Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 November 2010 -
Baca: 2 Timotius 2:3-4
"Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus." 2 Timotius 2:3
Rasul Paulus tahu benar potensi dalam diri Timotius. Itulah sebabnya Paulus dengan sungguh-sungguh mempercayakan pemberitaan Injil itu kepada Timotius. Dan tak henti-hentinya Paulus mengobarkan semangat Timotius agar karunia rohani yang dari Tuhan itu dimaksimalkannya.
Paulus mengingatkan betapa indahnya Injil itu. Sesuai rencanaNya yang rahmani, bukan karena perbuatan kita, Tuhan telah menyelamatkan kita, seperti tertulis: "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Krsitus Yesus..." (2 Timotius 1:9). Tidak seharusnya Timotius menjadi lemah dan putus asa karena penderitaan yang harus dialami oleh karena memberitakan Injil. Sebaliknya Paulus menasihati, "...anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus." (2 Timotius 2:1). Artinya: dalam keadaan apa pun kita harus tetap kuat karena ada jaminan pertolongan di dalam Kristus Yesus, karena seorang pemberita Injil itu laksana seorang prajurit yang sedang berada di medan pertempuran.
Jadi, sebagai orang percaya kita semua adalah prajurit-prajurit Kristus. Seorang prajurit harus memiliki semangat juang yang tinggi. Kalimat 'ikutlah menderita' berarti seorang prajurit juga dituntut untuk melepaskan haknya: tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupannya dan mau melepaskan segala hak-hak keduniawiannya; juga harus menunjukkan pengabdian penuh kepada komandannya. Siapakah komandan kita? Tuhan Yesus Kristus. Apa pun yang diamanatkan oleh Tuhan Yesus tidak ada kata tidak di dalamnya, harus kita laksanakan, karena Dia adalah komandan kita.
Kesimpulannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang prajurit Kristus: a. Memiliki hati yang rela, bukan karena terpaksa; b. Hidup dalam kebenaran; c. Memperlengkapi diri dengan senjata rohani, seperti tertulis: "...ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu." (Efesus 6:13)); d. Siap sedia dalam segala situasi untuk menjalankan tugasnya; e. Tahan dalam semua medan.
Jadilah prajurit Kristus yang baik. Teruslah berjuang hingga mencapai garis akhir sebagai pemenang!
Saturday, November 6, 2010
Friday, November 5, 2010
SI KAYA DAN LAZARUS YANG MISKIN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2010 -
Baca: Lukas 16:19-31
"...Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk." Lukas 16:25a
Kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin ini menjadi peringatan bagi umat Tuhan di akhir zaman ini. Banyak ayat dalam Alkitab begitu tegas menegur dan memperingatkan orang kaya. Yesus berkata, "...sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Matius 19:23-24).
Ternyata tidak mudah bagi orang kaya masuk sorga. Bukan berarti orang kaya yang sudah menikmati banyak kesenangan di bumi tidak bisa menikmati sorga pula. Orang-orang kaya yang hatinya hanya tertuju pada hartanya itulah yang menyulitkan mereka masuk sorga, seperti tertulis: "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Orang kaya yang digambarkan dalam ayat nas di atas adalah orang kaya yang egois; hidupnya hanya berpusat pada diri sendiri dan tidak pernah berbuat baik, padahal Tuhan sudah memberi kesempatan kepadanya untuk berbuat baik yaitu melalui Lazarus yang sakit dan miskin, yang untuk makan saja mengharapkan sisa makanan dari orang kaya itu. Karena penderitaan dan sakit penyakit Lazarus meninggal. Orang kaya pun meninggal. Tapi nasib keduanya jauh berbeda. Lazarus yang mengalamai penderitaan di bumi memperoleh kemuliaan bersama Tuhan, karena meski di dunia menderita ia tidak melepaskan imannya kepada Tuhan sampai akhir. Sebaliknya, orang kaya yang bergelimang harta saat di bumi harus mengalami penderitaan kekal, karena selama di bumi yang dipikirkannya hanyalah harta, harta dan harta. Ia tidak memiliki belas kasih kepada orang miskin.
Jadi, apalah artinya seseorang memiliki harta yang berlimpah-limpah bila akhirnya harus mengalami kebinasaan kekal? Namun, miskin dan menderita di bumi juga bukanlah ukuran bagi seseorang bahwa ia akan masuk sorga, karena bila menolak anugerah dan keselamatan dari Tuhan ia pun akan binasa. Sebab penghukuman kekal sudah tersedia bagi siapa pun (kaya atau miskin) yang menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Ini peringatan bagi orang kaya: "...agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang..." (1 Timotius 6:18-19).
Baca: Lukas 16:19-31
"...Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk." Lukas 16:25a
Kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin ini menjadi peringatan bagi umat Tuhan di akhir zaman ini. Banyak ayat dalam Alkitab begitu tegas menegur dan memperingatkan orang kaya. Yesus berkata, "...sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Matius 19:23-24).
Ternyata tidak mudah bagi orang kaya masuk sorga. Bukan berarti orang kaya yang sudah menikmati banyak kesenangan di bumi tidak bisa menikmati sorga pula. Orang-orang kaya yang hatinya hanya tertuju pada hartanya itulah yang menyulitkan mereka masuk sorga, seperti tertulis: "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Orang kaya yang digambarkan dalam ayat nas di atas adalah orang kaya yang egois; hidupnya hanya berpusat pada diri sendiri dan tidak pernah berbuat baik, padahal Tuhan sudah memberi kesempatan kepadanya untuk berbuat baik yaitu melalui Lazarus yang sakit dan miskin, yang untuk makan saja mengharapkan sisa makanan dari orang kaya itu. Karena penderitaan dan sakit penyakit Lazarus meninggal. Orang kaya pun meninggal. Tapi nasib keduanya jauh berbeda. Lazarus yang mengalamai penderitaan di bumi memperoleh kemuliaan bersama Tuhan, karena meski di dunia menderita ia tidak melepaskan imannya kepada Tuhan sampai akhir. Sebaliknya, orang kaya yang bergelimang harta saat di bumi harus mengalami penderitaan kekal, karena selama di bumi yang dipikirkannya hanyalah harta, harta dan harta. Ia tidak memiliki belas kasih kepada orang miskin.
Jadi, apalah artinya seseorang memiliki harta yang berlimpah-limpah bila akhirnya harus mengalami kebinasaan kekal? Namun, miskin dan menderita di bumi juga bukanlah ukuran bagi seseorang bahwa ia akan masuk sorga, karena bila menolak anugerah dan keselamatan dari Tuhan ia pun akan binasa. Sebab penghukuman kekal sudah tersedia bagi siapa pun (kaya atau miskin) yang menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Ini peringatan bagi orang kaya: "...agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang..." (1 Timotius 6:18-19).
Subscribe to:
Posts (Atom)