Tuesday, May 2, 2017

TUHAN MENINGGALKAN KITA KETIKA... (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Mei 2017

Baca:  Mazmur 22:1-32

"Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku."  Mazmur 22:2

Ketika berada dalam masalah atau situasi sulit yang sepertinya tidak ada jalan keluar, saat itulah kita merasa sendiri, Tuhan serasa jauh, dan kita pun beranggapan bahwa Tuhan tidak lagi memperdulikan kita.  Dalam situasi ini kita juga berpikir bahwa Tuhan diam seribu basa dan tidak melakukan sesuatu apa pun untuk kita.  Akhirnya kita berubah sikap:  berputus asa, mengeluh, hilang harapan, dan arah pandang kita tidak lagi tertuju kepada Tuhan, melainkan kepada masalah dan situasi yang ada.  Kita mulai memutar otak mencari cara bagaimana bisa melepaskan diri dari jerat masalah dengan menggunakan kekuatan sendiri dan berusaha untuk mencari pertolongan kepada sumber yang lain.

     Benarkah Tuhan meninggalkan kita dan tidak berbuat sesuatu apa pun untuk kita?  Di segala situasi sesungguhnya Tuhan tetaplah Pribadi yang mengasihi dan memperhatikan, sebagaimana yang Ia janjikan,  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  (Ibrani 13:5b).  Kita menganggap Tuhan tidak melakukan sesuatu karena kita kurang memahami cara dan jalan Tuhan yang memang tidak seperti yang kita pikirkan, sebab  "...rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:8).

     Bila Tuhan sepertinya berada di tempat yang teramat jauh dan meninggalkan kita tentunya Ia punya alasan.  1.  Tuhan meninggalkan ketika kita merasa tidak membutuhkan Tuhan.  Banyak orang merasa tidak lagi membutuhkan Tuhan karena hatinya melekat kepada harta dan uang.  Mereka berpikir dengan harta dan uang yang dimiliki mereka bisa melakukan apa saja tanpa campur tangan Tuhan.  Akhirnya harta dan uang menjadi sandaran hidup, padahal harta dan uang sama sekali tak bisa menolong dan menyelamatkan.  Rasul Paulus berpesan,  "Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati."  (1 Timotius 6:17).  (Bersambung)

No comments:

Post a Comment