Sunday, September 4, 2011

TAKUT AKAN TUHAN: Kunci Mengalami Kebaikan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 September 2011 -

Baca:  Mazmur 31

"Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia!"  Mazmur 31:20

Takut akan Tuhan adalah unsur penting dalam kehidupan orang percaya.  Takut yang bagaimana?  Ada banyak di antara kita yang takut akan banyak hal, seperti takut akan hantu, takut akan ketinggian, takut akan keramaian dan sebagainya.  Takut akan Tuhan bukanlah seperti itu.  Pengertian takut akan Tuhan menjadi jelas jika kita mengerti siapa dan seperti apa Tuhan itu.

     Secara Alkitabiah takut akan Tuhan berbicara tentang kekuatan, kebesaran, otoritas dan kekudusan Tuhan.  Takut akan Tuhan di sini adalah wujud rasa takut dalam arti positif.  Artinya kita menghormati Dia karena kebesaranNya, kekudusanNya, keadilanNya dan juga kebenaranNya.  Tanpa rasa takut akan Tuhan orang Kristen cenderung berpikir, berkata, dan berbuat sesuka hatinya sendiri.  Rasa takut akan Tuhan yang seperti ini juga tidak didasari oleh karena takut mengalami hukuman atau takut masuk neraka, karena jika ini yang terjadi maka rasa takut semacam ini tidak didasarkan pada kasih kepada Tuhan.

     Takut akan Tuhan adalah ketetapan hati dan pikiran orang percaya yang tidak mau mengecewakan Tuhan melalui pikiran, ucapan dan tindakannya sebagai ekspresi kasih kepadaNya.  Jadi orang yang takut akan Tuhan akan berusaha untuk hidup seturut firmanNya, menjauhkan diri dari segala bentuk kejahatan (dosa) dengan kerelaan hatinya sendiri, bukan karena terpaksa atau karena dorongan dari orang lain.  Dalam Pengkotbah 12:13 dikatakan:  "Akhir kata dari segala yang didengar ialah:  takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban setiap orang."

     Ada berkat-berkat yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang takut akan Dia:  1.  Kita akan hidup dalam kebahagiaan dan ketenteraman (baca Mazmur 128:1 dan Amsal 14:26).  2.  Kita tidak akan kekurangan sesuatu pun yang baik dari Tuhan.  "Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau,"  (Mazmur 31:20a).  3.  Kita akan diperhatikan oleh Tuhan (baca Mazmur 33:18).  4.  Doa kita akan didengar dan dijawab Tuhan.  "Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka."  (Mazmur 145:19).

Orang yang takut akan Tuhan pasti akan mengalami semua kebaikan Tuhan!

Saturday, September 3, 2011

MENGELOLA KEUANGAN DENGAN BAIK: Keluar dari Jerat Utang!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 September 2011 -

Baca:  Amsal 21

"Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya."  Amsal 21:20

Saudara pernah memiliki utang?  Utang seringkali menjadi sumber pertengkaran dan beban berat dalam kehidupan rumah tangga;  utang juga menjadi penghalang untuk bisa memberi atau menabur.  Oleh karena itu Alkitab mengingatkan kita untuk hidup sesuai dengan kemampuan atau penghasilan yang ada.  Ketika seseorang memiliki penghasilan yang masih minim dia masih bisa mencukupkan diri karena kebutuhannya juga masih sedikit (tidak berpikir 'macam-macam').  Namun meningkatnya pendapat seseorang seringkali diikuti pula dengan peningkatan kebutuhan, bahkan sampai kebablasan, 'besar pasak daripada tiang'.  Siapa pun kita bisa terbebas dari jerat utang jika kita sangat menginginkan hal itu.  Dan kita bisa memulainya sejak saat ini juga.

     Utang adalah suatu kewajiban atau tanggung jawab untuk membayar atau mengembalikan sesuatu yang dipinjam kepada orang lain yang memilikinya.  Memiliki utang seringkali sebagai akibat dari ketidakmampuan kita mengelola keuangan dengan baik, padahal kemampuan kita mengelola uang akan menentukan kepercayaan Tuhan kepada kita atas kekayaanNya.  Setelah mengembalikan persepuluhan banyak dari kita yang berpikir bahwa sisa yang 90% adalah milik kita sendiri.  Sesungguhnya kita ini hanyalah bendaharaNya saja;  ketidakmengertian inilah yang akhirnya mendorong orang Kristen hidup boros.  Salomo menyebut orang yang boros sebagai orang yang bebal.  Perhatikanlah:  yang penting bukanlah seberapa banyak uang yang kita miliki, melainkan seberapa bijak kita mengendalikan pengeluaran.  Mengapa banyak orang Kristen tidak dapat mengelola uang mereka dengan bijak?  Karena kita memiliki gaya hidup konsumtif.  Seringkali kita mengeluarkan uang bukan untuk hal-hal yang penting dan yang benar-benar dibutuhkan, tetapi hanya sekedar memuaskan mata.

     Mari berubah!  Milikilah sikap hidup hemat dan sederhana.  Pikirkan masak-masak sebelum membeli segala sesuatu, apakah barang tersebut benar-benar kita butuhkan atau tidak?  Dan berhentilah membandingkan diri kita dengan orang lain!  Karena itu buatlah anggaran keuangan sesuai dengan prioritas yang benar.  Prioritas yang benar adalah;  persepuluhan, lalu kebutuhan hidup yang utama, lalu benih untuk ditabur, dan terakhir tabungan. 

Jika dapat mengelola uang dengan benar kita pasti tidak lagi berutang!