Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 September 2011 -
Baca: Mazmur 100
"Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapanNya dengan sorak-sorai!" Mazmur 100:2
Tak henti-hentinya melalui renungan ini kita kembali diingatkan agar kita memperhatikan jam-jam ibadah yang ada, karena sampai saat ini masih banyak orang Kristen yang kurang memahami betapa pentinganya ibadah itu, sehingga kita begitu gampanganya meninggalkan ibadah dan lebih memilih pelesir ke luar kota, kerja lembur di kantor atau jaga toko di hari minggu. Pikir mereka: "Ah, minggu depan saja ibadah, kan masih banyak waktu." Dengan jelas firman Tuhan menyatakan, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25).
Begitu pentingkah ibadah bagi orang percaya? Tertulis: "...ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8). Oleh karena itu "Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar," (Mazmur 2:11). Jadi, ibadah itu suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan orang percaya dan merupakan identitas orang percaya.
Ibadah dalam bahasa Yunani, latreuo, dapat diartikan: dapat bekerja untuk..., menundukkan diri, melayani, mengabdikan seluruh hidup kepada Tuhan. Melalui ibadah, kita menundukkan diri untuk mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman kita kepada Tuhan. Ini merupakan wujud respons kita kepada Tuhan sebagai Pencipta kita, Penebus kita dan juga Gembala kita; wujud pernyataan kasih kita kepada Tuhan, karena Dia lebih dulu mengasihi kita, rela turun ke dunia untuk menebus dan menyelamatkan kita yang adalah manusia berdosa. Dan selayaknya kita sebagai umat ciptaanNya menyembah Dia, menyatakan syukur karena kasihNya dan menyatakan tindakan kasih Allah kepada dunia melalui ibadah kita. Hal ini ditegaskan Daud dalam mazmurnya, "Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya." (Mazmur 95:6-7).
Sudahkah kita beribadah kepada Tuhan dengan takut dan gentar? Ataukah kita menganggap ibadah sebagai hal yang biasa saja dan sepele?
Thursday, September 15, 2011
Wednesday, September 14, 2011
JANGAN BANGKITKAN SAKIT HATI TUHAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 September 2011 -
Baca: Mazmur 85
"Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami." Mazmur 85:5
Saudara pernah mengalami sakit hati? Tentu jawabannya "ya" ketika dikhianati oleh teman dekat, ditinggalkan oleh orang yang dicintai, ditipu kolega dan sebagainya. Tetapi orang yang menyimpan sakit hati pasti tidak bisa tidur nyenyak, makan pun terasa tidak enak, bahkan segala aktivitas yang kita lakukan pasti terasa tidak comfortable. Mungkin telinga kita telah sangat familiar dengan lagu dangdut yang didendangkan oleh almarhum Meggy Z., di mana ada liriknya yang mengatakan, "Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati." Saudara lebih memilih sakit gigi atau sakit hati? Siapa pun kita pasti tidak akan memilih kedua-duanya. Bagaimana kalau yang merasakan sakit hati ini adalah Tuhan?
Mengapa Tuhan sampai sakit hati? Ini semua karena ulah bangsa Israel, bangsa yang sangat dikasihi Tuhan telah mengenyam kebaikan Tuhan tapi mengkhianatiNya dengan melakukan penyembahan berhala dan berpaling kepada ilah-ilah lain. Itulah sebabnya Daud berdoa memohon pengampunan kepada Tuhan, "Untuk selamanyakah Engkau murka atas kami dan melanjutkan murka-Mu turun-temurun?" (Mazmur 85:6). Di dalam Alkitab dinyatakan bahwa jika orang melakukan penyembahan berhala dan tidak bertobat dari kelakuannya, Tuhan akan menghukum keturunannya sampai kepada keturunan yang ketiga. Tertulis: "Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku," (Keluaran 20:5). Tetapi jika anak atau cucumu bertobat, maka kutuk yang ditimpakan kepada mereka akan terputus. Sakit hatinya Tuhan jangan samakan dengan sakit hati kita. Sakit hati Tuhan menunjukkan bahwa Dia adalah Pribadi yang sangat membenci dosa dan segala bentuk kenajisan.
Masih adakah berhala dalam hidup kita? Berhala tidak harus dalam wujud patung atau sesembahan; segala sesuatu yang membuat hari kita berpaling dari Tuhan adalah berhala. Bisa berupa hobi, uang (harta), pekerjaan, suami, isteri, anak dan sebagainya. Jangan bangkitkan sakit hati Tuhan!
"Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena Tuhan, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu." Keluaran 34:14
Baca: Mazmur 85
"Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami." Mazmur 85:5
Saudara pernah mengalami sakit hati? Tentu jawabannya "ya" ketika dikhianati oleh teman dekat, ditinggalkan oleh orang yang dicintai, ditipu kolega dan sebagainya. Tetapi orang yang menyimpan sakit hati pasti tidak bisa tidur nyenyak, makan pun terasa tidak enak, bahkan segala aktivitas yang kita lakukan pasti terasa tidak comfortable. Mungkin telinga kita telah sangat familiar dengan lagu dangdut yang didendangkan oleh almarhum Meggy Z., di mana ada liriknya yang mengatakan, "Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati." Saudara lebih memilih sakit gigi atau sakit hati? Siapa pun kita pasti tidak akan memilih kedua-duanya. Bagaimana kalau yang merasakan sakit hati ini adalah Tuhan?
Mengapa Tuhan sampai sakit hati? Ini semua karena ulah bangsa Israel, bangsa yang sangat dikasihi Tuhan telah mengenyam kebaikan Tuhan tapi mengkhianatiNya dengan melakukan penyembahan berhala dan berpaling kepada ilah-ilah lain. Itulah sebabnya Daud berdoa memohon pengampunan kepada Tuhan, "Untuk selamanyakah Engkau murka atas kami dan melanjutkan murka-Mu turun-temurun?" (Mazmur 85:6). Di dalam Alkitab dinyatakan bahwa jika orang melakukan penyembahan berhala dan tidak bertobat dari kelakuannya, Tuhan akan menghukum keturunannya sampai kepada keturunan yang ketiga. Tertulis: "Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku," (Keluaran 20:5). Tetapi jika anak atau cucumu bertobat, maka kutuk yang ditimpakan kepada mereka akan terputus. Sakit hatinya Tuhan jangan samakan dengan sakit hati kita. Sakit hati Tuhan menunjukkan bahwa Dia adalah Pribadi yang sangat membenci dosa dan segala bentuk kenajisan.
Masih adakah berhala dalam hidup kita? Berhala tidak harus dalam wujud patung atau sesembahan; segala sesuatu yang membuat hari kita berpaling dari Tuhan adalah berhala. Bisa berupa hobi, uang (harta), pekerjaan, suami, isteri, anak dan sebagainya. Jangan bangkitkan sakit hati Tuhan!
"Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena Tuhan, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu." Keluaran 34:14
Subscribe to:
Posts (Atom)