Monday, December 3, 2018

HIDUP BENAR DIANGGAP SOK SUCI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2018

Baca:  Mazmur 73:1-28

"Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi."  Mazmur 73:13-14

Manakala kita menjalani hidup dalam kesalehan, menjaga langkah agar tidak menyimpang dari kehendak Tuhan, apakah dengan sendirinya perjalanan hidup kita akan melenggang mulus?  Ternyata tidak.  Terkadang yang terjadi justru sebaliknya, ketika seseorang tampil  'beda'  dengan hidup menurut kehendak Tuhan  (hidup saleh), justru kerapkali malah menjadi bahan tertawaan atau ejekan, dipandang sebelah mata, dijauhi dan dibilang sok rohani atau sok suci.  Karena tak tahan dengan cibiran orang, tidak tahan dengan tekanan orang-orang sekitar, tidak sedikit dari kita yang menyerah dan akhirnya memilih untuk berkompromi saja dengan cara hidup dunia atau mengikuti arus yang ada.

     Sungguh, hidup saleh menjadi hal yang sulit didapati di dunia saat ini.  "...orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia."  (Mazmur 12:2), karena kebanyakan orang hidup menurut kehendaknya sendiri dan menyimpang jauh dari kebenaran.  Akibatnya kesalehan hidup mempunyai ruang gerak semakin sempit, yaitu hanya sebatas ruang gedung gereja dan pelayanan, sementara di luar dalam hidup keseharian, orang kembali kepada kehidupan lama.  Pergumulan ini juga dialami pemazmur, sampai-sampai ia berpikir bahwa sia-sia memiliki kesalehan hidup  (ayat nas)  karena ia harus mengalami tekanan setiap hari.  Timbullah rasa cemburu begitu melihat keberadaan orang fasik yang sepertinya hidup mujur.  "Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain."  (Mazmur 73:3-5).

     Benarkah?  "Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina."  (Mazmur 73:19-20).  Kemujuran orang fasik itu hanya sekejap mata, pada saatnya mereka akan menuai apa yang ditaburnya.

Apa pun situasinya biarlah kita tetap hidup dalam kebenaran, bukan karena kita sok suci, melainkan karena hidup kita telah disucikan melalui pengorbanan Kristus!

8 comments: