Saturday, August 14, 2010

DUKACITA YANG MENDATANGKAN KEBAIKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Agustus 2010 -

Baca: 2 Korintus 7:8-16

"Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian."  2 Korintus 7:10

Perjalanan hidup kita adalah bak sebuah proses.  Seperti sebuah benda yang begitu indah dan berharga mahal, tidak ada yang dihasilkan secara kebetulan.  Semuanya dihasilkan melalui suatu proses yang tidak mudah:  diolah, diremukkan, dibentuk.

     Begitu pula kita yang harus melewati berbagai tekanan, kesulitan, masalah dan juga penderitaan, yang kesemuanya itu membawa kita kepada dukacita.  Namun bila kita mampu menguasai diri dan me-manage-nya dengan baik, serta membiarkan tangan Tuhan bekerja dalam hidup kita, kehidupan kita akan menjadi luar biasa dan berbeda.  Tuhan tidak menghendaki kita bersedih atau berduka karena masalah yang ada.  Justru Dia ingin memakai dukacita yang kita alami ini sebagai sarana membawa kita pada sebuah kehidupan yang lebih baik lagi.  Maka dari itu firmanNya mengatakan:  "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."  (Matius 5:4).  Tidak semua bentuk dukacita dapat membawa kebaikan; hanya ketika membawa dukacita itu kepada Tuhan, maka dukacita itu akan menjadi kebaikan bagi kita.

     Lalu, dukacita yang bagaimanakah yang dapat membawa kebaikan dan menjadikan kita diberkati?  Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang Farisi dan pemungut cukai (baca Lukas 18:10-14).  Kita bisa melihat perbedaan sikap hati di antara keduanya.  Pemungut cukai sangat berdukacita atas dosa-dosa yang telah ia perbuat; ia merasa hina dan tidak layak menghadap Tuhan.  Itulah sebabnya "...pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.  Aku berkata kepadamu:  Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu (orang Farisi - red.) tidak."  (Lukas 18:13-14).

     Tanpa adanya perasaan dukacita dan penyelesalan tidak akan pernah ada pertobatan.  Dan tanpa pertobatan kita pun tidak akan pernah menerima anugerah pengampunan dan kasih karunia dari Tuhan.

Pemungut cukai disebut sebagai orang yang berbahagia, karena dukacitanya atas dosa membawanya mengalami pengampunan dan pembenaran oleh Tuhan.

Friday, August 13, 2010

KUASA ILAHI TAK TERBATAS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Agustus 2010 -

Baca: 2 Raja-Raja 4:1-7

"Berkatalah perempuan itu:  "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak."  2 Raja-Raja 4:2b

Sebelum terangkat ke sorga Elia berkata kepada Elisa, " 'Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.'  Jawab Elisa: 'Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.' " (2 Raja-Raja 2:9).

     Elisa yang telah mendapatkan 'dua bagian' Roh nabi Elisa mengalami perubahan dalam hidup kerohaniannya.  Ia memperoleh kuasa Ilahi sehingga dapat berkarya dengan heran dalam keadaan yang diperlukan.  Suatu ketika ia berjumpa dengan janda yang terlilit hutang dan keadaannya cukup gawat, sebab penagih hutang hendak mengambil dua anaknya untuk dijadikan budak bila ia tidak bisa melunasi hutang itu.  Elisa hendak menolong janda itu dan menanyakan apakah ia mempunyai sesuatu di rumahnya.  Namun si janda hanya mempunyai sebuah buli-buli berisi minyak.  Lalu Elisa memerintahkan janda itu untuk meminta bejana-bejana kosong dari para tetangganya dan menyuruhnya masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan menuangkan minyak yang sedikit itu ke dalam semua bejana kosong yang ada.  Maka mujizat pun terjadi!  Semua bejana terisi penuh oleh minyak yang sedikit itu!  Berkatalah Elisa kepada janda itu, "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu."  (2 Raja-Raja 4:7b).

     Kuasa Ilahi yang ada di dalam diri Elisa mampu mengadakan hal-hal ajaib tanpa batas.  Juga ketika Elisa mengetahui ada perempuan Suneam yang kaya tapi tak mempunyai anak dan suaminya pun sudah tua, kuasa Ilahi 'dua bagian' Roh nabi yang ada pada dirinya sanggup membuat perempuan itu mempunyai anak.  "Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya."  (2 Raja-Raja 4:17).

     Walau Elisa telah beroleh karunia kuasa Ilahi dia tetap tak menyalahgunakan karunia yang diberikan Tuhan kepadanya.  Ia tetap hidup sederhana dan rendah di hadapan Tuhan.  Kita pun dapat mengalami pertolongan dalam kesesakan kita apabila kita berseru kepada Tuhan memohon kuasa IlahiNya berkarya dalam hidup kita.

Tuhan Yesus mengenal dan merasakan penderitaan kita; Dia sanggup mengubah air mata menjadi kesukaan karena kuasaNya tak terbatas!