Friday, June 28, 2019

KUALITAS HIDUP YANG TERUJI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Juni 2019

Baca:  Mazmur 18:1-20

"Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku."  Mazmur 18:4

Jangan pernah bermimpi akan terluput dari segala macam krisis atau masalah selama kita masih hdiup di dunia ini.  Krisis atau masalah coraknya bermacam-macam, datang tanpa bisa diduga, tanpa permisi, dan sewaktu-waktu.  Yang terpenting adalah bagaimana reaksi kita dalam menyikapi masalah atau krisis yang ada.  Daud, yang hidup melekat kepada Tuhan, juga tak luput dari krisis atau masalah, namun ia telah siap sebelum krisis atau masalah menyerang, karena ia sudah  'tinggal'  di dalam firman-Nya, sehingga dalam situasi yang buruk sekalipun, dengan penuh keyakinan, ia dapat berkata,  "Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!"  (Mazmur 18:3).

     Apa yang terjadi esok tak seorang pun yang tahu!  Bisa saja hari ini semuanya tampak tenang dan wajar, sampai suatu ketika krisis datang menyerang dengan tiba-tiba, sehingga keadaan yang semula tenang berubah menjadi lautan yang bergelora.  Saat itulah orang lain akan memperhatikan bagaimana orang yang menyebut diri sebagai orang percaya itu bereaksi.  Saat itu terbukalah keadaan rohani kita yang sesungguhnya.  Respons kita terhadap krisis ini akan menyingkapkan kadar iman kita, kualitas hubungan kita dengan Tuhan.  Tentu saja dalam keadaan yang normal semua orang dapat memuji-muji Tuhan, mengucap syukur dan mengutip ayat-ayat firman Tuhan.

     Bila krisis datang melanda, sengsaralah orang yang tak hidup karib dengan Tuhan, yang baru mencari Dia kala tembok pertahanannya hampir runtuh.  Reaksi yang mula-mula timbul pastilah kepahitan hati;  dan kemudian kita marah kepada Tuhan, menyalahkan Dia, dan menganggap bahwa Dialah yang menjadi penyebabnya.  "Jalanku ditutup-Nya dengan tembok, sehingga aku tidak dapat melewatinya, dan jalan-jalanku itu dibuat-Nya gelap. Ia telah menanggalkan kemuliaanku dan merampas mahkota di kepalaku. Ia membongkar aku di semua tempat, sehingga aku lenyap, dan seperti pohon harapanku dicabut-Nya."  (Ayub 19:8-10).  Berbeda dengan orang yang kualitas imannya teruji, yang di tengah krisis melanda ia mampu berkata,  "Bangkitlah, ya TUHAN, di dalam kuasa-Mu! Kami mau menyanyikan dan memazmurkan keperkasaan-Mu."  (Mazmur 21:14).

Kualitas iman seseorang akan teruji kualitasnya saat krisis atau masalah datang!

7 comments: