Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Mei 2011 -
Baca: Mazmur 145
"Ia (Tuhan) melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka." Mazmur 145:19
Takut akan Tuhan mengandung unsur bangga. Jika di dalam hati kita memiliki rasa bangga kepada Tuhan tentunya kita akan suka bersaksi dan menceritakan kebaikan-kebaikanNya kepada orang lain. Namun banyak di antara kita yang malu bersaksi tentang Yesus, malu menceritakan kebaikan-kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Ingat, kalau kita malu karena nama Yesus, Ia pun akan malu mengakui kita di hadapan Bapa (baca Markus 8:38). Sebaliknya kalau menceritakan kejelekan orang lain atau bergosip, tanpa harus dikomando, kita sudah tidak tahan untuk tidak berbicara mulai dari A sampai Z. Perhatikan apa yang dikatakan Daud: "Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;" (Mazmur 9:2). Rasa bangga yang dimiliki seseorang kepada Tuhan akan tercermin dari sikap dan perbuatannya: selalu semangat dan antusias terhadap perkara-perkara rohani.
Bila rasa hormat dan bangga ada pada kita, kita akan beribadah kepada Tuhan dengan tulus ikhlas dan setia. Beribadah bukan hanya sebatas kita hadir di gereja atau di persekutuan-persekutuan doa, tapi juga di segala aspek kehidupan kita dan harus merupakan bagian dari ibadah kita kepada Tuhan. Paulus berkata, "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Saat berada di tengah masyarakat atau lingkungan, kantor, sekolah dan sebagainya, hendaknya kehidupan kita menjadi kesaksian bagi mereka. Alkitab mengatakan, "...hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-mu yang di sorga." (Matius 5:16). Jadi seluruh kehidupan kita seharusnya adalah sikap sedang melayani Tuhan dan sedang beribadah kepadaNya. Mari gunakan waktu dan kesempatan yang ada saat ini untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan.
Rasul Paulus senantiasa semangat melayani Tuhan meski harus menghadapi aniaya dan penderitaan, bahkan bisa berkata, "Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus." (2 Korintus 4:1,5).
Orang Kristen yang takut Tuhan pasti melakukan yang terbaik bagiNya dalam segala hal!
Wednesday, May 4, 2011
Tuesday, May 3, 2011
TAKUT AKAN TUHAN: Hormat dan Bangga akan Dia (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Mei 2011 -
Baca: Yosua 24:14-28
"Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia." Yosua 24:14a
Dalam Perjanjian Lama kita membaca bahwa bangsa Israel berada di tengah-tengah bangsa lain yang lebih besar dan kuat. Ketika mereka hidup benar di hadapan Tuhan mereka mengalami kemenangan saat berperang melawan bangsa-bangsa lain karena Tuhan ada di pihak mereka. Sebaliknya, tatkala mereka hidup tidak benar, Tuhan memakai bangsa-bangsa lain yang memang mau menyerang mereka untuk menghajar dan memperingatkan mereka, di mana hal seperti ini terjadi terus-menerus di dalam Perjanjian Lama.
Begitu pula dalam kehidupan orang percaya saat ini. Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa jika kita percaya kepadaNya maka perjalanan hidup kita akan lancar terus, enak dan tanpa rintangan. Tuhan berkata, "...Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala,..." (Matius 10:16). Tetapi yang pasti Tuhan menjanjikan perlindungan, penyertaan, kekuatan dan juga kemenangan asal kita mau hidup benar dan menjalankan perintah-perintahNya. Adakalanya kita diijinkan Tuhan untuk mengalami penderitaan bukan karena Dia tidak mengasihi kita dan jahat kepada kita, namun justru penderitaan itu adalah anugerah Tuhan yang membuat kita lebih baik dan lebih kuat, "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia," (Filipi 1:29). Oleh karena itu dalam keadaan apa pun mari memiliki hati yang senantiasa takut akan Tuhan, sebagaimana disampaikan Yosua di hadapan semua suku bangsa Israel di Sikhem. Takut akan Tuhan yang dimaksud di sini lebih mengarah pada rasa hormat, bangga dan kagum kepada Tuhan.
Jika kita memiliki sikap hormat kepada Tuhan kita pun akan berjuang bagaimana agar hidup kita berkenan kepada Tuhan ketika menjalankan apa pun di dalam hidup ini, karena kita tahu bahwa Dia hadir menyaksikan hidup kita dan segala yang kita perbuat, yang pada saatnya akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Tertulis: "...tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Menyadari bahwa "Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik," (Amsal 15:3), maka kita pun tidak boleh hidup sembrono dan harus lebih berhati-hati! (Bersambung)
Baca: Yosua 24:14-28
"Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia." Yosua 24:14a
Dalam Perjanjian Lama kita membaca bahwa bangsa Israel berada di tengah-tengah bangsa lain yang lebih besar dan kuat. Ketika mereka hidup benar di hadapan Tuhan mereka mengalami kemenangan saat berperang melawan bangsa-bangsa lain karena Tuhan ada di pihak mereka. Sebaliknya, tatkala mereka hidup tidak benar, Tuhan memakai bangsa-bangsa lain yang memang mau menyerang mereka untuk menghajar dan memperingatkan mereka, di mana hal seperti ini terjadi terus-menerus di dalam Perjanjian Lama.
Begitu pula dalam kehidupan orang percaya saat ini. Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa jika kita percaya kepadaNya maka perjalanan hidup kita akan lancar terus, enak dan tanpa rintangan. Tuhan berkata, "...Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala,..." (Matius 10:16). Tetapi yang pasti Tuhan menjanjikan perlindungan, penyertaan, kekuatan dan juga kemenangan asal kita mau hidup benar dan menjalankan perintah-perintahNya. Adakalanya kita diijinkan Tuhan untuk mengalami penderitaan bukan karena Dia tidak mengasihi kita dan jahat kepada kita, namun justru penderitaan itu adalah anugerah Tuhan yang membuat kita lebih baik dan lebih kuat, "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia," (Filipi 1:29). Oleh karena itu dalam keadaan apa pun mari memiliki hati yang senantiasa takut akan Tuhan, sebagaimana disampaikan Yosua di hadapan semua suku bangsa Israel di Sikhem. Takut akan Tuhan yang dimaksud di sini lebih mengarah pada rasa hormat, bangga dan kagum kepada Tuhan.
Jika kita memiliki sikap hormat kepada Tuhan kita pun akan berjuang bagaimana agar hidup kita berkenan kepada Tuhan ketika menjalankan apa pun di dalam hidup ini, karena kita tahu bahwa Dia hadir menyaksikan hidup kita dan segala yang kita perbuat, yang pada saatnya akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Tertulis: "...tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Menyadari bahwa "Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik," (Amsal 15:3), maka kita pun tidak boleh hidup sembrono dan harus lebih berhati-hati! (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)