agar Tuhan mengabulkan doa-doa kita dan memberkati kita, maka kita akan mudah kecewa dan stres.  Namun bila kita bertekad untuk menyenangkan hati Tuhan, hidup kita akan penuh dengan ketenangan.  Sesungguhnya, ibadah menolong orang percaya untuk tetap memiliki pengharapan kepada Tuhan sehingga lebih sabar menghadapi kesulitan hidup.

     2.  Pelayanan.  Dalam ibadah kita berkumpul dengan keluarga besar Kerajaan Allah.  Ada tertulis:  "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah."  (Efesus 2:19).  Oleh karena itu kita harus saling mengasihi dan melengkapi satu sama lain.  Dan dalam ibadah inilah kita memiliki kesempatan untuk melayani Tuhan karena melayani itu bukanlah hak istimewa para hamba Tuhan atau profesional di bidang rohani saja;  setiap orang Kristen adalah hamba yang melayani  (baca 1 Petrus 2:9).

Beribadahlah dengan segenap hati dan layanilah Tuhan, karena Dia layak mendapatkan yang terbaik dari hidup kita.