Monday, October 9, 2017

PERABOT MULIA ATAU PERABOT BIASA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Oktober 2017

Baca:  2 Timotius 2:20-26

"Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia."  2 Timotius 2:20

Sesungguhnya Tuhan memiliki rencana besar bagi setiap orang percaya, karena itu kita perlu diproses, dibentuk dan dipersiapkan Tuhan terlebih dahulu supaya kita benar-benar layak untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik, yang telah dipersiapkan-Nya.  Namun banyak orang Kristen yang berkilah:  "Tak mungkin aku dapat menjadi alat-Nya Tuhan untuk tujuan yang mulia, karena aku orang biasa dan tak punya kemampuan apa-apa."

     Alkitab menyatakan bahwa di dalam rumah yang besar, terdapat dua jenis perabot:  1.  Perabot dari emas dan perak untuk maksud yang mulia.  2.  Perabot dari kayu dan tanah untuk maksud yang kurang mulia.  Apakah kita masuk dalam jenis perabot yang mulia atau yang biasa saja bukan ditentukan oleh latar belakang pendidikan, status sosial, warna kulit atau embel-embel lainnya, tapi sangat ditentukan oleh keputusan dan pilihan hidup kita.  "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia."  (2 Timotius 2:21).  Untuk menjadi perabot Tuhan untuk maksud yang mulia, dikuduskan, dan dipandang layak mengerjakan pekerjaan mulia, ada harga yang harus dibayar yaitu kita harus mau menyalibkan kedagingan kita, mau memisahkan diri dari hal-hal yang jahat, cemar dan najis.

     Mana yang Saudara pilih?  Tidak sedikit orang Kristen memilih untuk melakukan pekerjaan  'biasa'  bagi Tuhan dan merasa puas menjadi perabot untuk maksud yang kurang mulia.  Alasan utamanya adalah mereka tidak mau membayar harga!  Hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai tekad yang kuat untuk memisahkan diri dari  'dunia'  dan lebih menuruti keinginan dagingnya.  Mereka enggan keluar dari comfort zone dan tidak bersedia berpaling dari jalan duniawi untuk berjalan terus dengan Tuhan.  Sampai kapan kita seperti itu?  Ingat!  Hari kedatangan Tuhan sudah sangat dekat!  Mari kita pergunakan waktu-waktu yang sisa ini untuk bersungguh-sungguh di dalam Tuhan, memaksimalkan setiap potensi dan karunia yang ada dan melakukan yang terbaik bagi-Nya.

Tanpa mau membayar harga, kita tidak akan pernah menjadi perabot yang mulia!

No comments:

Post a Comment