Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Mei 2011 -
Baca: Filpi 3:1-16
"Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus." Filipi 3:12
Tanpa sadar banyak orang Kristen merasa dirinya telah mencapai tingkat kerohanian yang tinggi, yang dirasa sudah lebih dari cukup: ibadah di gereja tidak pernah absen, setia membayar persepuluhan dan sudah terlibat dalam pelayanan. Apa lagi yang kurang? Cukuplah sudah. Tidak perlu lagi bersusah-payah, menggebu-gebu atau mengejar hal-hal rohani begitu rupa. Jika kita berpikiran seperti itu, berhati-hatilah, karena kita sedang dalam bahaya yang besar.
Rasul Paulus memiliki reputasi yang luar biasa dalam hal agama Yahudi, bahkan diakuinya sendiri bahwa "dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat." (ayat 6). Meski demikian Paulus merasa bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa dan tidak ada alasan baginya untuk memegahkan diri. "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu yang kuanggap rugi, karena pengenalan aku Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus," (ayat 7-9). Tidak ada yang lebih mulia dalam diri Paulus sebelum ia benar-benar mendapatkan Kristus dalam hidupnya. Maka dari itu ia terus berusaha dan berlari mengejar Kristus. "dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (ayat 14). Paulus meyadari bahwa jika ia mendapatkan Kristus dan Kerajaan Sorga bukanlah dua hal yang terpisah, tapi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Sudahkah kita memiliki Kristus sepenuhnya? Kehidupan orang percaya ibarat berada di arena pertandingan, di mana kita harus terus berjuang dan berlari untuk mendapatkan Kristus dan juga KerajaanNya. Jadi upaya mendapatkan Kristus adalah tugas seumur hidup kita. Jangan pernah merasa puas dengan apa yang kita lakukan saat ini. Masa lalu tidak bisa kita bangga-banggakan atau kita jadikan patokan. Apakah yang kurang dari Paulus? Namun dia tidak pernah berhenti berjuang. Bagi Paulus segala sesuatu selain Kristus adalah sampah. Apalah artinya kita memperoleh seluruh dunia ini jika pada akhirnya binasa?
Hanya Kristus yang terbaik, kita harus mengejar dan mendapatkan Dia.
Friday, May 27, 2011
Thursday, May 26, 2011
MENINGGALKAN TUHAN KARENA DUNIA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Mei 2011 -
Baca: 2 Tawarikh 12:1-16
"Rehabeam berserta seluruh Israel meninggalkan hukum Tuhan, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh." 2 Tawarikh 12:1
Akhir-akhir ini banyak orang percaya yang mengalami kelesuan dalam pengiringannya kepada Tuhan. Banyak faktor yang mengakibatkan seseorang tidak lagi setia kepada Tuhan, bahkan ada yang meninggalkan Tuhan dan secara terang-terangan telah menjual imannya. Salah satunya dalah karena kemapanan atau kemakmuran. Karena sudah memiliki jabatan yang tinggi dan bergelimangan harta, seseorang tidak lagi mengutamakan perkara-perkara rohani dan lebih mencintai jabatan dan hartanya itu daripada Tuhan. Ayat nas di atas sudah sangat jelas menyatakan bahwa Rehabeam adalah seorang raja yang sudah lupa diri; ia mabuk jabatan dan juga harta. Karena sudah merasa kuat, kaya, terkenal dan berkuasa ia pun meninggalkan Tuhan dan tidak lagi mengindahkan hukumNya. Rehabeam sepertinya sudah tidak membutuhkan Tuhan lagi dalam hidupnya.
Contoh lain orang yang meninggalkan Tuhan adalah Demas. Alkitab menyatakan bahwa Demas sebelumnya adalah seorang pelayan Tuhan dan rekan sekerja Paulus di ladang Tuhan; ia begitu setia menyertai Paulus di setiap pelayanannya. Namun dalam kisah berikutnya dikatakan oleh Paulus demikian: "...Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku." (2 Timotius 4:10a). Kepada Timotius Paulus menyatakan kesedihannya karena Demas telah berubah sikap, di mana dia lebih mencintai dunia ini dan tidak lagi turut ambil bagian dalam pelayanan pekabaran Injil. "Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?" (Galatia 3:3). Alkitab juga menyatakan bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah, "...Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4).
Ternyata bila kita bersahabat saja dengan dunia, tindakan kita ini sudah disebut telah memusuhi Allah, apalagi bila kita mencintai dunia ini. Mencintai dunia berarti mencintai segala sesuatu yang duniawi yang meliputi: keinginan daging, keinginan mata dan juga keangkuhan hidup (baca 1 Yohanes 2:16). Adalah tidak mungkin seseorang berkenan kepada Tuhan selama ia masih hidup dalam kedagingan dan mementingkan perkara-perkara duniawi!
Jangan pernah meninggalkan Tuhan dengan alasan apa pun, karena akibatnya akan sangat fatal!
Baca: 2 Tawarikh 12:1-16
"Rehabeam berserta seluruh Israel meninggalkan hukum Tuhan, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh." 2 Tawarikh 12:1
Akhir-akhir ini banyak orang percaya yang mengalami kelesuan dalam pengiringannya kepada Tuhan. Banyak faktor yang mengakibatkan seseorang tidak lagi setia kepada Tuhan, bahkan ada yang meninggalkan Tuhan dan secara terang-terangan telah menjual imannya. Salah satunya dalah karena kemapanan atau kemakmuran. Karena sudah memiliki jabatan yang tinggi dan bergelimangan harta, seseorang tidak lagi mengutamakan perkara-perkara rohani dan lebih mencintai jabatan dan hartanya itu daripada Tuhan. Ayat nas di atas sudah sangat jelas menyatakan bahwa Rehabeam adalah seorang raja yang sudah lupa diri; ia mabuk jabatan dan juga harta. Karena sudah merasa kuat, kaya, terkenal dan berkuasa ia pun meninggalkan Tuhan dan tidak lagi mengindahkan hukumNya. Rehabeam sepertinya sudah tidak membutuhkan Tuhan lagi dalam hidupnya.
Contoh lain orang yang meninggalkan Tuhan adalah Demas. Alkitab menyatakan bahwa Demas sebelumnya adalah seorang pelayan Tuhan dan rekan sekerja Paulus di ladang Tuhan; ia begitu setia menyertai Paulus di setiap pelayanannya. Namun dalam kisah berikutnya dikatakan oleh Paulus demikian: "...Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku." (2 Timotius 4:10a). Kepada Timotius Paulus menyatakan kesedihannya karena Demas telah berubah sikap, di mana dia lebih mencintai dunia ini dan tidak lagi turut ambil bagian dalam pelayanan pekabaran Injil. "Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?" (Galatia 3:3). Alkitab juga menyatakan bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah, "...Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4).
Ternyata bila kita bersahabat saja dengan dunia, tindakan kita ini sudah disebut telah memusuhi Allah, apalagi bila kita mencintai dunia ini. Mencintai dunia berarti mencintai segala sesuatu yang duniawi yang meliputi: keinginan daging, keinginan mata dan juga keangkuhan hidup (baca 1 Yohanes 2:16). Adalah tidak mungkin seseorang berkenan kepada Tuhan selama ia masih hidup dalam kedagingan dan mementingkan perkara-perkara duniawi!
Jangan pernah meninggalkan Tuhan dengan alasan apa pun, karena akibatnya akan sangat fatal!
Subscribe to:
Posts (Atom)