Monday, February 5, 2018

UCAPAN KITA MENENTUKAN HIDUP KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Februari 2018

Baca:  Amsal 21:1-31

"Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran."  Amsal 21:23

Serangan yang dilancarkan Iblis terhadap orang percaya di tengah kehidupan yang penuh problematika ini adalah mengontrol lidah mereka agar selalu mengucapkan perkataan-perkataan yang negatif.  Tujuannya supaya orang percaya gagal menikmati janji Tuhan.  Hal itulah yang ditanamkan Iblis pada lidah sepuluh pengintai, supaya dengan memberikan laporan yang negatif semua orang yang mendengarnya menjadi tawar hati.

     Ada banyak orang Kristen hidup dalam kekalahan setiap hari oleh karena mereka tak mampu menahan lidahnya dari terus menggemakan ucapan-ucapan negatif yang menyatakan rasa takut, kuatir, ragu, tak bisa, tidak percaya dan mustahil.  Padahal firman Tuhan jelas menyatakan bahwa  "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."  (Amsal 18:21).  Setiapkali masalah datang, yang biasa mereka lakukan adalah bersungut-sungut dan mengeluh.  Ketika menderita sakit mereka tak berhenti mengeluhkan rasa sakit yang dialami, mengeluhkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat dan terus mengkhawatirkan hasil pemeriksaan dokter, bukannya mengucapkan perkataan iman yang membangkitkan semangat bahwa tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan, atau mengamini ayat firman Tuhan yang berkata:  "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."  (Matius 8:17), dan  "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh."  (1 Petrus 2:24b).

     Ketika mengalami masalah keuangan kita lupa bahwa Tuhan kita adalah Jehovah Jireh, kita terus mengeluhkan ketidakmampuan dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.  Imanilah apa yang rasul Paulus katakan:  "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus."  (Filipi 4:19).  Lupakah Saudara dengan kisah-kisah ini?  Elia dipelihara Tuhan di tepi sungai Kerit;  mujizat yang dialami oleh janda Sarfat;  lima roti dan dua ikan sanggup mengenyangkan lima ribu orang dan masih tersisa 12 bakul;  wanita yang menderita pendarahan selama 12 tahun menjadi sembuh, hanya dengan menjamah jumbai jubah Tuhan.

Dalam menghadapi masalah, apakah kita memperkatakan firman Tuhan yang mendatangkan berkat, ataukah perkataan negatif yang mendatangkan kesukaran?

3 comments: