Saturday, September 9, 2017

JANGAN MENJADI BATU SANDUNGAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 September 2017

Baca:  2 Timotius 2:14-26

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu."  2 Timotius 2:15

Semua orang percaya tanpa terkecuali memiliki tanggung jawab sebagai pekerja-pekerja Tuhan.  Yang disebut pekerja Tuhan bukan hanya mereka yang mempunyai jabatan resmi di gereja, semisal pendeta, gembala sidang, diaken, atau yang sudah terlibat dalam pelayanan mimbar, akan tetapi semua orang yang mengaku diri sebagai orang percaya atau pengikut Kristus.

     Rasul Paulus mengatakan bahwa tugas utama seorang pekerja Kristus adalah memberitakan kebenaran.  Karena kita adalah pemberita kebenaran maka kita pun tidak boleh main-main dengan kekristenan kita.  Adalah mutlak bagi seorang pekerja Tuhan untuk memiliki sifat Ilahi, yaitu hidup yang mencerminkan Kristus.  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).  Rasul Paulus meminta kepada Timotius untuk memperingatkan semua orang percaya:  "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."  (2 Timotius 2:19).  Tetapi banyak dijumpai orang Kristen yang, justru, bukan teladan baik yang ditunjukkan, sebaliknya malah menjadi batu sandungan bagi orang lain;  sering terjadi pertengkaran, percekcokan, perselisihan, fitnah, gosip dan saling menjatuhkan satu sama lain di antara jemaat dalam satu lingkup gereja;  dan yang lebih menyedihkan Roh Kudus ialah terjadi persaingan yang tidak sehat antar denominasi gereja sehingga gereja menjadi terpecah-pecah atau membentuk kubu-kubu.

     Rasul Paulus mengingatkan bahwa seorang pekerja Tuhan harus mampu mengekang lidahnya,  "...agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya... hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan."  (2 Timotius 2:14, 16).  Kalau hidup kita sendiri tidak mampu menjadi kesaksian yang baik, bagaimana kita bisa melayani jiwa-jiwa dan memberitakan kebenaran kepada orang lain?

Jika seseorang menyucikan diri dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia  (baca  2 Timotius 2:21).

No comments:

Post a Comment