Sunday, June 11, 2017

JANGAN BIMBANG TERHADAP JANJI TUHAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Juni 2017

Baca:  Roma 4:1-25

"Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,"  Roma 4:20

Kebimbangan adalah salah satu panah yang Iblis lepaskan ke arah setiap orang percaya selain ketakutan, kekuatiran dan sebagainya.  Iblis mau supaya manusia tidak lagi percaya dan beriman kepada Tuhan dan firman-Nya, melainkan percaya kepada dustanya.  Jelas sekali bahwa kebimbangan adalah musuh dari iman.  Selama kebimbangan menguasai hati dan pikiran seseorang mustahil ia mempercayai janji Tuhan yang tertulis di Alkitab.  Secara fisik mungkin saja seseorang berada di ruang ibadah dan mendengarkan firman Tuhan, tetapi sesungguhnya firman tersebut tidak lagi mendapat tempat di hati dan pikirannya.

     Secara manusia Abraham punya alasan menjadi bimbang ketika Tuhan berkata,  "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,..."  (Kejadian 12:2), dan  "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya... Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."  (Kejadian 15:5), sebab ketika mendengar janji Tuhan tersebut usianya tidak lagi muda alias sudah tua, dan isterinya  (Sara)  juga sudah menopause, yang secara ilmu kedokteran sudah mustahil untuk memiliki keturunan.  Bagaimana respons Abraham ketika mendengar hal itu?  "...percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."  (Kejadian 15:6).  Bahkan Sara sempat tertawa ketika mendengar janji Tuhan tentang hal itu, tetapi pada akhirnya mereka melihat janji Tuhan tersebut digenapi.  "Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya."  (Kejadian 21:2).

     Penantian yang dijalani Abraham bukanlah penantian yang singkat, namun butuh waktu yang cukup lama.  Kita tahu bahwa menanti adalah pekerjaan yang sangat membosankan!  Belum lagi kondisi fisiknya yang sudah menua dan melemah.  Sesungguhnya Abraham punya alasan untuk berhenti berharap, namun ia tetap memegang teguh janji Tuhan dan percaya Tuhan sanggup melakukan segala perkara dan tidak ada rencana-Nya yang gagal  (baca  Ayub 42:2), termasuk dalam hal memberi keturunan.

"Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?"  Kejadian 18:14a

2 comments:

  1. Amin iya janji Tuhan Ya Dan Amin bagi Tuhan tak Ada yg mustahil walaupun harus melewati penantian tapi aku percaya Tuhan jawab setiap seru doaku.

    ReplyDelete