Friday, November 10, 2017

IMAN YANG DIBATASI OLEH SITUASI (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 November 2017

Baca:  Yohanes 11:1-44

"Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."  Yohanes 11:21

Ketika saudaranya  (Lazarus)  sedang sakit, Marta dan Maria mengirim kabar kepada Tuhan Yesus dan mengundang-Nya untuk segera ke Betania, tempat di mana mereka tinggal, supaya Ia menyembuhkannya.  Berkatalah Tuhan Yesus kepada mereka,  "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."  (Yohanes 11:4).  Karena itu  "...setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia (Tuhan Yesus) sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;"  (Yohanes 11:4).

     Selanjutnya, apa yang terjadi?  Lazarus meninggal.  Ketika mendengar kabar itu Tuhan Yesus justru berkata,  "...tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya."  (Yohanes 11:15).  Pernyataan Tuhan Yesus ini tak mudah dimengerti!  Kesengajaan-Nya menunda kedatangan-Nya ke Betania seolah-olah menjadi penyebab kematian Lazarus.  Andaikan saja Tuhan Yesus segera datang pastilah ini tidak akan terjadi.  Itulah yang timbul dalam pemikiran Marta, tersirat dari pernyataannya:  "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."  (ayat nas).  Namun adakalanya Tuhan ijinkan masalah atau situasi sulit terjadi dengan tujuan kita belajar percaya.  Jika iman percaya kita terbatas pada apa yang terlihat, dan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi, kita takkan mampu menyelami rencana dan jalan Tuhan, dan kematian Lazarus akan berarti berakhir pula iman Marta.

     Iman yang dipengaruhi situasi adalah iman yang mati, itu sama artinya dengan ketidakpercayaan.  Seperti orang-orang di Nazaret, meski tahu dan melihat bahwa Tuhan Yesus sanggup mengadakan mujizat, tapi mereka tak mau percaya, hanya karena memandang Dia, tak lebih dari anak tukang kayu.  "'Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?' Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ."  (Matius 13:55, 56, 58).

Hidup anak-anak Tuhan seharusnya adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat  (baca  2 Korintus 5:7).

No comments:

Post a Comment