Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 September 2011 -
Baca: Mazmur 118:1-29
"Tuhan di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Mazmur 118:6
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata takut berarti merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Rasa takut yang 'dipelihara' akan menimbulkan dampak yang buruk tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga terhadap orang lain. Ketika hendak berperang melawan bangsa Midian Tuhan memerintahkan Gideon untuk memisahkan tentara yang takut dan gentar. Tuhan berkata, "Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead. Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang." (Hakim-Hakim 7:3a). Mengapa? Karena ketakutan itu bisa menjalar dan mempengaruhi yang lain. Rasa takut juga bisa menjadi penghalang utama dalam merebut kemenangan dan janji-janji Tuhan. Itulah sebabnya tentara yang penakut tidak boleh turut berperang.
Mengapa rasa takut harus dikalahkan? Karena ketakutan adalah salah satu senjata yang digunakan Iblis untuk menghancurkan kehidupan orang percaya. Karena itu "...janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:27). Jangan memberi celah sedikit pun kepada Iblis karena ketika kita berkompromi, Iblis akan memasuki wilayah kehidupan kita. Kompromi akan membawa kita kepada kekalahan dan kehancuran karena ketika berada dalam persoalan atau tekanan, rasa takut membuat orang mudah putus asa, kehilangan semangat dan pada akhirnya akan menyerah pada keadaan. Inilah yang menjadi musuh iman! Contoh: menyerah pada keadaan. Inilah yang menjadi musuh iman! Contoh: ketika dikejar-kejar oleh Firaun dan pasukannya, bangsa Israel mengalami ketakutan yang luar biasa sehingga mereka menjadi putus asa, tidak mau melanjutkan perjalanan dan ingin kembali saja ke Mesir.
Bagaimana kita dapat menang atas ketakutan? Kita harus mengandalkan Tuhan dalam segala hal (baca Yeremia 17:7). Simak pernyataan Daud, "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Mazmur 56:4-5). Banyak orang Kristen yang mengandalkan kekayaan yang dimiliki, padahal Alkitab menegaskan bahwa kekayaan itu memiliki sayap dan dapat terbang atau bisa lenyap sewaktu-waktu (baca Amsal 23:4-5).
Jangan takut, Tuhan menyertai kita!
Tuesday, September 6, 2011
Monday, September 5, 2011
SEKARANG WAKTUNYA UNTUK MEMBERITAKAN INJIL!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 September 2011 -
Baca: Matius 4:23-25
"Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu." Matius 4:23
Selama berada di bumi Yesus tidak pernah berhenti untuk bekerja. Dia berkata, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga." (Yohanes 5:17). Sebagaimana dinyatakan dalam ayat nas, Yesus tidak pernah menyia-nyiakan setiap waktu dan kesempatan yang ada: berkeliling, mengajar dan memberitakan Injil serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Bagaimana kita? Tuhan Yesus telah meninggalkan teladan bagaimana Ia dengan sepenuh hati mengerjakannya: "...segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakanNya." (Yohanes 5:36a). Kini tugas itu ada di pundak kita! Tuhan Yesus memberi perintah kepada setiap orang percaya untuk memberitakan Injil. PerintahNya kepada kita: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15).
Sudahkah kita melakukan perintah Tuhan ini? "Ah nanti saja kalau sudah bekerja aku akan memberitakan Injil. Kalau Tuhan sudah menyembuhkan sakitku aku pasti akan bersaksi dan memberitakan Injil. Nanti kalau usahaku sudah pulih aku akan ikut pelayanan. Ah itu kan tugasnya pendeta atau hamba Tuhan, sedangkan aku hanya jemaat biasa atau orang awam." dan macam-macam alasan. Banyak orang Kristen yang masih terfokus mengejar materi dan kesibukan. Masih banyak pula yang enggan dan tidak tergerak hati untuk memberitakan Injil. Ingat, memberitakan Injil adalah tugas yang tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh setiap orang Kristen. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Selagi kita masih hidup dan memiliki tubuh yang sehat, selagi ada waktu dan kesempatan, jangan sia-siakan!
Kepada siapa kita perlu memberitakan Injil? Mulailah dengan orang-orang yang terdekat (sanak saudara, teman kantor, tetangga). Alkitab jelas menyatakan bahwa memberitakan Injil adalah pekerjaan utama semua orang percaya sebelum Tuhan Yesus datang kali yang kedua (baca Matius 24:14). Jangan memiliki perasaan takut ditolak atau diejek sebelum mencoba memberitakan Injil.
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja." Yohanes 9:4
Baca: Matius 4:23-25
"Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu." Matius 4:23
Selama berada di bumi Yesus tidak pernah berhenti untuk bekerja. Dia berkata, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga." (Yohanes 5:17). Sebagaimana dinyatakan dalam ayat nas, Yesus tidak pernah menyia-nyiakan setiap waktu dan kesempatan yang ada: berkeliling, mengajar dan memberitakan Injil serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Bagaimana kita? Tuhan Yesus telah meninggalkan teladan bagaimana Ia dengan sepenuh hati mengerjakannya: "...segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakanNya." (Yohanes 5:36a). Kini tugas itu ada di pundak kita! Tuhan Yesus memberi perintah kepada setiap orang percaya untuk memberitakan Injil. PerintahNya kepada kita: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15).
Sudahkah kita melakukan perintah Tuhan ini? "Ah nanti saja kalau sudah bekerja aku akan memberitakan Injil. Kalau Tuhan sudah menyembuhkan sakitku aku pasti akan bersaksi dan memberitakan Injil. Nanti kalau usahaku sudah pulih aku akan ikut pelayanan. Ah itu kan tugasnya pendeta atau hamba Tuhan, sedangkan aku hanya jemaat biasa atau orang awam." dan macam-macam alasan. Banyak orang Kristen yang masih terfokus mengejar materi dan kesibukan. Masih banyak pula yang enggan dan tidak tergerak hati untuk memberitakan Injil. Ingat, memberitakan Injil adalah tugas yang tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh setiap orang Kristen. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Selagi kita masih hidup dan memiliki tubuh yang sehat, selagi ada waktu dan kesempatan, jangan sia-siakan!
Kepada siapa kita perlu memberitakan Injil? Mulailah dengan orang-orang yang terdekat (sanak saudara, teman kantor, tetangga). Alkitab jelas menyatakan bahwa memberitakan Injil adalah pekerjaan utama semua orang percaya sebelum Tuhan Yesus datang kali yang kedua (baca Matius 24:14). Jangan memiliki perasaan takut ditolak atau diejek sebelum mencoba memberitakan Injil.
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja." Yohanes 9:4
Subscribe to:
Posts (Atom)