Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Agustus 2011 -
Baca: Mazmur 25
"Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya." Mazmur 25:10
Kepada Musa Tuhan memperkenalkan jalan-jalanNya yang ajaib. Adalah tidak mudah memahami dan mengerti jalan-jalan Tuhan itu, "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dan bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9).
Seringkali kita memaksa Tuhan untuk mengikuti kehendak dan rencana kita tapi kita sendiri tidak mau mengikuti jalan-jalan Tuhan. Jalan Tuhan itu sulit dimengerti dan serasa tidak masuk akal. Orang yang hanya terfokus pada perbuatan-perbuatan Tuhan, akan mudah kecewa dan bersungut-sungut kepada Tuhan seperti bangsa Israel. Pemazmur berkata, "Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib, tidak ingat besarnya kasih setia-Mu, tetapi mereka memberontak terhadap yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau." (Mazmur 106:7). Sekalipun mereka telah melihat dan mengecap perbuatan Tuhan, mereka belum juga mengerti jalan-jalan Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan berkata, "Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: 'Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku.' Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: 'Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.' " (Mazmur 95:10-11).
Kalau kita tidak mengenali jalan-jalan Tuhan, kita tidak akan memiliki pengalaman berjalan bersama Tuhan; kita tidak akan tahu bagaimana hidup berjalan dengan Tuhan. Dengan memahami jalan Tuhan kita juga akan semakin mengenal pribadiNya, dan dengan mengenal pribadiNya kita akan mengetahui kehendak dan rencanaNya, apa yang Tuhan inginkan untuk kita kerjakan di dalam hidup kita. Tuhan berkata, "Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara." (Yesaya 43:19). Terkadang jalan Tuhan itu terasa berat untuk kita jalani, tetapi selalu ada rencanaNya yang indah dan semua itu mendatangkan kebaikan bagi kita.
Karena menolak jalan di padang gurun yang telah dibukakan Tuhan, bangsa Israel pun tidak bisa menikmati Tanah Perjanjian!
Tuesday, August 2, 2011
Monday, August 1, 2011
HAL BANGSA ISRAEL: Hanya Terfokus Pada Perbuatan Tuhan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Agustus 2011 -
Baca: Mazmur 103
"Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel." Mazmur 103:7
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan, karena itulah mereka dikasihi dan dipelihara Tuhan secara luar biasa. Meski demikian mereka begitu mudahnya kecewa, mengeluh, bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan, bahkan mereka menyalahkan Tuhan, bahkan mereka memberontak kepadaNya dan menyembah ilah-ilah lain. "Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal." (Ulangan 32:21).
Fokus bangsa Israel hanya tertuju kepada perkara-perkara yang kelihatan; mereka hanya ingin menikmati perbuatan-perbuatan Tuhan tetapi tidak pernah merindukan pribadiNya, tidak pernah memahami rencana dan jalan-jalan Tuhan di balik itu semua. Itulah sebabnya kepada bangsa Israel Tuhan hanya bisa menyatakan perbuatan-perbuatanNya, tidak lebih dari itu, karena hati mereka yang bebal. Bangsa Israel hanya bisa mengenal Tuhan melalui perbuatan-perbuatanNya, melalui berbagai macam mujizat yang dapat mereka saksikan dan alami setiap hari selama 40 tahun di padang gurun, dan hanya melalui perbuatanNya saja mereka mengenal Tuhan.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan orang percaya saat ini! Banyak dari kita yang hanya menginginkan perbuatan-perbuatan Tuhan dinyatakan dalam kehidupan kita; yang kita inginkan hanya mujizatNya, pertolonganNya, kesembuhanNya dan juga berkat-berkatNya. Ketika banyak orang berbondong-bondong mengikut Yesus, berkatalah Ia, "...:sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26). Akibatnya ketika kenyataan tidak seperti yang diharapkan, kita mudah kecewa, tidak lagi berdoa dengan sungguh-sungguh, bahkan ada yang undur dan meninggalkan Tuhan. Kita mengukur kekristenan dengan berkat dan materi yang ada. Ketika sedang keberkatan kita begitu berapi-api mengikuti Tuhan, tetapi ketika badai permasalahan datang menerpa, semangat kita untuk Tuhan berangsur luntur, kita pun komplain: "Mengapa Tuhan ijinkan hal ini terjadi? Mengapa Tuhan tinggal diam dan tidak bertindak?" (Bersambung)
Baca: Mazmur 103
"Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel." Mazmur 103:7
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan, karena itulah mereka dikasihi dan dipelihara Tuhan secara luar biasa. Meski demikian mereka begitu mudahnya kecewa, mengeluh, bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan, bahkan mereka menyalahkan Tuhan, bahkan mereka memberontak kepadaNya dan menyembah ilah-ilah lain. "Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal." (Ulangan 32:21).
Fokus bangsa Israel hanya tertuju kepada perkara-perkara yang kelihatan; mereka hanya ingin menikmati perbuatan-perbuatan Tuhan tetapi tidak pernah merindukan pribadiNya, tidak pernah memahami rencana dan jalan-jalan Tuhan di balik itu semua. Itulah sebabnya kepada bangsa Israel Tuhan hanya bisa menyatakan perbuatan-perbuatanNya, tidak lebih dari itu, karena hati mereka yang bebal. Bangsa Israel hanya bisa mengenal Tuhan melalui perbuatan-perbuatanNya, melalui berbagai macam mujizat yang dapat mereka saksikan dan alami setiap hari selama 40 tahun di padang gurun, dan hanya melalui perbuatanNya saja mereka mengenal Tuhan.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan orang percaya saat ini! Banyak dari kita yang hanya menginginkan perbuatan-perbuatan Tuhan dinyatakan dalam kehidupan kita; yang kita inginkan hanya mujizatNya, pertolonganNya, kesembuhanNya dan juga berkat-berkatNya. Ketika banyak orang berbondong-bondong mengikut Yesus, berkatalah Ia, "...:sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26). Akibatnya ketika kenyataan tidak seperti yang diharapkan, kita mudah kecewa, tidak lagi berdoa dengan sungguh-sungguh, bahkan ada yang undur dan meninggalkan Tuhan. Kita mengukur kekristenan dengan berkat dan materi yang ada. Ketika sedang keberkatan kita begitu berapi-api mengikuti Tuhan, tetapi ketika badai permasalahan datang menerpa, semangat kita untuk Tuhan berangsur luntur, kita pun komplain: "Mengapa Tuhan ijinkan hal ini terjadi? Mengapa Tuhan tinggal diam dan tidak bertindak?" (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)