Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Januari 2011 -
Baca: Mazmur 119:33-40
"Teguhkanlah pada hamba-Mu ini janji-Mu, yang berlaku bagi orang yang takut kepada-Mu." Mazmur 119:38
Daud memiliki pengalaman yang luar biasa bersama Tuhan. Pertolongan, pemulihan, pemeliharaan dan kemenangan senantiasa mengikuti perjalanan hidupnya. Daud menyadari bahwa semua itu karena campur tangan Tuhan! Walaupun demikian, bukan berarti hari-hari Daud bebas dari masalah. Masa-masa yang sangat sulit juga harus dijalaninya, tapi dia tetap meneguhkan hatinya kepada setiap janji Tuhan. Daud berkata, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4). Dan sungguh terbukti janji Tuhan itu ya dan amin.
Daud begitu mensyukuri segala yang dikerjakan Tuhan dalam hidupnya. Siapa sangka, anak yang mungkin diabaikan dan diremehkan keluarganya, yang hanya ditugaskan untuk menggembalakan domba di padang, sanggup diangkat oleh Tuhan menjadi orang nomor satu di Israel: Daud dipilih Tuhan untuk menggantikan Saul sebagai raja. Inilah ungkapan syukur Daud yang tak terkira: "Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?" (1 Tawarikh 17:16). Dalam mazmurnya Daud berkata, "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu," (Mazmur 119:11a) dan "Betapa manisnya janji-mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku." (Mazmur 119:103). Meski terkadang Tuhan mengijinkan hal-hal buruk (menurut pemikiran manusia) terjadi, Daud tetap dapat berkata bahwa Tuhan itu baik. Ia meyakini bahwa segala yang dirancangkan Tuhan itu baik adanya. Tuhan menjanjikan perkara-perkara yang baik atas kehidupan umatNya. Dia tidak berjanji bahwa dalam hidup ini tidak ada masalah, namun tanganNya senantiasa menuntun kita dan janjiNya menyelamatkan kita.
Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur; tidak ada alasan untuk mengeluh, mengomel, bersungut-sungut, apalagi sampai menyalahkan Tuhan. Oleh karena itu buanglah semua kekuatiran dan keputusasaan! Renungkan firman Tuhan itu siang dan malam, maka iman kita akan berakar kuat di dalam Dia, dan kita pun dimampukan menghadapi segala perkara.
"...Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." Filipi 1:6
Thursday, January 6, 2011
Wednesday, January 5, 2011
BAGAIMANA SUPAYA TETAP BERSUKACITA?
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Januari 2011 -
Baca: Mazmur 113:1-9
"Ia (Tuhan-Red.) menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur." Mazmur 113:7
Hari-hari ini banyak orang kehilangan sukacita karena peliknya masalah yang dialami. Ada yang berkata, "Bagaimana saya bisa bersukacita, penghasilan saja pas-pasan, sedangkan biaya sekolah untuk anak-anak mahal. Bagaimana saya bisa bersukacita, tinggal saja di kos-kosan ukuran 5S (sangat sempit sekali sampai sumpek). Bagaimana saya bisa bersukacita, di usia yang sudah di atas 30 tahun belum juga menemukan jodoh." Seringkali keadaan dan situasi yang ada begitu mempengaruhi kondisi hati kita. Sebaliknya, ada juga orang yang punya uang banyak dan tinggal di kawasan elite tapi hatinya tetap tidak ada sukacita. Selalu saja ada rasa was-was atau kuatir. Ternyata, memiliki uang atau kekayaan melimpah tidak menjamin seseorang merasakan sukacita, karena uang tidak bisa membeli sukacita.
Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita kehilangan sukacita, meski situasinya mungkin tidak mendukung. Tuhan menghendaki agar kita senantiasa memiliki sukacita di segala situasi, entah itu susah atau senang, punya duit ato bokek, karena sukacita adalah kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan hidup. Ada pun kunci untuk tetap mengalami sukacita adalah bermula dari pikiran kita, karena "...seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23:7a). Pertama-tama, kita harus tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa: 1. Kita punya Tuhan yang dahsyat. Pemazmur berkata, "Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi. Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita," (Mazmur 47:3-4). Sebesar apa pun masalah yang kita alami, serahkan semuanya pada Tuhan, Dia pasti sanggup menolong kita karena kuasaNya tak terbatas. 2. Masalah adalah proses pendewasaan iman. Jika kita diijinkan mengalami masalah, berarti Tuhan sedang mendidik kita supaya kita makin dewasa di dalam iman. Jadi, tetaplah bersukacita! Seperti dikatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10). 3. Ada Roh Kudus yang senantiasa memberi kekuatan dan penghiburan kepada kita.
Oleh sebab itu mari kita jalani hari dengan penuh sukacita, karena kita punya Tuhan yang dahsyat dan Roh Kudus yang senantiasa menopang!
Baca: Mazmur 113:1-9
"Ia (Tuhan-Red.) menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur." Mazmur 113:7
Hari-hari ini banyak orang kehilangan sukacita karena peliknya masalah yang dialami. Ada yang berkata, "Bagaimana saya bisa bersukacita, penghasilan saja pas-pasan, sedangkan biaya sekolah untuk anak-anak mahal. Bagaimana saya bisa bersukacita, tinggal saja di kos-kosan ukuran 5S (sangat sempit sekali sampai sumpek). Bagaimana saya bisa bersukacita, di usia yang sudah di atas 30 tahun belum juga menemukan jodoh." Seringkali keadaan dan situasi yang ada begitu mempengaruhi kondisi hati kita. Sebaliknya, ada juga orang yang punya uang banyak dan tinggal di kawasan elite tapi hatinya tetap tidak ada sukacita. Selalu saja ada rasa was-was atau kuatir. Ternyata, memiliki uang atau kekayaan melimpah tidak menjamin seseorang merasakan sukacita, karena uang tidak bisa membeli sukacita.
Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita kehilangan sukacita, meski situasinya mungkin tidak mendukung. Tuhan menghendaki agar kita senantiasa memiliki sukacita di segala situasi, entah itu susah atau senang, punya duit ato bokek, karena sukacita adalah kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan hidup. Ada pun kunci untuk tetap mengalami sukacita adalah bermula dari pikiran kita, karena "...seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23:7a). Pertama-tama, kita harus tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa: 1. Kita punya Tuhan yang dahsyat. Pemazmur berkata, "Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi. Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita," (Mazmur 47:3-4). Sebesar apa pun masalah yang kita alami, serahkan semuanya pada Tuhan, Dia pasti sanggup menolong kita karena kuasaNya tak terbatas. 2. Masalah adalah proses pendewasaan iman. Jika kita diijinkan mengalami masalah, berarti Tuhan sedang mendidik kita supaya kita makin dewasa di dalam iman. Jadi, tetaplah bersukacita! Seperti dikatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10). 3. Ada Roh Kudus yang senantiasa memberi kekuatan dan penghiburan kepada kita.
Oleh sebab itu mari kita jalani hari dengan penuh sukacita, karena kita punya Tuhan yang dahsyat dan Roh Kudus yang senantiasa menopang!
Subscribe to:
Posts (Atom)