Tuesday, September 15, 2009

Pemberontakan dan Akibatnya

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 September 2009 -

Baca: Yesaya 1:10-20

"Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.'Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.'" Yesaya 1:20

Pada zaman dahulu sebelum negara kita merdeka bahkan sesudah merdeka seringkali terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau golongan, dengan tujuan ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan RI. Sampai saat ini pun televisi dan surat kabar sering menayangkan berita-berita pemberontakkan yang terjadi di mana-mana. Memberontak berarti tidak taat! Bukankah hal ini juga sering dilakukan oleh banyak anak Tuhan? Kita cenderung memberontak kepada Tuhan saat masalah dan kesulitan terjadi dalam kehidupan kita. Kita tidak memiliki sikap hati yang benar dalam menanggapi permasalahan yang ada.
Banyak contoh dalam Alkitab tentang orang-orang yang memberontak kepada Tuhan yang akhirnya harus menanggung akibatnya pula. Salah satunya adalah Saul. Ketika menjadi raja atas Israel Saul hidup dalam ketidaktaatan, sering memberontak kepada Tuhan. Saul memberi kesempatan bagi Iblis sehingga roh pemberontakan itu tumbuh dalam kehidupannya, sehingga ia memilih untuk tidak tunduk kepada perintah Tuhan. Samuel menegurnya dengan keras, "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah Tuhan, Allahmu, yang diperintahkanNya kepadamu; sebab sedianya Tuhan mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap." (1 Samuel 13:13-14a). Akibat memberontak kepada Tuhan kehidupan Saul berakhir dengan kehancuran.
Seberat apa pun kehidupan kita saat ini jangan pernah memberontak kepada Tuhan. Pemberontakan bukan karakter orang Kristen. Prinsip kehidupan orang Kristen adalah taat. Ketaatan bukan untuk dihindari! Tuhan akan memberikan imbalan apabila kita taat. "Jika kamu menurut dan mendengar, maka kamu akan memakn hasil baik dari negeri itu." (Yesaya 1:19). Hari ini Tuhan menghadapkan kita pada suatu pilihan: memberontak atau taat, kebahagian (berkat) atau kehancuran (malapetaka). Mari kita belajar dari kehidupan Tuhan Yesus yang tidak pernah memberontak kepada Bapa meskipun harus mengalami penderitaan, bahkan sampai mati di kayu salib.

Jadilah seorang Kristen yang taat dan jangan pernah memberontak!

Monday, September 14, 2009

Akibat Keangkuhan

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 September 2009 -

Baca: Obaja 1-7

"Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, dari sanapun Aku akan menurunkan engkau, --demikianlah firman TUHAN." Obaja 4

Nama Obaja berarti pelayan Allah. Ia mendapatkan penglihatan dari Tuhan tentang keberadaan bangsa Edom. Obaja mendengar kabar dari Tuhan bahwa Dia telah mengirim seorang utusan untuk datang ke tengah-tengah bangsa tersebut dengan tujuan untuk memeranginya. Mengapa demikian? Edom secara geografis merupakan negeri yang sangat strategis, kuat, terlindung, sehingga bangsa lain tidak mudah menyerangnya. Karena merasa 'di atas angin'  inilah bangsa Edom menjadi angkuh. Orang-rang Edom sangat membanggakan dirinya dan berpikir tak kan ada bangsa lain yang mampu menandingi dan mengalahkannya, seperti tertulis, "Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: 'Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?'" (ayat 3). Mereka lupa satu hal: "Allah menentang orang yang congkak,..." (Yakobus 4:6b).
Suatu bangsa bisa menjadi besar, kuat dan juga berlimpah dengan kekayaan alam (makmur) adalah karena campur tangan Tuhan. Bila mengandalkan kekuatan sendiri mustahil hal itu terwujud. Jadi yang berkuasa meninggikan atau mengangkat suat bansa adalah Tuhan saja. Pemazmur berkata, "tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!" (Mazmur 118:16), dan "...direndahkanNya yang satu dan ditinggikanNya yang lain." (Mazmur 75:8b).
Begitu juga kehidupan kita. Keberhasilan, karir yang menanjak, studi yang berhasil datau harta kekayaan kita adalah anugerah Tuhan saja. Tidak seharusnya kita membanggakan diri dan menjadi angkuh. Ingat! "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (Amsal 16:18). Jika bukan Tuhan tak mungkin kita dapat mempertahankan keadaan kita. Yang kita miliki hari ini belum tentu esok masih ada. Tanpa Tuhan kekayaan dan kejayaan dengan sekejap dapat lenyap.

"Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya." 1 Petrus 5:6