Wednesday, May 9, 2018

PERBUATAN BAIK: Membungkam Kepicikan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2018

Baca:  1 Petrus 2:11-17

"Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh."  1 Petrus 2:15

Banyak orang beranggapan melakukan perbuatan baik di tengah-tengah dunia yang jahat dan serba sulit seperti sekarang ini adalah sebuah kerugian besar.  Itulah sebabnya orang akan berpikir ulang 1000x ketika hendak berbuat baik.  Mereka mau melakukan perbuatan baik hanya kepada orang yang berlaku baik terhadapnya, didasari oleh hubungan timbal balik.  Jadi orang mau melakukan perbuatan baik jika hal itu mendatangkan keuntungan baginya.  "Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian."  (Lukas 6:32-33).

     Melakukan perbuatan baik itu tak mudah, terlebih-lebih berbuat baik kepada musuh.  Tapi rasul Petrus menegaskan bahwa berbuat baik adalah kehendak Tuhan yang harus ditaati.  Yang dimaksud berbuat baik  (Yunani:  agathopoieo)  adalah tindakan atau melakukan sesuatu yang menguntungkan orang lain.  Tindakan yang demikian berguna untuk membungkam kepicikan orang-orang yang bodoh  (ayat nas).  Membungkam  (Yunani:  phimao)  artinya memberangus, yaitu suatu istilah yang digunakan untuk binatang.  Lembu yang diberangus mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara keras dan tidak bisa makan.  Yang diberangus di sini adalah kepicikan yang artinya ketidaktahuan, kebodohan atau kedunguan, sekalipun kepicikan itu ada di dalam diri orang-orang yang bodoh  (menunjuk kepada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan).  

     Keberadaan orang percaya di dunia ini seperti domba di tengah serigala  (Matius10:16).  Tak mengejutkan jika kita harus mengalami perlakuan yang tidak adil, tekanan atau penindasan.  Meski begitu orang percaya justru dituntut untuk menunjukkan kualitas hidup yang berbeda:  "...janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat."  (1 Petrus 3:9).

Dengan membalas kejahatan dengan kebaikan maka perbuatan jahat mereka dibungkam!

No comments:

Post a Comment