Tuesday, April 21, 2020

PERCAYA DAN KERENDAHAN HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 April 2020

Baca:  Matius 9:27-31Markus 7:24-30

"'Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?' Mereka menjawab: 'Ya Tuhan, kami percaya.'"  Matius 9:28

Di tengah perjalanan tour pelayanan-Nya ada dua orang buta yang mengikuti Dia sambil berseru-seru,  "Kasihanilah kami, hai Anak Daud."  (Matius 27b).  Sekalipun sudah mendengar seruan dari kedua orang buta tersebut Kristus tak langsung bertindak, karena Ia hendak menguji kesungguhan iman mereka.  Oleh karena itu Kristus bertanya kepada mereka,  "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?"  (ayat nas).

     Sebelum Tuhan bertindak untuk menolong, Ia ingin memperoleh jawaban yang tulus dari hati, dan kedua orang buta itu pun menjawab,  "Ya Tuhan, kami percaya."  (ayat nas).  Kunci untuk menggerakkan hati Tuhan untuk bertindak menolong dan menyelesaikan persoalan yang kita alami adalah hati yang percaya!  Setelah mendengar jawaban dari dua orang buta itu barulah Tuhan menjamah mata mereka sambil berkata,  "'Jadilah kepadamu menurut imanmu.' Maka meleklah mata mereka."  (Matius 9:29-30).  Banyak orang menginginkan berkat, pertolongan dan mujizat dari Tuhan, tapi selama mereka masih mengandalkan logika, mengandalkan kepintaran dan kehebatan manusia, dan menggunakan cara-cara manusia, sulit bagi mereka untuk dapat melihat dan mengalami campur tangan Tuhan.  Selain itu punya kerendahan hati adalah kunci untuk mengalami pertolongan dan kebaikan Tuhan!  Selama kita masih merasa diri hebat, pintar, dan mampu, selama kita masih meninggikan diri, tak mungkin pertolongan kita terima!

     Seorang perempuan Sirp-Fenesia yang anaknya kerasukan setan merendahkan diri sedemikian rupa di hadapan Tuhan.  Sekalipun ia disebut  'anjing'  tak membuatnya marah atau tersinggung.  Saat ia meminta tolong Kristus berkata,  "'Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.' Tetapi perempuan itu menjawab: 'Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.'"  (Markus 7:27-28).  Perempuan itu lulus dalam ujian kerendahan hati!  "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."  (Markus 7:29).

Tanpa iman percaya dan kerendahan hati, seruan dan doa kita takkan mampu menyentuh hati Tuhan dan menggerakkan tangan-Nya untuk bertindak!

13 comments:

  1. Biarlah kami belajar untuk rendah hati & lemah lembut, punya hati yg tulus dan Iman percaya pada Tuhan, agar doa kita di jawab Tuhan, Amin.

    ReplyDelete
  2. Iman dan percaya yang diberkati Tuhan Yesus...Halleluya...Amin.

    ReplyDelete
  3. Anakmu yakin ya tuhan yesus dengan iman yang kuat sama seperti 2 orang buta yang telah engkau sembuhkan dan dengan kerendahan hati sama seperti seorang ibu yang anaknya mengalami kerasukan.
    Apabila anakmu ini melaksanakan dalam kehidupan anakmu ini hal tersebut dapat menjadi kenyataan dalam kehidupan anakmu ini.
    Amin ya tuhan yesus kristus.

    ReplyDelete
  4. Terima kasih, renungan pagi mengingatkanku untuk tetap hidup dalam kerendahan hati meskipun dalam tekanan batin yang amat berat. Sebab Tuhan Yesus pasti mendengar dan mengabulkan permohonan doa kita.
    Amin 🙏😇

    ReplyDelete
  5. Terimakasih Tuhan atas semua firmanMu

    ReplyDelete
  6. Ampunilah atas kesombongan dan pelanggaran kami ya Bapa di dalam Kristus Yesus Tuhan kita, sehingga kami peroleh kasih sayang dan berkat Tuhan di setiap perjalanan hidup dan kehidupan kami dan karenanya dalam kerendahan hati kami Bapa kuatkanlah iman percaya kami, sehingga kami tetap dalam dekapan Bapa sebagaimana adanya, sehingga kami peroleh curahan berkat Tuhan tiap2 saat..amin.🙏🙏🙏👨‍👩‍👧

    ReplyDelete
  7. Harus pervaya dulu..., dan Tuhan bertindak...

    Rendah hati..., mengakui kebesaran Tuhan, hanya Tuhan yang sanggup...

    Amin...

    ReplyDelete
  8. Memang sulit untuk percaya di tengah himpitan gumulan hidup....tapi itulah yang Tuhan kehendaki dalam hidup ini...Amin

    ReplyDelete