Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Agustus 2010 -
Baca: 2 Raja-Raja 4:1-7
"Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak." 2 Raja-Raja 4:2b
Sebelum terangkat ke sorga Elia berkata kepada Elisa, " 'Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.' Jawab Elisa: 'Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.' " (2 Raja-Raja 2:9).
Elisa yang telah mendapatkan 'dua bagian' Roh nabi Elisa mengalami perubahan dalam hidup kerohaniannya. Ia memperoleh kuasa Ilahi sehingga dapat berkarya dengan heran dalam keadaan yang diperlukan. Suatu ketika ia berjumpa dengan janda yang terlilit hutang dan keadaannya cukup gawat, sebab penagih hutang hendak mengambil dua anaknya untuk dijadikan budak bila ia tidak bisa melunasi hutang itu. Elisa hendak menolong janda itu dan menanyakan apakah ia mempunyai sesuatu di rumahnya. Namun si janda hanya mempunyai sebuah buli-buli berisi minyak. Lalu Elisa memerintahkan janda itu untuk meminta bejana-bejana kosong dari para tetangganya dan menyuruhnya masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan menuangkan minyak yang sedikit itu ke dalam semua bejana kosong yang ada. Maka mujizat pun terjadi! Semua bejana terisi penuh oleh minyak yang sedikit itu! Berkatalah Elisa kepada janda itu, "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu." (2 Raja-Raja 4:7b).
Kuasa Ilahi yang ada di dalam diri Elisa mampu mengadakan hal-hal ajaib tanpa batas. Juga ketika Elisa mengetahui ada perempuan Suneam yang kaya tapi tak mempunyai anak dan suaminya pun sudah tua, kuasa Ilahi 'dua bagian' Roh nabi yang ada pada dirinya sanggup membuat perempuan itu mempunyai anak. "Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya." (2 Raja-Raja 4:17).
Walau Elisa telah beroleh karunia kuasa Ilahi dia tetap tak menyalahgunakan karunia yang diberikan Tuhan kepadanya. Ia tetap hidup sederhana dan rendah di hadapan Tuhan. Kita pun dapat mengalami pertolongan dalam kesesakan kita apabila kita berseru kepada Tuhan memohon kuasa IlahiNya berkarya dalam hidup kita.
Tuhan Yesus mengenal dan merasakan penderitaan kita; Dia sanggup mengubah air mata menjadi kesukaan karena kuasaNya tak terbatas!
Friday, August 13, 2010
Thursday, August 12, 2010
ALLAH DANIEL ALLAH KITA JUGA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Agustus 2010 -
Baca: Daniel 6:20-29
"Lalu kata Daniel kepada raja: 'Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu,'..." Daniel 6:22, 23
Raja Darius ditekan untuk membuat sebuah undang-undang dan mengeluarkan perintah bahwa dalam waktu tiga puluh hari setiap orang yang menyembah kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa.
Meskipun Daniel mendengar bahwa surat perintah itu telah dibuat, ia tetap berdoa setiap hari dan menyembah kepada Allah yang hidup. Pada saat musuh-musuh Daniel mendapatinya sedang berdoa, mereka menghadap raja dan meminta agar raja menghukum dan melemparkannya ke gua singa. Hati raja sangat sedih karena dia suka kepada Daniel dan tidak menginginkan kematian anak muda ini. Tetapi surat perintah itu tidak dapat diubah. Raja tidak dapat melakukan apa pun untuk menggantikannya, "Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa." (ayat 18). Di sini kita dapat melihat perbedaan reaksi antara raja Darius dan Daniel dalam situasi yang tidak ada harapan. Setelah raja melemparkan Daniel ke gua singa ia tidak dapat tidur karena memikirkan nasib Daniel (ayat 19). Sebaliknya Daniel memiliki damai sejahtera karena ia hidup oleh iman dan mengharapkan hal-hal yang baik. Darius membayangkan hal-hal buruk dan mengira bahwa Daniel pasti akan dibunuh oleh singa-singa itu. "Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: 'Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?' Lalu kata Daniel kepada raja: 'Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku,...' " (ayat 20-23).
Saat ini di mana-mana orang berbicara tentang masalah-masalah yang mengerikan yang terjadi di dunia. Tidaklah menutup kemungkinan kita juga mulai berpikir negatif seperti yang dilakukan oleh orang dunia.
Seburuk apa pun situasi di sekitar kita, Allah Daniel adalah Allah kita juga, Dia tidak pernah berubah, kuasaNya tetap sama! Jadi, buang semua pikiran yang negatif.
Baca: Daniel 6:20-29
"Lalu kata Daniel kepada raja: 'Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu,'..." Daniel 6:22, 23
Raja Darius ditekan untuk membuat sebuah undang-undang dan mengeluarkan perintah bahwa dalam waktu tiga puluh hari setiap orang yang menyembah kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa.
Meskipun Daniel mendengar bahwa surat perintah itu telah dibuat, ia tetap berdoa setiap hari dan menyembah kepada Allah yang hidup. Pada saat musuh-musuh Daniel mendapatinya sedang berdoa, mereka menghadap raja dan meminta agar raja menghukum dan melemparkannya ke gua singa. Hati raja sangat sedih karena dia suka kepada Daniel dan tidak menginginkan kematian anak muda ini. Tetapi surat perintah itu tidak dapat diubah. Raja tidak dapat melakukan apa pun untuk menggantikannya, "Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa." (ayat 18). Di sini kita dapat melihat perbedaan reaksi antara raja Darius dan Daniel dalam situasi yang tidak ada harapan. Setelah raja melemparkan Daniel ke gua singa ia tidak dapat tidur karena memikirkan nasib Daniel (ayat 19). Sebaliknya Daniel memiliki damai sejahtera karena ia hidup oleh iman dan mengharapkan hal-hal yang baik. Darius membayangkan hal-hal buruk dan mengira bahwa Daniel pasti akan dibunuh oleh singa-singa itu. "Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: 'Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?' Lalu kata Daniel kepada raja: 'Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku,...' " (ayat 20-23).
Saat ini di mana-mana orang berbicara tentang masalah-masalah yang mengerikan yang terjadi di dunia. Tidaklah menutup kemungkinan kita juga mulai berpikir negatif seperti yang dilakukan oleh orang dunia.
Seburuk apa pun situasi di sekitar kita, Allah Daniel adalah Allah kita juga, Dia tidak pernah berubah, kuasaNya tetap sama! Jadi, buang semua pikiran yang negatif.
Subscribe to:
Posts (Atom)