Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Mei 2011 -
Baca: Mazmur 119:17-24
"Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." Mazmur 119:18
Mata adalah bagian dari tubuh kita yang sangat berharga. Dengan mata, kita bisa melihat bunga-bunga yang merekah di taman, dedaunan yang berwarna hijau, ranumnya warna buah jambu di pohon. Dengan mata, kita tinggal di kota-kota besar dapat melihat gedung-gedung pencakar langit, mal yang kian menjamur dan sebagainya. Dengan mata, kita pun tahu bahwa hari ini matahari bersinar dengan teriknya, atau langit sedang berawan dan tampak kelabu pertanda akan segera turun hujan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mata bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu kita harus benar-benar menjaga dan memelihara mata ini dengan baik.
Tuhan juga menyatakan melalui firmanNya, "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23). Kita bisa melihat hal yang baik dan yang tidak baik melalui mata, karena itu kita harus menjaga fungsi mata kita dengan segala kewaspadaan, sebab segala sesuatu yang kita lihat melalui mata kita akan sangat mempengaruhi seluruh kehidupan kita. Bila yang kita lihat adalah perkara-perkara yang baik, maka kita akan mendapatkan hal-hal yang baik dalam kehidupan ini. Sebaliknya apabila yang kita lihat adalah hal-hal yang tidak baik, maka kita pun akan menuai yang tidak baik. Oleh karena itu Daud berdoa kepada Tuhan, "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu."
Seringkali iman kita menjadi lemah ketika melihat keadaan di sekitar kita yang melemahkan. Masalah datang silih berganti, sakit-peyakit yang tidak kunjung sembuh, keuangan keluarga yang minus, melihat toko sepi atau anak-anak memberontak dan sebagainya membuat iman kita langsung drop, kita mengalami ketakutan dan kekuatiran. Ini pula yang dialami oleh Gehazi (abdi Elisa). Ketika bangun pagi ia melihat suatu tentara dengan kuda dan kereta sedang mengepung kota, serunya, " 'Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?' Jawabnya (Elisa): 'Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.' " (2 Raja-Raja 6:15b-16). Abdi Elisa itu tidak lagi mampu melihat kebaikan Tuhan dan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib karena dikalahkan keadaan sekitar yang terlihat secara kasat mata. Akibatnya ketakutan dan kekuatiran menguasai hatinya. (Bersambung).
Saturday, May 7, 2011
Friday, May 6, 2011
TETAP BERKOMITMEN APA PUN KEADAANNYA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Mei 2011 -
Baca: Roma 12:9-21
"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Roma 12:11
Di hari-hari ini banyak orang percaya yang mengalami kesuaman terhadap perkara-perkara rohani. Salah satu contohnya adalah dalam hal pelayanan atau melayani pekerjaan Tuhan. Awal-awalnya kita begitu antusias dan menggebu-gebu melayani Tuhan, lambat laun semangat itu luntur dan kerajinan kita pun mulai kendor. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, di antaranya: kecewa dengan hamba Tuhan atau rekan sepelayanan, merasa kurang dihargai, rasa malas, capai ada masalah berat atau kita mulai disibukkan dengan pekerjaan, hobi dan aktivitas-aktivitas luar lainnya.
Ayat nas di atas kembali mengingatkan agar kita tetap memiliki semangat untuk melayani Tuhan dan juga sesama. Berhati-hatilah! Jika kita tetap tenggelam dalam kemalasan dan kesuaman, pada saatnya kita akan benasib seperti jemaat di Laodikia: "...karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku (Tuhan) akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Oleh karena itu, "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Kata teguh berarti setia, dan di dalamnya terkandung suatu komitmen yang tinggi. Dalam hal komitmen, Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada kita. Ketika Yesus diutus ke dalam dunia ini Ia dengan penuh komitmen menjalankan kehendak Bapa meski harus melewati penderitaan, aniaya, caci-maki, penolakan, bahkan kematian di atas kayu salib. KomitmenNya tidak pernah goyah oleh keadaan apa pun. Dia pun mau mengampuni orang-orang yang telah menganiayaNya. Yesus berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Bagaimana kita? Janganlah goyah saat kita menghadapi berbagai pencobaan yang ada. Kalau kita menyerah kalah pada keadaan, Iblis akan bersorak sorai mentertawakan kita. Ketahuilah: tidak ada kemuliaan tanpa salib, tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Mari kita menjaga komitmen untuk melayani Tuhan sampai akhir hidup kita.
Semakin kita setia melayani Tuhan, semakin kita dipercaya olehNya untuk melakukan perkara-perkara besar, walaupun kita harus mengawalinya dari perkara-perkara kecil!
Baca: Roma 12:9-21
"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Roma 12:11
Di hari-hari ini banyak orang percaya yang mengalami kesuaman terhadap perkara-perkara rohani. Salah satu contohnya adalah dalam hal pelayanan atau melayani pekerjaan Tuhan. Awal-awalnya kita begitu antusias dan menggebu-gebu melayani Tuhan, lambat laun semangat itu luntur dan kerajinan kita pun mulai kendor. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, di antaranya: kecewa dengan hamba Tuhan atau rekan sepelayanan, merasa kurang dihargai, rasa malas, capai ada masalah berat atau kita mulai disibukkan dengan pekerjaan, hobi dan aktivitas-aktivitas luar lainnya.
Ayat nas di atas kembali mengingatkan agar kita tetap memiliki semangat untuk melayani Tuhan dan juga sesama. Berhati-hatilah! Jika kita tetap tenggelam dalam kemalasan dan kesuaman, pada saatnya kita akan benasib seperti jemaat di Laodikia: "...karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku (Tuhan) akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Oleh karena itu, "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Kata teguh berarti setia, dan di dalamnya terkandung suatu komitmen yang tinggi. Dalam hal komitmen, Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada kita. Ketika Yesus diutus ke dalam dunia ini Ia dengan penuh komitmen menjalankan kehendak Bapa meski harus melewati penderitaan, aniaya, caci-maki, penolakan, bahkan kematian di atas kayu salib. KomitmenNya tidak pernah goyah oleh keadaan apa pun. Dia pun mau mengampuni orang-orang yang telah menganiayaNya. Yesus berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Bagaimana kita? Janganlah goyah saat kita menghadapi berbagai pencobaan yang ada. Kalau kita menyerah kalah pada keadaan, Iblis akan bersorak sorai mentertawakan kita. Ketahuilah: tidak ada kemuliaan tanpa salib, tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Mari kita menjaga komitmen untuk melayani Tuhan sampai akhir hidup kita.
Semakin kita setia melayani Tuhan, semakin kita dipercaya olehNya untuk melakukan perkara-perkara besar, walaupun kita harus mengawalinya dari perkara-perkara kecil!
Subscribe to:
Posts (Atom)