Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Februari 2011 -
Baca: Kejadian 25:19-34
"Kata Yakub: 'Bersumpahlah dahulu padaku.' Maka bersumpahlah ia (Esau - Red.) kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya." Kejadian 25:33
Sosok pribadi Yakub bisa dikatakan sebagai tokoh yang cukup fenomenal dalam Alkitab. Ia memiliki sifat-sifat yang tidak jauh berbeda dengan kita. Arti dari nama 'Yakub' sendiri adalah penipu. Tidak hanya namanya, tapi perbuatannya juga mencerminkan bahwa ia suka menipu, orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dengan caranya yang licik Yakub mengakali Esau, saudaranya, agar ia mau menjual hak kesulungannya dengan ditukar semangkuk kacang merah. Selain itu Yakub juga menipu Ishak, ayahnya, sehingga Ishak pun terpedaya dan memberkati dia dengan berkat kesulungan (baca Kejadian 27:18-26), sehingga Yakub pun menjadi orang yang sangat terberkati. Menurut penilaian kita sebagai manusia, hal itu terasa aneh. Mengapa orang yang sedemikian licik dan suka menipu justru sepertinya diberkati oleh Tuhan? Bagaimana bisa Tuhan memberkati orang yang suka menipu?
Adalah mustahil bagi kita menyelami jalan dan pikiran Tuhan. Dikatakan, "Seperti tingginya langit dan bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:9). Dalam hal ini Esau telah melakukan keteledoran dalam menjaga hak kesulungannya. Ia memandang rendah hak kesulungan sehingga dengan gampangnya menukarkan itu dengan sepiring makanan. Alkitab menyatakan, "Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan." (Ibrani 12:16). Sebaliknya Yakub sangat menghargai berkat dan hak kesulungannya, sehingga berbagai upaya ia lakukan untuk mendapatkannya. Itulah yang menjadi salah satu faktor penyebab dari semua peristiwa tadi, sehingga hak kesulungan itu pun jatuh ke tangan Yakub. Itu adalah konsekuensi ketidaktaatan Esau kepada Tuhan.
Karena itu jangan sampai kita memandang rendah kasih karunia Tuhan yang telah diberikan kepada kita, apalagi sampai menukarnya dengan apa pun juga yang ada di dunia ini. Pada saatnya Yakub pun harus menuai apa yang ia tabur. Karena telah menipu, akhirnya ia juga sering ditipu oleh Laban. Yakub dan Esau harus menanggung konsekuensi dari apa yang mereka tabur.
Tuhan itu adil dan tidak dapat dipermainkan, karena itu janganlah main-main dengan dosa!
Sunday, February 20, 2011
Saturday, February 19, 2011
IBADAH: Latihan Rohani
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Februari 2011 -
Baca: 1 Timotius 4:1-16
"Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." 1 Timotius 4:8
Pada bulan November 2010 lalu bangsa-bangsa di benua Asia ambil bagian dalam kejuaraan olahraga terbesar se-Asia yaitu Asian Games di Guangzhou, Cina. Tak terkecuali negara kita pun mengirimkan atlet-atlet terbaiknya di berbagai cabang olahraga: ada atlet dari cabang tenis, bulutangkis, renang, balap sepeda, voli indoor dan sebagainya. Sudah dipastikan bahwa setiap atlet atau olahragawan yang dikirim adalah orang-orang yang sehat dan bugar, karena mereka secara rutin berlatih dan melakukan olahraga setiap hari. Tujuan berolah raga adalah supaya tubuh jasmani kita sehat dan kuat.
Begitu juga dengan manusia 'rohani' kita, perlu dilatih secara teratur supaya kuat. Bagaimana latihannya? Yaitu melalui ibadah. Beribadah adalah latihan untuk manusia rohani kita. Karena itu "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25). Olahraga dan ibadah itu sama-sama menjadikan diri kita kuat, tapi sasarannya berbeda; yang satu semakin membuat tubuh jasmani kita kuat dan sehat, sedangkan ibadah membuat roh kita semakin kuat.
Mari kita melatih manusia rohani kita lebih dari latihan badaniah kita. Tubuh jasmani kita ini ada batasnya dan hanya bersifat sementara saja yaitu selama kita hidup di dunia ini. Tapi dampak dari ibadah atau latihan rohani, sampai kepada kekekalan, "...mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun hidup yang akan datang." Ada berkat, damai, sejahtera, pemulihan, sukacita, kemenangan, terlebih lagi mahkota kehidupan dan sorga yang kekal telah disediakan Tuhan sebagai upah. Mana yang menjadi prioritas kita? Berdoa dengan tekun, membaca dan merenungkan firman Tuhan, serta memberikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan adalah program-program latihan rohani yang harus kita kembangkan setiap hari. Kedatangan Tuhan sudah sangat dekat!
Jadikan ibadah kepada Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup kita, lebih dari perkara-perkara jasmani yang ada di dunia ini!
Baca: 1 Timotius 4:1-16
"Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." 1 Timotius 4:8
Pada bulan November 2010 lalu bangsa-bangsa di benua Asia ambil bagian dalam kejuaraan olahraga terbesar se-Asia yaitu Asian Games di Guangzhou, Cina. Tak terkecuali negara kita pun mengirimkan atlet-atlet terbaiknya di berbagai cabang olahraga: ada atlet dari cabang tenis, bulutangkis, renang, balap sepeda, voli indoor dan sebagainya. Sudah dipastikan bahwa setiap atlet atau olahragawan yang dikirim adalah orang-orang yang sehat dan bugar, karena mereka secara rutin berlatih dan melakukan olahraga setiap hari. Tujuan berolah raga adalah supaya tubuh jasmani kita sehat dan kuat.
Begitu juga dengan manusia 'rohani' kita, perlu dilatih secara teratur supaya kuat. Bagaimana latihannya? Yaitu melalui ibadah. Beribadah adalah latihan untuk manusia rohani kita. Karena itu "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25). Olahraga dan ibadah itu sama-sama menjadikan diri kita kuat, tapi sasarannya berbeda; yang satu semakin membuat tubuh jasmani kita kuat dan sehat, sedangkan ibadah membuat roh kita semakin kuat.
Mari kita melatih manusia rohani kita lebih dari latihan badaniah kita. Tubuh jasmani kita ini ada batasnya dan hanya bersifat sementara saja yaitu selama kita hidup di dunia ini. Tapi dampak dari ibadah atau latihan rohani, sampai kepada kekekalan, "...mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun hidup yang akan datang." Ada berkat, damai, sejahtera, pemulihan, sukacita, kemenangan, terlebih lagi mahkota kehidupan dan sorga yang kekal telah disediakan Tuhan sebagai upah. Mana yang menjadi prioritas kita? Berdoa dengan tekun, membaca dan merenungkan firman Tuhan, serta memberikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan adalah program-program latihan rohani yang harus kita kembangkan setiap hari. Kedatangan Tuhan sudah sangat dekat!
Jadikan ibadah kepada Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup kita, lebih dari perkara-perkara jasmani yang ada di dunia ini!
Subscribe to:
Posts (Atom)