Friday, April 21, 2017

KELEDAI: Lambang Kerendahan Hati

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 April 2017

Baca:  Matius 21:1-11

"Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: 'Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!'"  Matius 21:9

Keledai memiliki nama latin Equus africanus asinus dan termasuk keluarga Equidae atau kuda, tubuhnya lebih kecil, serta bertelinga agak panjang.  Meski kecil keledai memiliki tenaga yang cukup kuat dengan pergerakan kaki yang cukup lincah, tapi berperangai agak bengal.  Hal ini mungkin disebabkan oleh instingnya untuk melindungi diri yang sangat kuat;  namun begitu manusia sudah berhasil menaklukkannya maka si keledai akan gampang menurut.  Ukuran tubuh keledai sangat bervariasi tergantung jenisnya, dengan tinggi berkisar antara 79 cm hingga 160 cm.  Usia harapan hidup keledai pekerja di negara berkembang sekitar 12 hingga 15 tahun, namun keledai yang hidup di negara maju dapat hidup hingga usia 30 bahkan 50 tahun.

     Penggunaan keledai sebagai hewan tunggangan atau pengangkut beban sudah lazim di kalangan bangsa Israel, di mana para penggembara miskinlah yang lebih lazim menunggang keledai.  Karena itu keledai terkesan sebagai sarana angkutan bagi rakyat kalangan bawah.  Namun nabi Zakharia telah menubuatkan bahwa kedatangan Sang Mesias justru dengan mengendarai seekor keledai:  "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."  (Zakharia 9:9).  Ini sangat kontras sekali dengan pemimpin-pemimpin atau raja-raja dunia yang kebanyakan menunggang kuda perang sehingga menimbulkan kesan mewah, megah, gagah dan berkuasa.  Tatkala memasuki kota Yerusalem Tuhan Yesus justru datang dengan mengendarai seekor keledai betina yang muda, jauh dari kesan megah dan mewah.  Ini semakin menegaskan tentang prinsip kerendahan hati dan wujud kepedulian Kristus terhadap umat kalangan bawah.

     Yesus Kristus rela meninggalkan kemuliaan sorgawi untuk datang ke dunia dengan satu misi yaitu membawa damai dan menyelamatkan orang-orang berdosa.

"...belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."  Matius 11:29

9 comments: