Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juli 2011 -
Baca: 1 Petrus 4:1-6
"Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa-, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah." 1 Petrus 4:1-2
Penderitaan dan sampai pada kematian yang dialami oleh Yesus telah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya (baca Yesaya 53:1-12). Dikatakan bahwa, "...Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya." (Yesaya 53:10). Jadi, penderitaan dan kematian Yesus merupakan kehendak Allah yang tidak bisa dibatalkan oleh siapa pun. Hal itu adalah perwujudan kasih Allah kepada dunia ini, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yangtunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Sebagai orang percaya kita merindukan kehendak Tuhan terjadi dalam kehidupan kita, tetapi tanpa disadari kita sendirilah yang justru sering membatalkan kehendak Tuhan itu oleh karena ketidaktaatan kita atau pemberontakan kita.
Kehendak Bapa dalam diri Yesus tergenapi secara sempurna oleh sebab Yesus taat sepenuhnya kepada Bapa, bahkan Ia taat sampai mati di atas kayu salib. Secara fisik Yesus memang harus mengalami penderitaan yang luar biasa, tapi secara roh, kuasa Allah sungguh nyata dalam kehidupanNya.
Bagaimana kita mengerti kehendak Tuhan? Tidak ada jalan lain selain kita harus belajar untuk tunduk sepenuhnya pada pimpinan Roh Kudus dan tidak lagi hidup menuruti daging (baca Galatia 5:16), sebab orang yang hidup dalam kedagingan tidak mungkin berkenan kepada Tuhan. Roh Kudus akan berkarya dalam kehidupan kita jikalau kita taat melakukan kehendak Tuhan. Kita harus berani menghadapi banyak penderitaan. Bukan berarti kita harus hidup miskin, sengsara atau sakit-sakitan, tetapi kata menderita di sini dikarenakan kita melakukan kehendak Tuhan dan melawan dosa.
Saat ini kita hidup di penghujung zaman, saat di mana Tuhan sedang melakukan penampian dan hanya orang-orang yang melakukan kehendak Tuhanlah yang berhak menikmati janji-janjiNya!
Wednesday, July 20, 2011
Tuesday, July 19, 2011
JANGAN SIA-SIAKAN KASIH KARUNIA TUHAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2011 -
Baca: 1 Tawarikh 17:16-27
"Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?" 1 Tawarikh 17:16
Siapa yang tidak kenal dengan Daud, tokoh terkenal di dalam Alkitab? Daud adalah anak bungsu Isai; masa mudanya banyak dihabiskan di padang untuk menggembalakan domba. Daud benar-benar berasal dari orang biasa, bukan dari keluarga elite. Tetapi kita tahu bahwa Tuhan mengangkat hidup Daud. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan! Ia meninggikan Daud menjadi raja atas Israel. Sungguh benar bahwa "...bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur 75:7-8). Betapa hebatnya kasih karunia Tuhan yang dianugerahkan kepada Daud. Oleh sebab itu Daud tidak pernah berhenti untuk mengucap syukur. Ia tidak pernah melupakan kebaikan Tuhan. "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala." (Mazmur 77:12).
Sudahkah kita mengingat selalu akan kebaikan Tuhan dalam hidup kita? Siapakah kita ini dulu? Kita dahulu adalah debu yang tiada berarti; kita adalah orang-orang berdoasa yang patut dimurkai. Tetapi Tuhan Yesus rela mengorbankan nyawaNya bagi kita supaya kita diselamatkan, "dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:24). Kini kita bukan lagi menjadi hamba dosa melainkan menjadi hamba kebenaran. Bahkan oleh karena Kristus kita diangkat sebagai anak-anak Allah. Tapi sayang, masih banyak orang Kristen yang menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan ini. Apa buktinya kalau kita menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan? Kita masih hidup dalam dosa dan belum sepenuhnya meninggalkan kehidupan lama kita. Padahal di dalam Kristus kita adalah ciptaan baru.
Bagi orang Kristen yang masih saja hidup dalam dosa, Alkitab menyatakan dengan keras: "Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: 'Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.' " (Petrus 2:22). Di hari Minggu bak malaikat yang alimnya tak tertandingi, tetapi hari-hari lainnya kita ditemukan sedang berendam dalam kubangan yang kotor (hidup dalam dosa).
Kita lupa bahwa Tuhan telah mengangkat kita dan menyelamatkan kita dari lumpur dosa!
Baca: 1 Tawarikh 17:16-27
"Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?" 1 Tawarikh 17:16
Siapa yang tidak kenal dengan Daud, tokoh terkenal di dalam Alkitab? Daud adalah anak bungsu Isai; masa mudanya banyak dihabiskan di padang untuk menggembalakan domba. Daud benar-benar berasal dari orang biasa, bukan dari keluarga elite. Tetapi kita tahu bahwa Tuhan mengangkat hidup Daud. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan! Ia meninggikan Daud menjadi raja atas Israel. Sungguh benar bahwa "...bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur 75:7-8). Betapa hebatnya kasih karunia Tuhan yang dianugerahkan kepada Daud. Oleh sebab itu Daud tidak pernah berhenti untuk mengucap syukur. Ia tidak pernah melupakan kebaikan Tuhan. "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala." (Mazmur 77:12).
Sudahkah kita mengingat selalu akan kebaikan Tuhan dalam hidup kita? Siapakah kita ini dulu? Kita dahulu adalah debu yang tiada berarti; kita adalah orang-orang berdoasa yang patut dimurkai. Tetapi Tuhan Yesus rela mengorbankan nyawaNya bagi kita supaya kita diselamatkan, "dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:24). Kini kita bukan lagi menjadi hamba dosa melainkan menjadi hamba kebenaran. Bahkan oleh karena Kristus kita diangkat sebagai anak-anak Allah. Tapi sayang, masih banyak orang Kristen yang menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan ini. Apa buktinya kalau kita menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan? Kita masih hidup dalam dosa dan belum sepenuhnya meninggalkan kehidupan lama kita. Padahal di dalam Kristus kita adalah ciptaan baru.
Bagi orang Kristen yang masih saja hidup dalam dosa, Alkitab menyatakan dengan keras: "Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: 'Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.' " (Petrus 2:22). Di hari Minggu bak malaikat yang alimnya tak tertandingi, tetapi hari-hari lainnya kita ditemukan sedang berendam dalam kubangan yang kotor (hidup dalam dosa).
Kita lupa bahwa Tuhan telah mengangkat kita dan menyelamatkan kita dari lumpur dosa!
Subscribe to:
Posts (Atom)