Tuesday, August 4, 2009

Menikmati Kesetiaan Tuhan

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Agustus 2009 -

Baca: 2 Timotius 2:8-13

"Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya"2 Timotius 2:13

Ayat di atas seringkali disalahartikan oleh banyak orang Kristen: "Enak ya menjadi orang Kristen. Kita bisa hidup seenaknya: berbuat dosa apa pun, malas baca firman, jarang ibadah dan tidak usah repot-repot terlibat dalam pelayan, toh jika kita tidak setia, Tuhan tetap setia." Ini namanya ngawur! Pernyataan tidak setia ini menunjuk kepada keberadaan kita sebagai manusia yang begitu mudah terpengaruh dan terguncang oleh situasi/keadaan, tidak stabil, mudah kecewa dan sebagainya sehingga kita cenderung gampang berubah menjadi tidak setia kepada Tuhan. Berbeda dengan Tuhan yang adalah setia sebab kesetiaannya adalah sifat Tuhan sendiri. Pemazmur berkata, i (Mazmur 89:9) sehingga "...segala sesuatu dikerjakanNya dengan kesetiaan." (Mazmur 33:4b).
Bagaimana agar kita senantiasa menikmati dan merasakan kesetiaan Tuhan?
1. Fokus kepada Yesus. Kepada Timotius, rasul Paulus berpesan agar ia senantiasa mengingat-ingat Yesus (ayat 8 dari 2 Timotius 2). Pribadi Yesus harus menjadi fokus kehidupan kita. Namun sering kita membesar-besarkan maslah, mengingat-ingat kejelekan orang lain atau kekecewaaan terhadap seseorang, bukannya mengingat-ingat Pribadi Yesus dengan segala kebesaran, kuasa, karya-karyaNya dan juga pengorbananNya. Akibatnya bertemu dengan sedikit ujian/tantangan saja kita langsung lemah, mengeluh, bersungut-sungut dan berubah tidak setia.
2. Mau menderita untuk Injil. Di sini bukan berarti orang Kristen hidupnya susah, serba kekurangan atau tertekan. Yang dimaksud adalah penderitaan karena melakukan kebenaran (ayat 9 dari 2 Timotius 2): menyalibkan daging dan harus tunduk kepada kehendak Tuhan. Ada harga yang harus kita bayar, tidak lagi bisa seenaknya hidup. Bisakah? Tidak ada istilah tidak bisa. Hanya dua pilihan: taat atau tidak. Roh Kudus pasti menolong dan memberi kekuatan bila kita senantiasa intim dengan Tuhan.

"Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak tercela." Mazmur 18:26

Monday, August 3, 2009

Ketaatan Yesus

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Agustus 2009 -

Baca: Yohanes 5:24-40

"sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku." Yohanes 5:30

Sebagaimana dibahas dalam renungan beberapa waktu yang lalu, ketaatan kepada Kritus adalah satu-satunya jalan bagi murid-muridNya untuk belajar lebih banyak tentang kebenaran. Yesus tidak menghendaki muridNya mengikuti apa yang mereka anggap tidak benar, karena tidak seorang pun mau mengikut Kristus bila mereka sendiri tidak yakin akan kebenaranNya. Yesus berkata, "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya." (Yohanes 7:16-18).
Untuk membuktikan bahwa seseorang mengasihi Tuhan adalah melalui ketaatannya. Ajaran inilah yang ditekankan Yesus kepada murid-muridNya pada malam menjelang kematianNya saat mereka berkumpul bersamaNya. Yesus berkata, "Jikalau kami mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu." (Yohanes 14:15). Perihal ketaatan ini Yesus tidak hanya bicara tetapi telah meninggalkan satu teladan hidup. Ketaatan yang mutlak kepada kehendak Bapa adalah prinsip yang menguasai seluruh kehidupan Yesus. Dalam sifat kemanusiaanNya Yesus tidak pernah menentang kehendak Bapa sehingga hidupNya dipakai Bapa sepenuhnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Bapa. Salib merupakan puncak kemenangan dari ketaatan Yesus melakukan kehendak Bapa; ketaatan total tanpa kompromi, bahkan sampai pada kematianNya.
Sebagaimana Yesus dengan segenap hidupNya melakukan kehendak Bapa, demikian pula seharusnya kita hidup taat kepadaNya. Inilah syarat yang tidak bisa ditawar sedikit pun untuk menjadi muridNya, sekalipun ini berarti kita harus meninggalkan segala sesuatu yang kita cintai, karena tanpa ketaatan hidup kita tidak dikenan Tuhan.

"MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya." Yohanes 4:34