Saturday, November 7, 2020

KETELADANAN HIDUP SEORANG PERWIRA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 November 2020

Baca:  Matius 8:5-13

"Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya:"  Matius 8:5

Alkitab mencatat bahwa setelah menyembuhkan seorang yang sakit kusta Tuhan Yesus melanjutkan tur pelayanan-Nya dan masuk ke kota Kapernaum.  Bukan hal baru Tuhan datang ke Kapernaum, sebab kota itu adalah kota terdekat dari bukit, tempat di mana Dia mengajar banyak orang.  Letak kota Kapernaum ada di pesisir danau Galilea.

     Ada yang mengejutkan ketika Tuhan Yesus berada di kota itu, yaitu seorang perwira tentara Romawi menemui-Nya dan meminta pertolongan kepada-Nya:  "...datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 'Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.'"  (Matius 8:5-6).  Inilah yang tidak biasa:  seorang perwira tentara Romawi mau datang kepada orang Yahudi untuk meminta pertolongan, padahal Romawi adalah negara yang menjajah bangsa Yahudi waktu itu.  Apalagi jabatan perwira bukanlah jabatan rendahan yaitu pemimpin pasukan yang membawahi 100 orang tentara.  Perwira tentara Romawi itu memohon pertolongan kepada Tuhan.  Kata  'memohon'  artinya meminta dengan sungguh-sungguh dan penuh harapan.  Padahal perwira itu punya reputasi dan punya hak istimewa di kerajaan Romawi, tapi ia mau datang kepada seorang Yahudi  (bangsa jajahan)  dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.  Ini menunjukkan bahwa perwira Romawi ini rela melepaskan  'atribut'  yang melekat kepadanya, mau menanggalkan  'pakaian kebesaran', dan melakukan tindakan yang tidak lazim, karena pada dasarnya tentara Romawi memiliki watak imperialisme kuat.  Kata  'imperialisme'  berasal dari kata Latin  'imperare'  yang artinya memerintah dan menguasai.

     Di zaman sekarang ini tak mudah bagi orang yang memiliki pangkat tinggi atau kaya mau menanggalkan  'atribut kebesaran'nya seperti yang diperbuat oleh perwira Romawi ini.  Kebanyakan dari mereka cenderung ingin dipuji, dihormati, dinomorsatukan.  Mereka merasa gengsi bila harus down to earth  (rendah hati).  Dengan jabatan atau kekayaan yang dimiliki, mereka pun cenderung berlaku sombong, semena-mena terhadap orang lain, dan menganggap rendah  'orang kecil'.  Apa yang dilakukan perwira tentara Romawi ini benar-benar patut dicontoh!

17 comments:

  1. Amen, Tuhan Yesus Memberkati.πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  2. Amin,Puji Tuhan,terima kasih Tuhan Yesus untuk firmanNya Bapa,Bapa beri kami kerendahan hati didalam diri kami Bapa,ampuni kami Bapa jika ada kesombongan dalam diri kami,tutup bungkus pikiran dan hati kami dengan kuat kuasa darah YesusMu Bapa,tutup bungkus keluarga kami dengan kuat kuasa darah YesusMu Bapa,terima kasih Tuhan Yesus,haleluya,amin

    ReplyDelete
  3. Sikap rendah hati seperti perwira di Kapernaum sangat Engkau senangi ya Tuhan, kiranya sifat ini dapat merubah karakter kami selama ini agar sesuai dengan kehendakMu dan menyenangkan hatiMu ya Tuhan... Biarlah hamba menjadi contoh dalam keluargaku sehingga kehidupan keluarga kami semakin Engkau berkati... Segala usaha, pekerjaan dan cita2 masa depan kami seluruhnya kami serahkan kedalam tangan pengasihanMu... Haleluya... Amin.

    ReplyDelete
  4. Tetaplah rendah hati agar selalu menyenangkan hati Tuhan.

    ReplyDelete
  5. Luar biasa memberi teladan untuk selalu dalam hidup kerendahan hati.
    Amin πŸ™πŸ˜‡

    ReplyDelete
  6. Puji TUHAN Amin πŸ™πŸ™

    ReplyDelete