Wednesday, January 16, 2019

TUHAN HADIR DALAM KEMULIAAN-NYA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Januari 2019

Baca:  2 Tawarikh 5:2-14

"'Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.' Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan,"  2 Tawarikh 5:13b

Pembicaraan tentang Tabut Tuhan tak dapat dipisahkan dari kekudusan hidup.  "Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi. Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus."  (Imamat 11:44-45).  Karena Tuhan adalah kudus maka Ia pun memerintahkan agar umat-Nya hidup dalam kekudusan.  Inilah kunci untuk mengalami lawatan dan kehadiran Tuhan di setiap peribadatan.

     Ada banyak hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang menganggap remeh kekudusan ini sehingga mereka melayani ibadah tanpa memiliki persiapan yang baik, asal-asalan, dan sembarangan.  Melayani di rumah Tuhan itu bukanlah hal kebiasaan, punya talenta, kemampuan, atau mahir tentang pengetahuan Alkitab, namun haruslah ada kekudusan sebagai harga mati!  Jika para pelayan Tuhan tidak hidup dalam kekudusan, bagaimana mungkin mereka bisa membawa jemaat bertemu Tuhan?  Tertulis:  "Lalu para imam keluar dari tempat kudus. Para imam yang ada pada waktu itu semuanya telah menguduskan diri, lepas dari giliran rombongan masing-masing."  (2 Tawarikh 5:11).  Para imam adalah orang-orang yang dipercaya untuk melayani di Bait Tuhan.

     Rasul Paulus pun menasihati,  "...supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."  (Roma 12:2).  Di dalam kekudusan itulah Tuhan akan menyatakan kemuliaan dan kuasa-Nya.  Tuhan memang Mahahadir  (Omni Present), namun belum tentu semua orang mengalami dan merasakan kehadiran-Nya secara pribadi  (Manifest Present).  Adalah tragis sekali bila kita sudah berjerih lelah melayani Tuhan dan beribadah kepada-Nya tapi tidak mengalami kehadiran Tuhan secara pribadi.  Ibadah yang kita lakukan akhirnya takkan lebih dari sekedar formalitas tanpa kita merasakan jamahan dan hadirat Tuhan.

Ibadah tanpa kekudusan hidup tak menghasilkan kuasa, karena Tuhan tidak hadir!

6 comments: