Thursday, October 26, 2017

ONESIMUS: Hati yang Mau Dibentuk (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Oktober 2017

Baca:  Filemon 1:8-22

"--dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku."  Filemon 1:11

Nama Filemon dalam bahasa Yunani berarti penuh kasih.  Filemon adalah seorang warga kota Kolose yang disebut dalam Perjanjian Baru.  Di kota Kolose ini Filemon merupakan orang yang sangat terkemuka dan memiliki banyak budak.  Salah satu budak yang bekerja di rumah Filemon adalah Onesimus.  Adapun nama Onesimus memiliki arti:  berguna atau berfaedah.  Namun hubungan antara Filemon dengan Onesimus sempat kurang baik karena Onesimus pergi melarikan diri dari Kolose dan membawa harta milik tuannya itu.  Tentu saja tindakan Onesimus itu sangat merugikan Filemon, sang tuan.

     Bukan hal yang kebetulan jika dalam masa pelariannya itu Onesimus bertemu dengan rasul Paulus di dalam penjara.  Melalui pelayanan Paulus ini akhirnya Onesimus menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan kehidupan Onesimus pun mengalami perubahan 180 derajat.  Perjumpaannya dengan Paulus benar-benar  menjadi titik balik dari kehidupan Onesimus.  Sejak saat itu rasul Paulus menyebut dia sebagai anak  (ayat 10)  dan buah hati  (ayat 12).  Walaupun demikian rasul Paulus tidak dengan serta merta menahan Onesimus untuk kepentingannya sendiri, sebaliknya ia menyuruh Onesimus untuk kembali pulang kepada Filemon, tuannya.  "Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,"  (ayat 13-15).

     Melalui suratnya rasul Paulus meminta dengan sangat kepada Filemon agar bersedia untuk memaafkan segala kesalahan yang telah diperbuat Onesimus di masa lalu dan mau menerimanya kembali, namun  "...bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih,"  (ayat 16).  Bahkan Paulus yang telah membujuk Onesimus untuk kembali kepada tuannya itu bertujuan supaya stigma negatif yang terlanjur melekat kepadanya dapat dipulihkan kembali, dan tuannya pun dapat melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ia sudah berubah.

No comments:

Post a Comment