Friday, March 18, 2011

MENJADI MURID YESUS YANG KUAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Maret 2011 -

Baca:  Lukas 9:22-27

"Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."  Lukas 9:24

Menjadi orang Kristen tidaklah mudah karena kita mengemban tugas yang tidak sembarangan.  Ketika kita memutuskan untuk percaya kepada Yesus Kristus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, status kita adalah murid Yesus.  Sebagai murid Yesus kita wajib melakukan semua perintah-perintah Yesus serta meneladani hidupNya sebagaimana tertulis:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6), sebab untuk itulah  "...kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya"  (1 Petrus 2:21).

     Sungguh, untuk mengikut Yesus dibutuhkan komitmen yang tidak boleh dibuat main-main karena banyak tantangan yang akan kita hadapi dan kita pun harus melakukan kehendakNya dengan taat.  Ketaatan adalah suatu proses di mana kita bisa dikatakan layak untuk menjadi murid Yesus atau tidak, sebab firman-Nya berkata,  "...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."  (Lukas 9:23).  Menyangkal diri dan memikul salib adalah syarat mutlak yang harus dijalankan oleh setiap murid Yesus.  Melalui penyangkalan diri dan pikul salib kita belajar untuk memiliki kerendahan hati dan punya hati yang teachable (bersedia diajar), supaya kita menjadi murid Yesus yang militan: tidak mudah lemah dan pantang menyerah.

     Mengapa kita diijinkan melewati ujian atau tantangan?  Ini adalah untuk membuktikan kemurnian iman kita yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api, sehingga kita beroleh pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya (baca 1 Petrus 1:7).  Dalam mengikut Tuhan Yesus kita pun harus memiliki integritas dan jangan sampai ada kepura-puraan.  Tidak ada kata setengah-setengah atau suam-suam kuku, sebab jika demikian Tuhan akan berkata,  "...Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku."  (Wahyu 3:16).  Ada harga yang harus kita bayar!  Banyak orang Kristen yang masih berkompromi dengan hal-hal duniawi.

Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."  Lukas 9:62

Thursday, March 17, 2011

PENGHARAPAN DI DALAM TUHAN: Pasti dan Tidak Mengecewakan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Maret 2011 -

Baca:  Roma 8:18-25

"Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun."  Roma 8:25

Banyak orang tidak dapat menerima keadaan yang tidak menyenangkan dalam hidupnya.  Mereka mulai mengomel, memberontak dan menyalahkan Tuhan atas apa yang dialami.  Hal ini berlanjut pada tindakan dan tekad keluar dari permasalahan yang ada, apa pun caranya, tidak peduli apakah jalan yang ditempuhnya nanti berujung pada kesia-siaan, seperti tertulis:  "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."  (Amsal 14:12).  Mereka mengira bahwa jalan yang ditempuhnya itu sudah benar dan pasti akan memberikan jalan keluar.  Alkitab menegaskan,  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"  (Yeremia 17:5).  Sekuat dan sehebat apa pun manusia, kemampuan dan kekuatannya ada batasnya.  Tapi jika kita mau menyikapi setiap permasalahan yang ada dengan tetap berharap pada kuasa Tuhan, tidak ada yang perlu diragukan lagi seperti pengakuan Daud,  "Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi."  (Mazmur 121:2).

     Penderitaan dan hal-hal yang tidak mengenakkan diibaratkan orang yang sedang sakit bersalin dan menantikan bayinya segera lahir;  harus ada perjuangan dan ketekunan dalam menanti sesuatu yang kita harapkan itu, sebab jika kita tekun iman kita akan kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan apa pun, sehingga pengharapan kita di dalam Tuhan tidak mengecewakan.  Seringkali ketika pergumulan terasa berat dan sepertinya tidak ada jalan keluar kita mulai membuat perhitungan dengan Tuhan.  Kita berkata,  "Aku sudah mengikut Tuhan selama bertahun-tahun;  aku sudah terlibat dalam pelayanan dan banyak berkorban harta untuk membantu pekerjaan Tuhan, tapi mengapa Tuhan seakan tidak adil padaku?"

     Setiap kita pasti selalu berharap bahwa perjalanan hidup kita baik-baik saja tanpa hambatan yang merintangi.  Demikian pun Tuhan selalu ingin kita menjadi kuat seperti rajawali, yang meskipun harus melewati badai tetap mampu terbang tinggi.

Tuhan tidak pernah membiarkan kita bergumul seorang diri, Dia sangat peduli dan sanggup memberikan pengharapan yang pasti dan tidak pernah mengecewakan!