Tuesday, December 26, 2017

KRISTUS DATANG UNTUK MEMBAWA PEMISAHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Desember 2017

Baca:  Matius 10:34-42

"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang."  Matius 10:34

Semua manusia, tanpa terkecuali, pasti membutuhkan kedamaian dalam hidupnya.  Adapun kata damai dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tenteram, tenang, keadaan tidak bermusuhan dan rukun.  Dengan kata lain manusia tidak mengingini adanya suatu pertikaian, permusuhan, perpecahan atau sengketa.  Bersyukur kita punya Tuhan yang bukan hanya Tuhan dengan berlimpah dengan kasih setia, bukan hanya sumber segala mujizat, tetapi Dia adalah Raja Damai, seperti tertulis:  "...namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."  (Yesaya 9:5).

     Namun pada suatu kesempatan Kristus justru membuat pernyataan yang berbeda yang sangat mengejutkan telinga semua orang:  "Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya."  (Matius 10:35-36).  Setiap orang yang memutuskan diri untuk mengikut Kristus harus siap untuk membayar harga!  Bukankah kita sering mendengar kesaksian dari saudara-saudara seiman, yang karena imannya kepada Kristus, mereka harus ditentang, dikucilkan dan bahkan tidak diakui lagi oleh keluarga besarnya?  Ada pula yang diperlakukan tidak adil di dunia pekerjaan, serta tidak sedikit dari mereka yang dijauhi oleh lingkungan.  Mengikut Kristus berarti juga kita harus mau untuk memisahkan diri dari dunia!  "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  (2 Korintus 6:17).

     Alkitab jelas menyatakan bahwa  "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya."  (Yesaya 32:17).  Artinya bahwa kebenaran dan kedamaian adalah dua hal yang saling berkaitan dan tak terpisahkan.  Untuk mengalami kedamaian yang sejati kita harus  'tinggal'  di dalam Kristus, yang adalah Raja Damai dan kebenaran itu sendiri;  dan itu butuh ketegasan dan sikap tidk mengenal kompromi!

Ada harga yang harus dibayar sebagai pengikut Kristus, siapkah kita?

No comments:

Post a Comment