Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juni 2011 -
Baca: Nehemia 6
"Karena mereka semua mau menakut-nakutkan kami, pikirnya: 'Mereka akan membiarkan pekerjaan itu, sehingga tak dapat diselesaikan.'. Tetapi aku justru berusaha sekuat tenaga." Nehemia 6:9
Nehemia tidak terpengaruh oleh hasutan-hasutan mereka. Jika ia menyerah di tengah jalan dan tidak lagi melanjutkan pembangunan itu, maka mereka (musuh) pasti akan melompat kegirangan dan bersukacita atas kegagalan Nehemia. Itulah yang dimaui oleh Iblis, karena memang pekerjaan Iblis adalah "...untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a).
Di tengah ujian berat yang mendera, Nehemia tidak putus asa. Ia datang kepada Tuhan dengan berpuasa dan berdoa sehingga ia beroleh kekuatan untuk menghadapi lawan-lawannya. Pemazmur berkata, "Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 121:1-2). Nehemia pun berani berkata, "Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem!" (Nehemia 2:20). Para pengacau (Sanbalat dan Gesyem) tidak pernah berhenti untuk menggagalkan usaha Nehemia. Bahkan Sanbalat mengutus hambanya untuk yang kelima kalinya kepada Nehemia dengan membawa surat tuduhan bahwa Nehemia telah memberontak dan mencalonkan dirinya sebagai raja Yehuda (Nehemia 6:6). Berbagai upaya telah mereka lakukan, tapi semuanya tidak ada yang berhasil karena Tuhan menyertai Nehemia. Nehemia tetap kuat dan fokus terhadap tugas yang dipercayakan Tuhan untuk membangun kembali Yerusalem. Ia menjalankan tugas ini dengan penuh komitmen dan tidak menyalahgunakannya.
Bila saat ini kita sedang mengalami pergumulan yang tidak jauh berbeda dengan Nehemia, jangan putus asa! Memang, Iblis tidak pernah lelah untuk melemahkan kita. Jangan menyerah pada keadaan dan terpengaruh kata-kata negatif yang dilontarkan orang lain kepada kita. Tetaplah maju! Ada tertulis: "dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti," (1 Korintus 1:28).
Serahkan setiap perkara kepada Tuhan, maka Dia akan menyelesaikannya, karena tak ada rencanaNya yang gagal!
Tuesday, June 7, 2011
Monday, June 6, 2011
MENANG TERHADAP INTIMIDASI IBLIS (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2011 -
Baca: Nehemia 4
"Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokan orang Yahudi" Nehemia 4:1
Seringkali seseorang menjadi lemah dan tak berdaya oleh karena perkataan dari orang lain yang menyakitkan, melemahkan dan mengitimidasinya. Oleh karena itu kita harus berhati-hati terhadap apa pun yang kita ucapkan.
Hal serupa dialami oleh Nehemia, orang Yahudi yang hidup pada masa Israel berada dalam tawanan. Alkitab menyatakan bahwa beberapa tahun sebelumnya, orang-orang Babilonia telah datang dan menghancurkan Yerusalem. Mereka juga membunuh atau menawan sebagian besar penduduk. Tidak hanya itu, tembok-tembok dibakar dan diruntuhkan sehingga kota itu tinggal puing-puing. Kondisi ini benar-benar memilukan hati Nehemia dan Tuhan pun menaruh kerinduan dalam hatinya untuk pulang ke Yerusalem dan membangun kembali kota itu. Selama di pembuangan, Nehemia telah setia mengabdi kepada sang raja asing dan ia pun disukai raja itu. Karena itu raja mengijinkan dia untuk pergi dan melaksanakan semua yang telah Tuhan suruhkan kepadanya. Dengan segera Nehemia berangkat ke Yerusalem dan mengumpulkan orang-orang Israel yang tersisa, mendorong mereka untuk memperbaiki semua yang telah dihancurkan oleh musuh. Untuk mewujudkan rencana itu Nehemia harus menghadapi tantangan yang tidak mudah. Ada sekumpulan orang yang tidak menyukai niat mulianya, di mana mereka berusaha untuk mengintimidasi Nehemia dengan perkataan-perkataan yang melemahkan. Sanbalat, Tobia dan Gesyem tidak ingin tembok itu dibangun kembali. Mereka berusaha menentang dan menghentikan usaha Nehemia ini. Dikatakan, "...mereka mengolok-olokkan dan menghina kami. Kata mereka: 'Apa yang kamu lakukan itu? Apa kamu mau berontak terhadap raja?" (Nehemia 2:19). Mereka juga berusaha untuk menghancurkan dan mengintimidasi Nehemia dengan perkataan-perkataan yang merendahkan. Ejek orang-orang itu, "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka." (Nehemia 4:3). Apa yang dikerjakan Nehemia menjadi bahan tertawaan mereka. Meskipun demikian Nehemia tidak termakan oleh provokasi mereka, dia terus maju. (Bersambung)
Baca: Nehemia 4
"Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokan orang Yahudi" Nehemia 4:1
Seringkali seseorang menjadi lemah dan tak berdaya oleh karena perkataan dari orang lain yang menyakitkan, melemahkan dan mengitimidasinya. Oleh karena itu kita harus berhati-hati terhadap apa pun yang kita ucapkan.
Hal serupa dialami oleh Nehemia, orang Yahudi yang hidup pada masa Israel berada dalam tawanan. Alkitab menyatakan bahwa beberapa tahun sebelumnya, orang-orang Babilonia telah datang dan menghancurkan Yerusalem. Mereka juga membunuh atau menawan sebagian besar penduduk. Tidak hanya itu, tembok-tembok dibakar dan diruntuhkan sehingga kota itu tinggal puing-puing. Kondisi ini benar-benar memilukan hati Nehemia dan Tuhan pun menaruh kerinduan dalam hatinya untuk pulang ke Yerusalem dan membangun kembali kota itu. Selama di pembuangan, Nehemia telah setia mengabdi kepada sang raja asing dan ia pun disukai raja itu. Karena itu raja mengijinkan dia untuk pergi dan melaksanakan semua yang telah Tuhan suruhkan kepadanya. Dengan segera Nehemia berangkat ke Yerusalem dan mengumpulkan orang-orang Israel yang tersisa, mendorong mereka untuk memperbaiki semua yang telah dihancurkan oleh musuh. Untuk mewujudkan rencana itu Nehemia harus menghadapi tantangan yang tidak mudah. Ada sekumpulan orang yang tidak menyukai niat mulianya, di mana mereka berusaha untuk mengintimidasi Nehemia dengan perkataan-perkataan yang melemahkan. Sanbalat, Tobia dan Gesyem tidak ingin tembok itu dibangun kembali. Mereka berusaha menentang dan menghentikan usaha Nehemia ini. Dikatakan, "...mereka mengolok-olokkan dan menghina kami. Kata mereka: 'Apa yang kamu lakukan itu? Apa kamu mau berontak terhadap raja?" (Nehemia 2:19). Mereka juga berusaha untuk menghancurkan dan mengintimidasi Nehemia dengan perkataan-perkataan yang merendahkan. Ejek orang-orang itu, "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka." (Nehemia 4:3). Apa yang dikerjakan Nehemia menjadi bahan tertawaan mereka. Meskipun demikian Nehemia tidak termakan oleh provokasi mereka, dia terus maju. (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)