- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2010 -
Baca: Kejadian 41:46-57
"maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.” Kejadian 41:48
Setiap orang pasti memiliki ribuan angan atau rencana untuk masa depannya: pekerjaan mapan, keluarga bahagia, punya kendaraan dan rumah tinggal yang layak dan sebagainya. Tidak peduli apakah akan terwujud atau tidak, yang penting harus berusaha telebih dahulu dan merencanakan segala sesuatunya sebaik mungkin.
Apabila kita tidak mempunyai rencana, bagaimana kita akan tau kapan kita berhasil? Tanpa ada sasaran atau target di kepala kita, bagaimana mungkin kita tahu bahwa kita sedang melangkah ke arah yang tepat atau benar? Selagi kita dianugerahi kesehatan yang baik dari Tuhan berarti kita juga memiliki kesempatan untuk berusaha dan bekerja. Jangan pernah bermalas-malasan atau menyia-nyiakan waktu yang ada untuk hal-hal yang tidak berguna. Dikatakan: "Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa." (Amsal 20:4). Maka kita harus hidup dengan persiapan dan perencanaan yang baik, agar kita tidak terpuruk dan siap terhadap kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Yusuf adalah contoh orang yang memiliki perencanaan yang baik dalam hidupnya. Ketika ia dipercaya menjadi penguasa Mesir seperti dikatakan Firaun kepadanya, "Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.... Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kejadian 41:40-41), Yusuf mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan dengan hikmat yang luar biasa, karena Roh Tuhan menyertainya. Ia memerintahkan rakyat Mesir mempersiapkan diri menyongsong kelaparan yang akan terjadi. Selama tahun-tahun kelimpahan ia mengumpulkan semua kelebihan dan menyimpannya untuk persediaan kelak. "Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung." (Kejadian 41:49).
Ketika kelaparan hebat terjadi 7 tahun, di Mesir ada persediaan makanan melimpah.
Friday, June 4, 2010
Thursday, June 3, 2010
MEMILIKI REKENING SORGAWI (2)
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juni 2010 -
Baca: 2 Korintus 9:6-15
"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” 2 Korintus 9:6
Memberikan persepuluhan juga salah satu cara bersyukur kepada Tuhan. Tuhan sangat menghargai dan memelihara orang-orang yang setia memberikan persepuluhan. Dia akan "...membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:10). Kata tingkap di sini berarti pintu air. BerkatNya tidak hanya menetes, tetapi melimpah atas kita. Selain itu Tuhan juga akan "...menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu,..." (Maleakhi 3:11).
2. Persembahan khusus, yaitu pemberian yang kita lakukan ketika Roh Kudus mendorong kita untuk memberi, di luar persepuluhan. Pemberian ini kita berikan kepada seseorang atau untuk suatu pelayanan. Roh Kudus akan memberitahu atau menggerakkan hati kita untuk siapa persembahan itu kita berikan. Alkitab menulis: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Seungguhnya apa yang kita berikan akan kembali pada kita juga. Tuhan membuka jalan untuk mengembalikan kemurahan kita. Persembahan khusus ini juga termasuk sedekah yaitu memberikan bantuan kepada orang-orang miskin. Ada tertulis: "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu." (Amsal 19:17). Bersedekah kepada orang miskin sama artinya memberi kepada Tuhan. "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku" (Matius 25:35-36). "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini; kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40).
Sudahkah kita menyimpan harta kita di rekening sorga?
Selagi ada waktu mari kita menabur sebanyak-banyaknya!
Baca: 2 Korintus 9:6-15
"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” 2 Korintus 9:6
Memberikan persepuluhan juga salah satu cara bersyukur kepada Tuhan. Tuhan sangat menghargai dan memelihara orang-orang yang setia memberikan persepuluhan. Dia akan "...membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:10). Kata tingkap di sini berarti pintu air. BerkatNya tidak hanya menetes, tetapi melimpah atas kita. Selain itu Tuhan juga akan "...menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu,..." (Maleakhi 3:11).
2. Persembahan khusus, yaitu pemberian yang kita lakukan ketika Roh Kudus mendorong kita untuk memberi, di luar persepuluhan. Pemberian ini kita berikan kepada seseorang atau untuk suatu pelayanan. Roh Kudus akan memberitahu atau menggerakkan hati kita untuk siapa persembahan itu kita berikan. Alkitab menulis: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Seungguhnya apa yang kita berikan akan kembali pada kita juga. Tuhan membuka jalan untuk mengembalikan kemurahan kita. Persembahan khusus ini juga termasuk sedekah yaitu memberikan bantuan kepada orang-orang miskin. Ada tertulis: "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu." (Amsal 19:17). Bersedekah kepada orang miskin sama artinya memberi kepada Tuhan. "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku" (Matius 25:35-36). "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini; kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40).
Sudahkah kita menyimpan harta kita di rekening sorga?
Selagi ada waktu mari kita menabur sebanyak-banyaknya!
Subscribe to:
Posts (Atom)