Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 September 2011 -
Baca: Amsal 10
"Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." Amsal 10:4
Adakah kita menemukan orang yang malas dan lamban berhasil dalam hidupnya? Mustahil bila ada. Alkitab jelas menyatakan bahwa "Tangan yang lamban membuat miskin,..." Tidak hanya itu, "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar." (Amsal 19:15), bahkan Alkitab mengkategorikan orang yang malas sebagai perusak. Tertulis: "Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara si perusak." (Amsal 18:9). Di mana pun berada, baik itu di kantor, di sekolah, di rumah, di gereja atau pelayanan, seorang pemalas hanya akan menjadi pengganggu atau perusak bagi yang lain. Itulah sebabnya firman Tuhan menasihatkan agar kita mau belajar dari kebiasaan semut. "...pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panewn. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? 'Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk berbaring' - maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekuarangn seperti orang bersenjata." (Amsal 6:6-11).
Seorang pemalas biasanya suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas sehingga pekerjaannya kian menumpuk. Prinsip mereka: "Besok masih ada waktu, sekarang santai dulu saja!" Orang yang lamban dan pemalas selalu menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada seperti yang diperbuat oleh orang yang menerima satu talenta, sehingga tuannya menjadi sangat marah: "Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,...Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." (Matius 25:26, 30). Jadi kemalasan dapat dikategorikan sebagai kejahatan. Langkah untuk mengalahkan kemalasan adalah keharusan hidup disiplin dan bekerja lebih keras lagi.
Kerja keras adalah faktor penting penentu keberhasilan! Maka belajarlah menggunakan waktu sebaik mungkin, jangan lagi menunda-nunda mengerjakan tugas yang ada supaya tidak semakin menumpuk. Kemalasan dan kelambanan hanya akan membawa kita kepada kegagalan.
Karena itu jadilah seorang yang rajin!
Friday, September 2, 2011
Thursday, September 1, 2011
ORANG KRISTEN HARUS MENJADI SAKSI KRISTUS!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 September 2011 -
Baca: Yesaya 43:8-21
"'Kamu inilah saksi-saksi-Ku,' dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia." Yesaya 43:10a
Tuhan menghendaki agar setiap orang Kristen berperan menjadi saksi di tengah dunia. Alkitab menyatakan bahwa setiap orang percaya adalah garam dunia dan terang dunia (baca Matius 5:13-14). Dengan demikian kita harus memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang dunia.
Saksi tidak sama dengan reporter. Reporter memiliki tugas menyampaikan informasi tentang orang lain, sedangkan tugas saksi adalah memberi kesaksian tentang apa yang dialami, dilihat dan dirasakannya secara pribadi, bukan menceritakan pengalaman orang lain. Itulah sebabnya Roh Kudus dicurahkan kepada para rasul agar mereka memperoleh kuasa untuk menjadi saksi. "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8).
Kita melihat bahwa masih banyak orang Kristen yang hidupnya tidak menjadi saksi yang baik bagi orang lain. Mungkin kita pandai merangkai kata saat bersaksi di depan jemaat, tapi sesungguhnya kita belum sepenuhnya menjadikan hidup kita benar-benar sebagai saksi. Jadi banyak orang Kristen pandai bersaksi tetapi tidak menjadikan hidupnya sebagai saksi. Menjadi saksi bukan dengan perkataan semata tapi harus melalui kehidupan kita secara nyata. Jadi, orang lain dapat melihat kehidupan Kristen itu nyata dalam kehidupan kita setiap hari. Ucapan dan perbuatan kita selaras, tidak ada perbedaan, dan kesemuanya itu mencerminkan bahwa ada Kristus di dalam kita. Seorang saksi, pastinya akan sangat antusias untuk bersaksi kepada orang-orang di sekitar tentang pengalaman hidupnya di dalam Tuhan, sehingga orang lain boleh mengenal Kristus melalui hidupnya. Jika keKristenan kita biasa-biasa saja dan tidak jauh berbeda dengan orang dunia, maka kita pun akan mengalami kesulitan bersaksi, karena menjadi saksi berarti iman dan juga nilai-nilai kebenaran Kristus tidak disembunyikan, tetapi justru dinyatakan melalui sikap, perkataan dan perbuatan. Ternyata tidak mudah menjadi saksi bagi dunia!
"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-mu yang di sorga." Matius 5:16
Baca: Yesaya 43:8-21
"'Kamu inilah saksi-saksi-Ku,' dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia." Yesaya 43:10a
Tuhan menghendaki agar setiap orang Kristen berperan menjadi saksi di tengah dunia. Alkitab menyatakan bahwa setiap orang percaya adalah garam dunia dan terang dunia (baca Matius 5:13-14). Dengan demikian kita harus memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang dunia.
Saksi tidak sama dengan reporter. Reporter memiliki tugas menyampaikan informasi tentang orang lain, sedangkan tugas saksi adalah memberi kesaksian tentang apa yang dialami, dilihat dan dirasakannya secara pribadi, bukan menceritakan pengalaman orang lain. Itulah sebabnya Roh Kudus dicurahkan kepada para rasul agar mereka memperoleh kuasa untuk menjadi saksi. "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8).
Kita melihat bahwa masih banyak orang Kristen yang hidupnya tidak menjadi saksi yang baik bagi orang lain. Mungkin kita pandai merangkai kata saat bersaksi di depan jemaat, tapi sesungguhnya kita belum sepenuhnya menjadikan hidup kita benar-benar sebagai saksi. Jadi banyak orang Kristen pandai bersaksi tetapi tidak menjadikan hidupnya sebagai saksi. Menjadi saksi bukan dengan perkataan semata tapi harus melalui kehidupan kita secara nyata. Jadi, orang lain dapat melihat kehidupan Kristen itu nyata dalam kehidupan kita setiap hari. Ucapan dan perbuatan kita selaras, tidak ada perbedaan, dan kesemuanya itu mencerminkan bahwa ada Kristus di dalam kita. Seorang saksi, pastinya akan sangat antusias untuk bersaksi kepada orang-orang di sekitar tentang pengalaman hidupnya di dalam Tuhan, sehingga orang lain boleh mengenal Kristus melalui hidupnya. Jika keKristenan kita biasa-biasa saja dan tidak jauh berbeda dengan orang dunia, maka kita pun akan mengalami kesulitan bersaksi, karena menjadi saksi berarti iman dan juga nilai-nilai kebenaran Kristus tidak disembunyikan, tetapi justru dinyatakan melalui sikap, perkataan dan perbuatan. Ternyata tidak mudah menjadi saksi bagi dunia!
"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-mu yang di sorga." Matius 5:16
Subscribe to:
Posts (Atom)