Monday, August 28, 2017

PENGUASAAN DIRI PERLU DILATIH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Agustus 2017

Baca:  Titus 2:1-10

"Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal..."  Titus 2:6

Sebagian orang Kristen merasa bangga dan menganggap diri kuat secara rohani jika telah melayani pekerjaan Tuhan atau terlibat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan kerohanian gereja.  Namun masih sering kita dengar dan lihat dengan mata kepala sendiri banyak di antara mereka yang jatuh dalam dosa, sekalipun sudah melayani di atas mimbar.  Ada yang terlibat dalam pertikaian keluarga karena urusan warisan, saling berselisih dengan sesama hamba Tuhan dan saling menjatuhkan, ada pula yang jatuh dalam dosa meski dilakukan secara sembunyi-sembunyi!  Hendaklah kita pahami bahwa menjadi percaya pada Tuhan Yesus tidak secara otomatis menjadikan kita ini kebal terhadap segala macam godaan dari si jahat, sebab  "...si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Petrus 5:8).  Oleh karena itu kita harus senantiasa berjaga-jaga dalam berdoa supaya kita tidak jatuh!

     Keberadaan kita sebagai jemaat awam, terlebih-lebih bagi kita yang sudah masuk dalam dunia pelayanan, mengharuskan kita memiliki kehidupan yang berbeda dengan orang-orang di luar Tuhan.  Siapa pun yang mempercayakan hidup kepada Tuhan Yesus wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup  (baca  1 Yohanes 2:6), sehingga keberadaannya mampu menjadi teladan...  "dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,"  (Titus 2:7).

     Demikian pula untuk dapat menjadi teladan, kita memerlukan latihan dalam hal penguasaan diri.  "Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."  (1 Korintus 9:27).  Melatih tubuh dan menguasai seluruhnya berarti berjuang untuk dapat menguasai diri dari belenggu keinginan-keinginan dagingnya yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, supaya ia tidak ditolak oleh Tuhan.  Bagaimana mungkin kita bisa menjadi teladan dan mampu memenangkan jiwa bagi Tuhan, bila kita sendiri masih belum memiliki penguasaan diri terhadap keinginan-keinginan daging?

Ada harga yang harus dibayar untuk menjadi berkat dan teladan yang baik!

2 comments:

  1. Trima kasih atas renugnannya.Tuhan Yesus memberkati.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih renungannya, Tuhan membrrkati.

    ReplyDelete