- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 April 2010 -
Baca: Galatia 5:1-15
“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah tegak dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Galatia 5:1
Setiap orang Kristen yang telah lahir baru akan mengalami kemerdekaan. “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” (2 Korintus 3:17). Kemerdekaan yang dimaksud adalah merdeka atas kuasa dosa, kutuk dan segala sesuatu yang ditimbulkan oleh dosa, karena saat kita belum dilahirkan kembali kita berada di bawah hukum dosa yang akan membawa kepada kebinasaan.
Banyak orang Kristen mengaku sudah dilahirkan kembali atau lahir baru, tetapi mereka masih terikat oleh berbagai hawa nafsu atau perbuatan-perbuatan dosa: percabulan, iri hati, dengki, dan masih terikat oleh kepercayaan nenek moyang dan adat istiadat yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Diperintahkan: “...jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Lihatlah dirimu beribadah.” (1 Timotius 4:7).
Orang yang mengalami lahir baru tidak lagi hidup dalam kegelapan (dosa), karena “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” (1 Yohanes 1:5). Sebagai anak-anak Tuhan kita ini adalah anak-anak terang. Oleh karena itu kita harus menanggalkan semua perbuatan gelap dan hidup dalam kebenaran setiap hari. Keberadaan kita di tengah-tengah dunia ini tidak mudah karena kita harus menjadi terang itu, sehingga melalui kehidupan kita nama Tuhan dipermuliakan, dan selalu ada upah bagi setiap orang yang hidup dalam kebenaran seperti tertulis: “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.” (Yesaya 32:17).
Di hari-hari akhir ini banyak orang kehilangan damai sejahtera dan tidak ada ketenangan atau pun ketenteraman. Bukan karena mereka tidak punya uang atau harta, tapi karena mereka tidak hidup dalam terang atau kebenaran Tuhan. Mereka lari ke tempat-tempat hiburan atau mengkonsumsi obat-obat terlarang tetapi tidak mendapatkan apa yang diharapkan.
Ingatlah! Kehidupan ini tidak bergantung kepada harta atau hal-hal materi saja, tetapi terutama kepada kuasa kebenaran di dalam Tuhan Yesus.
Thursday, April 29, 2010
Wednesday, April 28, 2010
SUDAHKAH KITA LAHIR BARU?
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 April 2010 -
Baca: Titus 3:1-8
“pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” Titus 3:5
Alkitab menyatakan, “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman,” (2 Timotius 1:9). Jelas bahwa keselamatan yang kita peroleh itu semata-mata karena kasih dan anugerah Tuhan yang besar atas kehidupan kita; bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Sudahkan kita lahir kembali atau lahir baru? Mungkin kita berkata, “Aku sudah lahir baru, buktinya aku rajin beribadah dan bahkan sudah terlibat dalam pelayanan.” Rajin ke gereja atau sudah melayani bukanlah suatu ukuran bahwa kita sudah dilahirkan kembali atau lahir baru. Yang menjadi ukuran bahwa seseorang mengalami kelahiran kembali apabila kehidupannya mengalami perubahan dari hari ke hari, semakin bertumbuh dalam kedewasaan rohani, dan pada saatnya menjadi serupa dengan Kristus karena ada tertulis: “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6).
Perihal lahir baru ini banyak tidak dimengerti oleh orang Kristen, seperti pula Nikodemus, “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” (Yohanes 3:4). Memang secara lahiriah orang yang sudah dilahirkan ke dalam dunia ini tidak mungkin dapat masuk ke dalam rahim ibunya untuk dilahirkan kembali. Jangankan orang yang sudah tua, seorang anak yang masih balita pun tidak dapat dilahirkan kembali. Namun yang dimaksud oleh Tuhan Yesus mengenai lahir kembali adalah roh manusianya yang harus dilahirkan kembali supaya ia dapat melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah, karena apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh (baca Yohanes 3:5-6).
Setiap orang Kristen harus benar-benar lahir baru, tidak bisa ditawar lagi!
Baca: Titus 3:1-8
“pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” Titus 3:5
Alkitab menyatakan, “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman,” (2 Timotius 1:9). Jelas bahwa keselamatan yang kita peroleh itu semata-mata karena kasih dan anugerah Tuhan yang besar atas kehidupan kita; bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Sudahkan kita lahir kembali atau lahir baru? Mungkin kita berkata, “Aku sudah lahir baru, buktinya aku rajin beribadah dan bahkan sudah terlibat dalam pelayanan.” Rajin ke gereja atau sudah melayani bukanlah suatu ukuran bahwa kita sudah dilahirkan kembali atau lahir baru. Yang menjadi ukuran bahwa seseorang mengalami kelahiran kembali apabila kehidupannya mengalami perubahan dari hari ke hari, semakin bertumbuh dalam kedewasaan rohani, dan pada saatnya menjadi serupa dengan Kristus karena ada tertulis: “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6).
Perihal lahir baru ini banyak tidak dimengerti oleh orang Kristen, seperti pula Nikodemus, “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” (Yohanes 3:4). Memang secara lahiriah orang yang sudah dilahirkan ke dalam dunia ini tidak mungkin dapat masuk ke dalam rahim ibunya untuk dilahirkan kembali. Jangankan orang yang sudah tua, seorang anak yang masih balita pun tidak dapat dilahirkan kembali. Namun yang dimaksud oleh Tuhan Yesus mengenai lahir kembali adalah roh manusianya yang harus dilahirkan kembali supaya ia dapat melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah, karena apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh (baca Yohanes 3:5-6).
Setiap orang Kristen harus benar-benar lahir baru, tidak bisa ditawar lagi!
Subscribe to:
Posts (Atom)