Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Februari 2011 -
Baca: Amsal 18:1-24
"Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan Tuhan." Amsal 18:22
Hamba Tuhan besar dan terkenal di dunia, Bapak Billy Graham, pernah berkata, "Di balik kesuksesan pria selalu ada wanita besar di sampingnya." Tidak semua orang menyadari akan hal ini, sehingga jarang sekali, para pria, memberikan pujian kepada wanita atau isteri kita. Jangankan memberikan pujian, malah masih ada dari kita yang cenderung meremehkan dan mengabaikan peranan seorang wanita (isteri). Bila kita perhatikan lebih mendalam, sesungguhnya peranan isteri dalam sebuah rumah tangga sangat luar biasa dan sudah seharusnya kita melepaskan pujian baginya. Ada banyak rumah tangga yang sudah tidak bahagia lagi dikarenakan di rumah itu tidak ada pujian lagi, baik dari suami kepada isteri, atau juga pujian isteri terhadap suami. Akibatnya suami atau isteri akan merasa kurang dihargai.
Mari kita perhatikan apa sebenarnya yang menjadi dasar bahwa seorang isteri itu layak untuk menerima pujian dan diperhatikan. Tuhan menempatkan wanita bukan sebagai pelengkap dalam hidup ini, tetapi sebenarnya wanita adalah penolong bagi para pria. Di dalam Amsal 31:10-11 dikatakan: "Isteri yang cakap siapakah yang akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan." Adalah suatu berkat yang luar biasa bila seorang pria mendapatkan isteri yang dapat dipercaya, yang dapat mengatur keuangan keluarga dengan baik, sehingga hidup rumah tangganya tidak berkekurangan. "Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal." (Amsal 31:18-19). Seorang isteri pun berhak beroleh pujian apabila ia dapat menguasai diri dan menjaga ucapannya dengan baik. Kalau pun harus berbicara, "Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya." (Amsal 31:26).
Pujian bagi seorang wanita terletak juga pada kesetiaan dan imannya. Contohnya Hana. Ketika menghadapi masalah yang berat dia tidak pernah lari atau menghindar dari masalah yang ada, tapi ia memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan. Dan karena imannya, Hana mengalami mujizat dari Tuhan. Isteri yang takut akan Tuhan dan memiliki kesetiaan terhadap suami berhak untuk mendapatkan pujian.
Sudahkah kita, kaum wanita, menjadi isteri yang baik dan benar?
Thursday, February 3, 2011
MENGHARGAI PERANAN ISTERI
Catatan:
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai
suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap
dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah
yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu,
supaya jangan tawar hatinya." Kolose 3:18-21
Wednesday, February 2, 2011
UCAPAN KITA: Mendatangkan Berkat atau Kutuk?
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Februari 2011 -
Baca: Yakobus 3:1-12
"Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi." Yakobus 3:4
Sebesar apa pun sebuah kapal yang sedang berlayar di laut lepas, ia dikendalikan oleh sebuah kemudi yang kecil; arah ke mana kapal itu berlabuh sangat bergantung pada kemudi kecil itu. Meski kemudi itu kecil, peranannya sangat besar dan menentukan. Begitu juga perkatan yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat mengendalikan keseluruhan hidup kita.
Ucapan atau perkataan kita yang positif akan memberikan dampak yang positif juga bagi kehidupan kita, terlebih lagi jika yang kita perkatakan adalah firman Tuhan, di mana firman itu akan membentuk kehidupan kita. Alkitab menyatakan, "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kuhendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:10-11). Jadi setiap ayat firman Tuhan yang kita ucapkan dengan iman tidak akan pernah keluar dengan sia-sia, ia akan bekerja secara heran dan ajaib, membentuk, menciptakan, menyembuhkan, memulihkan dan mengubah keseluruhan hidup kita sesuai dengan rencanaNya. Mari perhatikan ini: Ketika Allah menciptakan dunia dan segala isinya, Ia memperkatakan firman. Contoh: "Berfirmanlah Allah: 'Jadilah terang.' Lalu terang itu jadi." (Kejadian 1:3), maka semuanya itu terjadi. Juga ketika Yesus sedang dicobai oleh Iblis, Dia selalu memperkatakan firman untuk menyangkal setiap serangannya dan oleh karena firman yang diucapkanNya, Iblis dapat dikalahkan.
Perkataan apa yang sering kita lontarkan setiap hari? Hal yang positif atau negatif? Perkataan negatif akan membentuk hal yang negatif juga dalam kehidupan kita. Seringkali karena masalah, rasa kecewa, marah, benci dan sebagainya kita tidak bisa menguasai diri dan akhirnya kita mengeluarkan kata-kata negatif. Mari lebih berhati-hati. "Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya." (Amsal 18:20).
Ucapkanlah yang positif dan perkatakan firman dalam segala keadaan, supaya berkat itu nyata dalam kita!
Baca: Yakobus 3:1-12
"Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi." Yakobus 3:4
Sebesar apa pun sebuah kapal yang sedang berlayar di laut lepas, ia dikendalikan oleh sebuah kemudi yang kecil; arah ke mana kapal itu berlabuh sangat bergantung pada kemudi kecil itu. Meski kemudi itu kecil, peranannya sangat besar dan menentukan. Begitu juga perkatan yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat mengendalikan keseluruhan hidup kita.
Ucapan atau perkataan kita yang positif akan memberikan dampak yang positif juga bagi kehidupan kita, terlebih lagi jika yang kita perkatakan adalah firman Tuhan, di mana firman itu akan membentuk kehidupan kita. Alkitab menyatakan, "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kuhendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:10-11). Jadi setiap ayat firman Tuhan yang kita ucapkan dengan iman tidak akan pernah keluar dengan sia-sia, ia akan bekerja secara heran dan ajaib, membentuk, menciptakan, menyembuhkan, memulihkan dan mengubah keseluruhan hidup kita sesuai dengan rencanaNya. Mari perhatikan ini: Ketika Allah menciptakan dunia dan segala isinya, Ia memperkatakan firman. Contoh: "Berfirmanlah Allah: 'Jadilah terang.' Lalu terang itu jadi." (Kejadian 1:3), maka semuanya itu terjadi. Juga ketika Yesus sedang dicobai oleh Iblis, Dia selalu memperkatakan firman untuk menyangkal setiap serangannya dan oleh karena firman yang diucapkanNya, Iblis dapat dikalahkan.
Perkataan apa yang sering kita lontarkan setiap hari? Hal yang positif atau negatif? Perkataan negatif akan membentuk hal yang negatif juga dalam kehidupan kita. Seringkali karena masalah, rasa kecewa, marah, benci dan sebagainya kita tidak bisa menguasai diri dan akhirnya kita mengeluarkan kata-kata negatif. Mari lebih berhati-hati. "Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya." (Amsal 18:20).
Ucapkanlah yang positif dan perkatakan firman dalam segala keadaan, supaya berkat itu nyata dalam kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)