Sunday, May 22, 2011

BERSUKACITA DALAM SEGALA KEADAAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Mei 2011 -

Baca:  Mazmur 16

"Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;  di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."  Mazmur 16:11

Kapan Saudara merasakan sukacita?  Beraneka ragam jawaban terlontar:  "Ketika suamiku memberi uang belanja lebih dari biasanya;  Setiap awal bulan (tanggal muda) aku pasti bersukacita karena dompet lagi tebal;  Sukacitaku meluap-luap setiap menghabiskan akhir pekan bersama keluarga di Puncak;  Aku baru akan bersukacita kalau anak-anakku sudah mapan dan berumah tangga."  Acapkali rasa sukacita seseorang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ada.  Sebaliknya ketika sedang dalam masalah, sakit-penyakit atau mengalami masa-masa sulit seringkali sukacita itu sirna bak ditelan bumi sehingga tersenyum pun tidak dapat.

     Sukacita adalah suasana di dalam hati seseorang di mana ia dapat menikmati segala yang terjadi dalam kehidupannya dengan ucapan syukur.  Jadi sukacita dan ucapan syukur adalah dua hal yang tak terpisahkan.  Sukacita dan ucapan syukur seharusnya menjadi life style orang percaya.  Mengapa?  Karena adanya jaminan pemeliharaan dari Tuhan.  Kita percaya bahwa Tuhan yang kita sembah di dalam nama Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang hidup dan Dia tidak pernah mengecewakan kita.  Tuhan berfirman,  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  (Ibrani 13:5b).  Tidak ada janji yang tidak ditepatiNya.  Hal ini diakui oleh Daud:  "Janji-Mu sangat teruji, dan hampa-Mu mencintainya."  (Mazmur 119:140).

     Oleh karena itu apa pun masalah yang kita sedang hadapi saat ini, tetaplah bersukacita dan mengucap syukur.  Tuhan memiliki rancangan yang indah bagi kehidupan orang percaya (baca Yeremia 29:11Yohanes 10:10).  Tidak seharusnya sukacita kita dikalahkan oleh masalah atau keadaan yang terjadi di sekitar kita;  artinya sekalipun dunia sedang bergoncang, banyak masalah yang menerpa, kita tetap bersukacita.  Memang hal itu tidak mudah dan terasa berat untuk dilakukan, tapi inilah perintah Tuhan yang harus kita taati.  Ketika kita bertindak dan taat melakukan perintah Tuhan ini, sukacitaNya akan memenuhi hati kita (baca Yohanes 15:10-11).  Rasul Paulus tetap bersukacita meski harus menghadapi pelbagai penderitaan dan ujian, karena ia yakin bahwa dalam segala perkara Tuhan turut bekerja.

Tetaplah berpegang penuh pada janji Tuhan;  di dalam Dia ada pengharapan yang pasti, karena itu jalani harimu dengan sukacita!

Saturday, May 21, 2011

TAK ADA LAGI KEGAGALAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Mei 2011 -

Baca:  Ayub 42:1-6

"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal."  Ayub 42:2

Bagi seorang atlet, entah itu bulutangkis, tenis, renang dan semua atlet di segala cabang olahraga, latihan keras adalah 'menu' mereka stiap hari.  Tiada hari tanpa latihan!  Mengapa mereka berlatih keras tanpa mengenal lelah?  Karena mereka tidak mau gagal, melainkan ingin berhasil meraih kemenangan dan menjadi juara di setiap kejuaraan yang diikutinya.  Kata gagal selalu menjadi momok yang menakutkan, paling dibenci, tidak disukai dan dihindari oleh semua orang.

     Apa itu kegagalan?  Kegagalan adalah suatu keadaan tidak berhasil mencapai apa yang diusahakan atau direncanakan.  Tak seorang pun dari kita yang berharap mengalami kegagalan dalam hidup:  gagal dalam rumah tangga, gagal dalam studi, gagal dalam usaha, gagal dalam pelayanan dan sebagainya.  Namun kegagalan tidak sepenuhnya berdampak buruk bagi kita;  kegagalan dapat menjadi sebuah pengalaman yang berharga, cermin untuk kita lebih maju, menjadi koreksi supaya kita tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.  Ada kata bijak yang menguatkan kita:  "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda."  Banyak tokoh besar dan orang-orang yang berhasil di bidangnya masing-masing pernah mengalami kegagalan, namun mereka tidak menyerah dan putus asa, tapi mampu bangkit!

     Alkitab menegaskan bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencanaNya yang gagal (ayat nas).  Biarlah ini menjadi kekuatan bagi kita dalam menjalani hari-hari kita.  Untuk menjadi orang-orang yang berhasil, langkah tepat yang harus kita ambil adalah mengandalkan Tuhan dalam segala perkara dan mempercayakan hidup ini sepenuhnya kepada Dia, karena rancangan Tuhan bukanlah rancangan kita.  RancanganNya selalu yang terbaik bagi kita.  Tertulis:  "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-ku, demikianlah firman Tuhan."  (Yesaya 55:8).  Oleh sebab itu jangan pernah mengandalkan kekuatan sendiri, apalagi bersandar dan berharap kepada manusia, sebab  "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapnya pada Tuhan!"  (Yeremia 17:7).  Dan firman Tuhan adalah kunci untuk meraih keberhasilan itu  (baca Mazmur 1:1-3).  Jika saat ini kita sedang gagal, berarti Tuhan sedang memberikan kita pelajaran dan pengalaman berharga.

Andalkan Tuhan di segala perkara, yakinlah keberhasilan akan menjadi milik kita!