Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2010 -
Baca: Lukas 16:19-31
"...Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk." Lukas 16:25a
Kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin ini menjadi peringatan bagi umat Tuhan di akhir zaman ini. Banyak ayat dalam Alkitab begitu tegas menegur dan memperingatkan orang kaya. Yesus berkata, "...sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Matius 19:23-24).
Ternyata tidak mudah bagi orang kaya masuk sorga. Bukan berarti orang kaya yang sudah menikmati banyak kesenangan di bumi tidak bisa menikmati sorga pula. Orang-orang kaya yang hatinya hanya tertuju pada hartanya itulah yang menyulitkan mereka masuk sorga, seperti tertulis: "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Orang kaya yang digambarkan dalam ayat nas di atas adalah orang kaya yang egois; hidupnya hanya berpusat pada diri sendiri dan tidak pernah berbuat baik, padahal Tuhan sudah memberi kesempatan kepadanya untuk berbuat baik yaitu melalui Lazarus yang sakit dan miskin, yang untuk makan saja mengharapkan sisa makanan dari orang kaya itu. Karena penderitaan dan sakit penyakit Lazarus meninggal. Orang kaya pun meninggal. Tapi nasib keduanya jauh berbeda. Lazarus yang mengalamai penderitaan di bumi memperoleh kemuliaan bersama Tuhan, karena meski di dunia menderita ia tidak melepaskan imannya kepada Tuhan sampai akhir. Sebaliknya, orang kaya yang bergelimang harta saat di bumi harus mengalami penderitaan kekal, karena selama di bumi yang dipikirkannya hanyalah harta, harta dan harta. Ia tidak memiliki belas kasih kepada orang miskin.
Jadi, apalah artinya seseorang memiliki harta yang berlimpah-limpah bila akhirnya harus mengalami kebinasaan kekal? Namun, miskin dan menderita di bumi juga bukanlah ukuran bagi seseorang bahwa ia akan masuk sorga, karena bila menolak anugerah dan keselamatan dari Tuhan ia pun akan binasa. Sebab penghukuman kekal sudah tersedia bagi siapa pun (kaya atau miskin) yang menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Ini peringatan bagi orang kaya: "...agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang..." (1 Timotius 6:18-19).
Friday, November 5, 2010
Thursday, November 4, 2010
HIDUP YANG BERPADANAN DENGAN INJIL (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 November 2010 -
Baca: Filipi 2:12-18
"supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda; sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia," Filipi 2:15
Kedua, Paulus memiliki kerendahan hati. Kunci dari kehidupan yang berpadanan dengan Injil Kristus adalah kerendahan hati. Untuk menjadi orang yang rendah hati kita harus tunduk kepada Tuhan. Kita tidak lagi mementingkan diri sendiri atau mencari pujian dari orang lain, "Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;" (Filipi 2:6-7). Lebih baik kita rendah hati dari pada direndahkan atau dipermalukan.
Ketiga, hidup Paulus menjadi kesaksian bagi dunia. Paulus menuntut supaya orang percaya di Filipi memberi respon yang benar pekerjaan kita atau kebaikan kita, semuanya itu semata-mata oleh kasih karuniaNya. Tuhan Yesus berkata, "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman." (Yohanes 6:44). Oleh karena itu jangan pernah meremehkan kasih karunia Tuhan ini. Sebaliknya mari kita kerjakan keselamatan yang telah kita terima itu dengan takut dan gentar.
Tuhan Yesus menginginkan agar kita menjadi bintang di dunia ini. Maksudnya supaya hidup kita bersinar atau bercahaya menerangi dunia ini dengan iman dan kesaksian hidup kita. Dampak pelayanan Paulus bagi perkembangan Injil begitu luar biasa karena hidupnya berpadanan dengan Injil Kristus.
Sudahkah hidup kita berpadanan dengan Injil?
Baca: Filipi 2:12-18
"supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda; sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia," Filipi 2:15
Kedua, Paulus memiliki kerendahan hati. Kunci dari kehidupan yang berpadanan dengan Injil Kristus adalah kerendahan hati. Untuk menjadi orang yang rendah hati kita harus tunduk kepada Tuhan. Kita tidak lagi mementingkan diri sendiri atau mencari pujian dari orang lain, "Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;" (Filipi 2:6-7). Lebih baik kita rendah hati dari pada direndahkan atau dipermalukan.
Ketiga, hidup Paulus menjadi kesaksian bagi dunia. Paulus menuntut supaya orang percaya di Filipi memberi respon yang benar pekerjaan kita atau kebaikan kita, semuanya itu semata-mata oleh kasih karuniaNya. Tuhan Yesus berkata, "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman." (Yohanes 6:44). Oleh karena itu jangan pernah meremehkan kasih karunia Tuhan ini. Sebaliknya mari kita kerjakan keselamatan yang telah kita terima itu dengan takut dan gentar.
Tuhan Yesus menginginkan agar kita menjadi bintang di dunia ini. Maksudnya supaya hidup kita bersinar atau bercahaya menerangi dunia ini dengan iman dan kesaksian hidup kita. Dampak pelayanan Paulus bagi perkembangan Injil begitu luar biasa karena hidupnya berpadanan dengan Injil Kristus.
Sudahkah hidup kita berpadanan dengan Injil?
Subscribe to:
Posts (Atom)