Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 November 2010 -
Baca: Mazmur 139:1-12
"Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;" Mazmur 139:1
Tuhan itu menyelidiki dan mengenal setiap kita dengan baik, bahkan sampai kepada hal-hal terkecil pun dalam kehidupan kita, karena Dia Mahatahu. Maka dari itu kita harus memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup. Jangan sampai kita berperilaku tidak benar yang bisa mendatangkan murka Tuhan.
Sebagai seorang raja, Daud pasti setuju dengan pernyataan ini: "Seperti tingginya langit dan dalamnya bumi, demikianlah hati raja-raja tidak terduga!" (Amsal 25:3). Apa yang ada di pikiran dan hati seorang raja tak seorang rakyatnya pun tahu. Akan tetapi, raja-raja itu sama sekali tidak sanggup untuk menyembunyikan hati dan pikiran mereka dari hadapan Tuhan. Tuhan mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam hati dan pikiran kita, lebih dari kita sendiri tahu. Kok bisa? Sebab Tuhan adalah Pencipta kita, Dia itu Mahasempurna. Daud menambahkan, "Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh." (Mazmur 139:2). Ini menunjukkan bahwa Tuhan itu sangat peduli kepada kita. Saat kita duduk, Dia melihat dan memperhatikan; manakala kita berdiri, Dia juga ada di sana. Jadi, tidak ada satu tindakan pun atau gerak-gerik kita yang terlepas dari pengamatan Tuhan. Termasuk apa saja yang ada di pikiran kita, yang sedang kita pikirkan, bahkan pikiran-pikiran yang masih berupa imajinasi, angan-angan atau niat dalam diri kita, Dia sangat tahu secara rinci. Alkitab menyatakan, "Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9a).
Daud juga berkata, "Engkau memeriksa aku, kalau akau berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi." (Mazmur 139:3). Ke mana pun kita pergi Tuhan ada di sana untuk dan mengawasi kita. Jadi kehidupan kita secara total, mulai dari pikiran atau pun yang sudah berupa perbuatan nyata, semuanya berada dalam pengawasan Tuhan. Lalu, "Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tanganMu ke atasku." (Mazmur 139:5). Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghendaki kita salah jalan atau tersesat, karena itulah tanganNya selalu menuntun, membimbing, menopang serta melindungi kita. Di sini dapat disimpulkan bahwa kapan pun dan di mana pun kita berada, kita selalu berada dalam pengawasan Tuhan. Dan tidak ada tempat di mana Tuhan tidak hadir.
Jadi, milikilah rasa hormat dan hati yang takut akan Dia!
Saturday, November 27, 2010
Friday, November 26, 2010
ALLAH ITU MAHAKUDUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 November 2010 -
Baca: Wahyu 4:1-11
"Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Wahyu 4:8b
Ketika memuliakan Tuhan, para malaikat menyerukan bahwa Tuhan itu kudus. Kata kekudusan ini menunjukkan kesempurnaanNya yang tanpa batas. Sifat kudusNya adalah ringkasan dari semua sifat Tuhan, seperti Mahakuasa, Mahahadir, tidak berubah, Mahatahu dan sebagainya. Jadi kekudusan Tuhan adalah mahkota dari semua sifat yang menunjukkan siapa Dia, sebagaimana nyanyian yang dinaikkan Musa dan seluruh umat Israel, "Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya Tuhan; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusanMu, menakutkan karena perbuatanMu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?" (Keluaran 15:11). Tuhan adalah patokan mutlak untuk kekudusan, tidak aada yang lain, karena Dia tidak pernah membuat kesalahan atau melakukan sesuatu yang salah, tidak ada keputusanNya yang keliru; Ia tanpa cela, tanpa cacat, tanpa dosa, sepenuhnya benar, benar-benar kudus secara mutlak. Siapa pun untuk bisa masuk dalam hadirat Tuhan harus hidup kudus.
Munginkah manusia itu kudus? Karunia kekudusan itu diberikan Tuhan kepada setiap orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sebaliknya, setiap orang yang menolak Yesus Kristus akan dicampakkan ke tempat yang disiapkan bagi Iblis dan para malaikatnya, ke luar jauh dari hadirat Tuhan. Ditegaskan, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Tuhan sangat membenci dosa; tidak ada kata kompromi terhadap dosa.
Adalah sia-sia ibadah kita, pelayanan kita, penyembahan kita, persembahan kita dan sebagainya jika kita masih melakukan perbuatan-perbuatan dosa yang mungkin bisa kita sembunyikan di depan manusia, tapi di hadapan Tuhan semuanya tampak jelas dan telanjang.
"Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepadaKu korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu. Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari padaKu keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar." (Amos 5:21-23).
Baca: Wahyu 4:1-11
"Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Wahyu 4:8b
Ketika memuliakan Tuhan, para malaikat menyerukan bahwa Tuhan itu kudus. Kata kekudusan ini menunjukkan kesempurnaanNya yang tanpa batas. Sifat kudusNya adalah ringkasan dari semua sifat Tuhan, seperti Mahakuasa, Mahahadir, tidak berubah, Mahatahu dan sebagainya. Jadi kekudusan Tuhan adalah mahkota dari semua sifat yang menunjukkan siapa Dia, sebagaimana nyanyian yang dinaikkan Musa dan seluruh umat Israel, "Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya Tuhan; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusanMu, menakutkan karena perbuatanMu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?" (Keluaran 15:11). Tuhan adalah patokan mutlak untuk kekudusan, tidak aada yang lain, karena Dia tidak pernah membuat kesalahan atau melakukan sesuatu yang salah, tidak ada keputusanNya yang keliru; Ia tanpa cela, tanpa cacat, tanpa dosa, sepenuhnya benar, benar-benar kudus secara mutlak. Siapa pun untuk bisa masuk dalam hadirat Tuhan harus hidup kudus.
Munginkah manusia itu kudus? Karunia kekudusan itu diberikan Tuhan kepada setiap orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sebaliknya, setiap orang yang menolak Yesus Kristus akan dicampakkan ke tempat yang disiapkan bagi Iblis dan para malaikatnya, ke luar jauh dari hadirat Tuhan. Ditegaskan, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Tuhan sangat membenci dosa; tidak ada kata kompromi terhadap dosa.
Adalah sia-sia ibadah kita, pelayanan kita, penyembahan kita, persembahan kita dan sebagainya jika kita masih melakukan perbuatan-perbuatan dosa yang mungkin bisa kita sembunyikan di depan manusia, tapi di hadapan Tuhan semuanya tampak jelas dan telanjang.
"Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepadaKu korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu. Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari padaKu keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar." (Amos 5:21-23).
Subscribe to:
Posts (Atom)