Friday, November 25, 2016

KERENDAHAN HATI DAN IMAN: Menggerakkan Hati Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 November 2016 

Baca:  Lukas 7:1-10

"Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"  Lukas 7:9

Seorang hamba yang setia melakukan tugas dan dapat dipercaya pasti sangat dikasihi, sebab  "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;"  (Amsal 19:22).

     Dalam bacaan di atas, begitu tahu hambanya sedang sakit tuannya pun menunjukkan perhatiannya dan berusaha mencari jalan untuk kesembuhannya.  Ketika mendengar bahwa Tuhan Yesus berada di Kapernaum perwira itu menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi untuk memberitahukan hal itu kepada Tuhan dan meminta-Nya datang menyembuhkan hambanya itu.  Yesus pun menyatakan kesediaan-Nya.  Tetapi perwira itu menganggap diri tidak layak dikunjungi oleh-Nya:  "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu."  (Lukas 7:6-7).  Pernyataan ini menunjukkan bahwa perwira itu memiliki kerendahan hati.  Meskipun sebenarnya ia adalah orang yang berpangkat atau terpandang tapi ia tidak memegahkan diri.  Kerendahan hati adalah modal penting untuk menghadap Tuhan, sebab Tuhan mengasihi orang-orang yang punya kerendahan hati.  "...orang yang rendah hati dikasihani-Nya."  (Amsal 3:34), dan menentang orang-orang yang congkak.  "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."  (Yakobus 4:6).  Ada kalimat bijak mengatakan,  "Kerendahan hati dapat membuat seseorang terlihat istimewa di mata orang lain."  Perwira itu juga memiliki iman yang luar biasa.  "Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh."  (Lukas 7:7b).

     Sikap perwira ini sungguh jauh berbeda bila dibandingkan dengan Naaman yang merasa diri sebagai orang  'penting'  yang berharap supaya abdi Tuhan datang kepadanya dan melakukan seperti yang diharapkan  (baca  2 Raja-Raja 5:11).  Tanpa harus menumpangkan tangan kepada hambanya, perwira dari Kapernaum itu sangat percaya Yesus sanggup menyembuhkan sakit yang diderita hambanya itu.  Iman perwira Romawi itu melampaui iman yang Tuhan Yesus lihat di kalangan orang-orang Yahudi sendiri.

Ingin mengalami pemulihan dan kesembuhan?  Milikilah kerendahan hati dan iman yang hidup seperti yang dimiliki oleh perwira Romawi itu.

3 comments:

  1. Sembuh atau tidak suatu penyakit dlm tubuh kita bukan selalu bergantung pada iman kerendahan hati. Kisah dalam ayat ini adalah berkonteks pada masalah yg dialami oleh perwira Romawi.tidak bisa serta merta kalo kita semua rendah hati maka penyakit kita smua juga akan sembuh. Harus mentafsirkan ayat firman Tuhan secara hati2. Trims

    ReplyDelete
  2. Terkadang Dia dng sengaja memberi penyakit. Contohnya Ayub...apa dia kurang beriman dan rendah hati ? Jadi kalau kita kena penyakit tetap sabar dan tanya ke Dia "apa yg Kau inginkan atas hal ini?". Kalau ini adalah kehendakNya minta kekuatan utk menjalaninya.

    ReplyDelete
  3. Adanya keyakinan dan kerendahan hati sang Perwira utk menyerahkan perkara tsb kpd Tuhan Yesus

    ReplyDelete