Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juni 2011 -
Baca: Ibrani 13:1-3
"Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." Ibrani 13:2
Elemen terpenting dalam kehidupan orang percaya adalah kasih, sebab "...kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:7-8). Secara tegas Tuhan memberikan perintah utama kepada kita yaitu mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri (baca Matius 22:37-39).
Ayat nas di atas menyinggung tentang kasih terhadap sesama. Bukti kasih terhadap sesama harus dibuktikan melalui tindakan nyata, bukan hanya slogan. Kasih berarti memberi; ketika kita rela melepaskan apa yang ada di tangan kita, Tuhan akan rela pula melepaskan apa yang ada di tanganNya bagi kita. Maka dari itu Tuhan memberikan penekanan agar kasih persaudaraan itu semakin nyata dalam kehidupan orang percaya. Dikatakan, "Peliharalah kasih persaudaraan!" (Ibrani 13:1). Apakah wujud kasih persaudaraan itu? Salah satunya adalah memberikan tumpangan kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan. Alkitab menyatakan bahwa orang yang suka memberi tumpangan sama seperti sedang menjamu malaikat-malaikat sorga. Banyak orang memiliki harta lebih namun sengaja menutup mata terhadap orang-orang di sekitar yang hidup dalam keterbatasan. Ataukah mungkin kita baru akan berbuat baik bila kita benar-benar melihat ada seorang malaikat yang tersesat dan membutuhkan pertolongan kita?
Tuhan menghendaki kita menyatakan kasih kepada orang-orang di sekitar dan harus dipraktekkan atau diwujudkan. Ketika kita berbuat baik: memberi makan orang lapar, memberi minum orang yang haus, memberi tumpangan, memberi pakaian, melawat dan mengunjungi orang yang menderita, sama artinya kita melakukan itu semua untuk Tuhan. Tertulis: "...segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40). Jadi jangan pernah menutup mata terhadap saudara kita yang sedang menderita.
Melayani Tuhan tidak harus melalui kotbah, menjadi worship leader atau singer. Masih ada cara lain melayani Tuhan yaitu menolong dan memberi tumpangan kepada orang lain yang dalam kekurangan dan penderitaan.
Monday, June 27, 2011
Sunday, June 26, 2011
TAKUT AKAN TUHAN: Taat dan Percaya Dengan Iman!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juni 2011 -
Baca: Ulangan 6
"Engkau harus takut akan Tuhan, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah." Ulangan 6:13
Di masa-masa sekarang ini banyak orang tidak lagi mengutamakan kehidupan rohaninya karena telah dibutakan ilah-ilah zaman ini: Kesibukan, hobi atau hal-hal lain yang lebih menggiurkan yang sedang ditawarkan oleh dunia ini. Orang lebih memilih kerja lembur di kantor atau bertemu client sampai larut malam daripada harus menghadiri ibadah doa malam. Para muda lebih memilih hang out atau clubbing dengan teman-teman daripada harus mengikuti pendalaman Alkitab di gereja. Inilah keadaan manusia pada akhir zaman, "...tidak mempedulikan agama, ...lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah." (baca 2 Timotius 3:1-5). Oleh karena itu kita kembali diingatkan, sebagaimana Tuhan memperingatkan bangsa Israel, supaya kita memiliki hati yang takut akan Tuhan. Tidak sedikit pula orang Kristen, yang meskipun kelihatan rutin beribadah ke gereja tiap Minggu, belum tentu memiliki hati yang takut akan Tuhan. Dalam Matius 15:8 dikatakan, "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku."
Rasa takut akan Tuhan akan tampak ketika seseorang hidup taat kepada perintah-perintah Tuhan dan dengan tegas menolak segala bentuk dosa. Adalah sangat penting untuk memahami sepenuhnya siapakah Tuhan itu sesungguhnya. Tuhan adalah Pribadi yang kudus, maka dari itu "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu," (1 Petrus 1:15). Tuhan itu kudus dan Dia sangat membenci dosa. Pemazmur berkata, "Biarlah segenap bumi takut kepada Tuhan, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia! Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada." (Mazmur 33:8, 9).
Takut yang sejati kepada Tuhan menyebabkan seseorang menaruh iman percayanya kepada Tuhan. Setelah menyeberangi Laut Teberau dan menyaksikan sendiri betapa Tuhan menumpas bala tentara Mesir, takutlah bangsa Israel kepada Tuhan dan percaya kepadaNya (baca Keluaran 14:31). Jadi rasa takut akan Tuhan janganlah hanya sekedar doktrin Alkitabiah, tetapi haruslah berkenan langsung dengan kehidupan kita orang percaya.
Bukti takut akan Tuhan adalah taat dan percaya penuh kepada Dia!
Baca: Ulangan 6
"Engkau harus takut akan Tuhan, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah." Ulangan 6:13
Di masa-masa sekarang ini banyak orang tidak lagi mengutamakan kehidupan rohaninya karena telah dibutakan ilah-ilah zaman ini: Kesibukan, hobi atau hal-hal lain yang lebih menggiurkan yang sedang ditawarkan oleh dunia ini. Orang lebih memilih kerja lembur di kantor atau bertemu client sampai larut malam daripada harus menghadiri ibadah doa malam. Para muda lebih memilih hang out atau clubbing dengan teman-teman daripada harus mengikuti pendalaman Alkitab di gereja. Inilah keadaan manusia pada akhir zaman, "...tidak mempedulikan agama, ...lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah." (baca 2 Timotius 3:1-5). Oleh karena itu kita kembali diingatkan, sebagaimana Tuhan memperingatkan bangsa Israel, supaya kita memiliki hati yang takut akan Tuhan. Tidak sedikit pula orang Kristen, yang meskipun kelihatan rutin beribadah ke gereja tiap Minggu, belum tentu memiliki hati yang takut akan Tuhan. Dalam Matius 15:8 dikatakan, "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku."
Rasa takut akan Tuhan akan tampak ketika seseorang hidup taat kepada perintah-perintah Tuhan dan dengan tegas menolak segala bentuk dosa. Adalah sangat penting untuk memahami sepenuhnya siapakah Tuhan itu sesungguhnya. Tuhan adalah Pribadi yang kudus, maka dari itu "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu," (1 Petrus 1:15). Tuhan itu kudus dan Dia sangat membenci dosa. Pemazmur berkata, "Biarlah segenap bumi takut kepada Tuhan, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia! Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada." (Mazmur 33:8, 9).
Takut yang sejati kepada Tuhan menyebabkan seseorang menaruh iman percayanya kepada Tuhan. Setelah menyeberangi Laut Teberau dan menyaksikan sendiri betapa Tuhan menumpas bala tentara Mesir, takutlah bangsa Israel kepada Tuhan dan percaya kepadaNya (baca Keluaran 14:31). Jadi rasa takut akan Tuhan janganlah hanya sekedar doktrin Alkitabiah, tetapi haruslah berkenan langsung dengan kehidupan kita orang percaya.
Bukti takut akan Tuhan adalah taat dan percaya penuh kepada Dia!
Subscribe to:
Posts (Atom)